Lexus Masih Banyak Peminat Meski Pasar Automotif Lesu

Jum'at, 15 Januari 2016 - 16:37 WIB
Lexus Masih Banyak Peminat Meski Pasar Automotif Lesu
Lexus Masih Banyak Peminat Meski Pasar Automotif Lesu
A A A
JAKARTA - Melemahnya angka penjualan di pasar automotif nasional tahun kemarin, prinsipal mobil mewah Lexus Indonesia mencapai angka penjualan sebesar 648 unit. Angka ini naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat 617 unit.

Sejumlah model baru di segmen SUV (Sport Utility Vehicle) yaitu NX dan RX yang dihadirkan pada 2015, mendapat respon positif pelanggan sehingga mampu mendongkrak penjualan.

"Meski pasar automotif nasional mengalami penurunan selama 2015, Lexus Indonesia berhasil mencatatkan kenaikan penjualan dibandingkan 2014. Faktor penting dari pencapaian tersebut dikarenakan adanya dukungan dari pelanggan setia Lexus di Tanah Air," kata General Manager Lexus Indonesia, Adrian Tirtadjaja, Jumat (15/1/2015).

Lexus sukses memposisikan dirinya sebagai salah satu brand mobil mewah yang diperhitungkan di Indonesia saat ini. Keberhasilan merespon keinginan pasar akan kehadiran mobil premium yang mampu memenuhi hasrat berkendara secara maksimal, membuat Lexus menjadi salah satu pemain kunci segmen luxury car di dunia.

Adrian mengatakan, permintaan pelanggan sepanjang 2015 sebetulnya sangat tinggi, namun karena adanya keterbatasan supply pada semester I/2015, maka tidak semuanya yang dapat terpenuhi.

“Kami menyampaikan apresiasi kepada para pelanggan atas kesabarannya dalam menanti kehadiran unit yang telah dipesan. Kami harapkan, performa dan kenyamanan paripurna dari Lexus dapat membayar masa penantian yang telah dilalui.” ujarnya.

Kendati baru diluncurkan di Indonesia pada pertengahan 2015 lalu, Lexus RX sebagai SUV medium & Lexus NX sebagai SUV compact mendapatkan antusiasme yang sangat tinggi dari pasar. Lexus NX pun langsung meraih predikat Market Leader nemer satu di kelasnya.

"Hingga saat ini, masyarakat masih harus menunggu beberapa bulan untuk mendapatkan Lexus tipe NX dan RX. Hal ini disebabkan karena global demand yang belum sesuai dengan kenaikan produksi di Jepang," tuturnya.
(dol)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8529 seconds (0.1#10.140)