Motor 250 cc dan Jumbo Tidak Cocok untuk Jakarta

Sabtu, 23 Juli 2016 - 14:51 WIB
Motor 250 cc dan Jumbo Tidak Cocok untuk Jakarta
Motor 250 cc dan Jumbo Tidak Cocok untuk Jakarta
A A A
JAKARTA - Indonesia saat ini sedang digempur motor-motor berbodi jumbo (besar) dan mesin berkapasitas besar antara 150 hingga 250 cc bahkan lebih. Untuk urusan desain dan tenaga sudah tak diragukan, namun perlu diketahui motor dengan bodi dan tenaga besar sangat tidak cocok untuk daerah-daerah macet dan padat kendaraan seperti Jakarta.

Industri-industri sepeda motor kini berlomba-lomba membuat inovasi dengan membuat motor berukuran jumbo dengan mesin besar. Terbukti dengan banyaknya motor bermesin besar wara-wiri di jalan. Mulai dari Yamaha mengeluarkan MT-25, Xabre, R25 dan Skutik N Max. Sedangkan dari Honda, New CBR 250 RR yang bakal segera launcing dan Skutik PCX. Kawasaki bahkan dari awal gencar memainkan kelas 250 cc keatas dan Suzuki dengan Suzuki GSX-R250 nya.

Selain terkesan mewah dan gagah tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa motor-motor ini tidak cocok digunakan sehari-hari, terutama bila ingin menerabas kemacetan. Bentuk yang besar serta stang yang lebar membuatnya sulit bermanuver di kemacetan.

Yamaha NMAX misalnya dengan ukuran panjang 1.955 mm, lebar 740 mm, dan tinggi 1.115 mm, membuat seseorang dengan tinggi sekira 180an cm cukup nyaman berada di belakang kemudi, meskipun kaki akan sedikit jinjit jika dalam kondisi diam.

Dan untuk meliuk-liuk ngebelah kemacetan seperti Jakarta dapat dipastikan membuat pengedaranya sulit untuk bermanuver.

Sedangkan, Honda PCX PCX memiliki panjang 1.931 mm, lebar 737 mm, dan tinggi 1.103 mm beda tipis dengan Yamaha NMAX motor ini pun dapat dipastikan sulit ngebelah kemacetan Jakarta. Dua motor untuk ukurab berat kosong terbilang berat Honda PCX150 memiliki berat kosong 131 kg, lebih berat 5 kg dari Yamaha NMAX yang hanya 127 kg.

Dan untuk jenis motor sport bermesin 250 cc keatas dapat dipastikan tak dapat meliuk-liuk indah di area macet karena besarnya bodi dan jarak sumbu roda. Sehingga tenaga motor tak bisa dioprasikan secara maksimal karena harus sibuk menurunkan gas dan mengover gigi rendah. Dan tentunya motor bermesin besar sudah dipastikan akan menyedot BBM dengan deras alias boros.

Seperti diketahui, Jumlah motor dan mobil di Jakarta meningkat sebesar 12 persen tiap tahunnya. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, jumlah kendaraan bermotor di Jakarta dan sekitarnya bertambah sebanyak 5.500 hingga 6.000 unit kendaraan per hari.

Jumlah tersebut didominasi oleh pertambahan sepeda motor yang mencapai 4.000 hingga 4.500 per hari. Sedangkan kendaraan roda empat mengalami pertumbuhan sebanyak 1.600 unit per hari.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7680 seconds (0.1#10.140)