Taksi Tanpa Sopir Sudah Beroperasi di Singapura

Jum'at, 26 Agustus 2016 - 11:30 WIB
Taksi Tanpa Sopir Sudah Beroperasi di Singapura
Taksi Tanpa Sopir Sudah Beroperasi di Singapura
A A A
SINGAPURA - Sebuah langkah baru dalam dunia transportasi umum yaitu dengan memanfaatkan teknologi self-driving. Yang menjadi negara pertama adalah Singapura, dimana armada taksi self-driving atau taksi yang bisa mengemudi sendiri sudah mulai beroperasi.

Taksi ini bernama nuTonomy yang mulai beroperasi menjemput penumpang di Singapura pada Kamis (25/8) kemarin, seperti dilansir dari BBC. Mobil tanpa supir atau self-driving menjadi tren yang diincar banyak perusahaan automotif dan teknologi.

Selama masa percobaan, penumpang tidak dipungut biaya. Penumpang tak perlu khawatir dalam masa uji coba mobil tidak benar-benar beroperasi sendiri karena masih ada supir yang berjaga-jaga jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Taksi nuTonomy merupakan startup asal Amerika Serikat yang mengembangkan software untuk mobil tanpa sopir. Perusahaan yang berdiri sejak 2013 lalu kini memiliki kantor cabang yang berada di Singapura. Rencannya taksi nuTonomy akan benar-benar beroperasi tanpa awak pada 2018 mendatang.

Sebelum melakukan uji coba ini, perusahaan telah mendapat ijin dari pemerintah Singapura terkait penerapan sistem mobil tanpa awak. Mobil yang digunakan pada taksi nuTonomy adalah mobil kecil dari Renault dan kendaraan elektrik dari Mitsubishi yang dilengkapi dengan software dan kamera dari nuTonomy.

Untuk tahap awal digunakan enam armada yang masing-masing memiliki sistem pengawasan secara keseluruhan dengan laser yang beroperasi layaknya radar untuk memantau area sekitar mobil. Terpasang beberapa kamera yang dihubungkan dengan software nuTonomy.

Sementara taksi tersebut hanya beroperasi di wilayah seluas 4 km persegi, di mana lokasi penjemputan dan penurunan penumpang telah ditetapkan sebelumnya, jadi para penumpang tidak bisa naik dan turun sembarangan.

Alasan mengapa nuTonomy memilih menerapkan sistem self-driving di negeri Singa itu karena di sana merupakan “surganya” taksi. Karena dinegara ini untuk memiliki kendaraan pribadi seperti mobil sangat mahal. Masyarakatnya lebih suka menggunakan kendaraan umum, karena lebih murah dibanding pakai kendaraan pribadi. Selain itu Singapura lalu lintas seluruh kota teratur, resiko penerapan self-driving tak terlalu tinggi.
(dol)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.3320 seconds (0.1#10.140)