Zuckerberg Ramal Facebook Bisa Digunakan melalui Telepati

Sabtu, 04 Juli 2015 - 10:19 WIB
Zuckerberg Ramal Facebook Bisa Digunakan melalui Telepati
Zuckerberg Ramal Facebook Bisa Digunakan melalui Telepati
A A A
HAMILTON - CEO Facebook Mark Zuckerberg meramalkan orang-orang ke depan dapat berbagi pengalaman secara langsung dalam teknologi tidak melalui perantara komunikasi. Pengguna Facebook bisa langsung berhubungan melalui telepati.

Dilansir dari The Spec, Sabtu (4/7/2015), dalam sesi tanya-jawab dengan pengguna situs, pria berusia 31 tahun ini mengatakan, dirinya membayangkan sebuah dunia di mana orang - mungkin pengguna Facebook - tidak perlu perantara komunikasi. Sebaliknya, mereka akan berkomunikasi dari otak ke otak, menggunakan telepati.

"Suatu hari, saya percaya kita akan dapat mengirimkan penuh, pengalaman yang kaya satu sama lain secara langsung menggunakan teknologi," tulis Zuckerberg, menanggapi pertanyaan tentang apa langkah Facebook berikutnya.

"Anda hanya akan dapat memikirkan sesuatu dan teman-teman Anda akan segera dapat mengalaminya juga," tambahnya.

Untuk memahami bagaimana visi Zuckerberg bekerja, Anda harus memahami bagaimana otak bekerja. Singkatnya, sistem saraf Anda terdiri dari sel yang disebut neuron, yang berkomunikasi satu sama lain dengan sinyal menggunakan bahan kimia yang disebut neurotransmitter. Ketika neuron menerima salah satu sinyal, itu menghasilkan lonjakan listrik kecil. Jutaan sinyal-sinyal ini diperlukan untuk semua otak Anda - tidak perlu mengklik mouse Anda, membaca teks, mengingat sarapan - otak Anda akan mengirimkan titik-titik energi listrik sepanjang waktu.

Para ilmuwan dapat mengukur dan memetakan aktivitas listrik ini menggunakan teknologi yang sudah ada, seperti EEG dan mesin fMRI. Setelah mereka memiliki peta yang cukup, mereka bisa mulai membacanya - titik yang ahli saraf dan peneliti sekarang telah mendekati penemuannya.

Teknologi yang dibayangkan Zuckerberg adalah jalan dua arah. Bagaimana orang tidak hanya bisa "membaca" pikiran, tetapi juga mengirim pola sinyal listrik pada kepala orang lain. Ini menjadi tantangan para ilmuwan.

Jika mimpi ini menjadi kenyataan, bagaimana Anda akan mengontrol siapa yang "berbicara" dengan Anda? Bagaimana menghentikan kiriman seseorang yang mengganggu pikiran Anda, atau ada aksi "hacking" di otak Anda? Tidak ada jawaban pasti atas pertanyaan-pertanyaan tersebut (Seperti terlontar dalam makalah akademis tentang etika teknologi dari otak ke otak, yang diterbitkan pada 2014). Pengembangan ilmu ini masih menjadi pro dan kontra.

Baca: Mark Zuckerberg Ingin Penduduk Indonesia Melek Internet
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.8141 seconds (0.1#10.140)