Begini Metode Dakwah Para Nabi, Dimulai dari Kerabat

Rabu, 09 Agustus 2023 - 17:22 WIB
loading...
Begini Metode Dakwah Para Nabi, Dimulai dari Kerabat
Ibrahim sadar bahwa apabila ia herhasil meraih Azar ke pihaknya maka ia akan merebut benteng terkuat dari para penyembah berhala. Ilustrasi: Ist
A A A
Ulama fikih, ushul, tafsir dan ilmu kalam, Ja'far Subhani mengatakan sejarah para nabi menunjukkan bahwa mereka memulai program reformasi dengan mengundang para anggota keluarga mereka kepada jalan yang benar, kemudian mereka memperluas dakwah itu kepada orang lain. Ini pulalah yang dilakukan Nabi Muhammad segera setelah beliau ditunjuk sebagai nabi.

Pertama-tama beliau mengajak kaumnya sendiri kepada Islam, dan meletakkan fondasi dakwahnya pada reformasi mereka, sesuai dengan perintah Allah, "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat." ( QS asy-Syu'ara' , 26 : 2l3)

"Ibrahim juga mengambil metode yang sama," ujarnya dalam bukunya berjudul "Ar-Risalah, Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW" (PT Lentera Basritama , 2004).



Menurutnya, mula-mula Nabi Ibrahim berusaha mereformasi kaum kerabatnya. Azar menduduki posisi yang sangat tinggi di kalangan familinya, karena, selain terpelajar dan seorang seniman, ia juga ahli astrologi. Di istana Namrud, kata-katanya sangat berpengaruh, dan kesimpulan-kesimpulan astrologinya diterima semua penghuni istana.

Ibrahim sadar bahwa apabila ia herhasil meraih Azar ke pihaknya maka ia akan merebut benteng terkuat dari para penyembah berhala. Oleh karena itu, ia menasihatinya dengan cara sebaik mungkin supaya tidak menyembah benda-benda mati. Tetapi, karena beberapa alasan, Azar tidak menerima ajakan dan nasihat Ibrahim.

Metode argumen dan dakwah yang ditempuh para nabi itu menjadi amat sangat jelas. Marilah kita lihat bagaimana Ibrahim mengajak Azar kepada jalan yang benar:

"Ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya, 'Wahai ayahku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar; tidak melihat, dan tidak menolong kamu sedikitpun."

"Wahai ayahku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus."

"Wahai ayahku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai ayahku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dan Tuhan Yang Maha Pemurah, sehingga jadilah kamu kawan setan.'" ( QS Maryam , 19:42-45)



Sebagai jawaban atas ajakan Ibrahim, Azar berkata, "Beranikah engkau menyangkal tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Bertobatlah dari ketololan itu! Kalau tidak, engkau akan dirajam sampai mati. Keluarlah segera dari rumahku!"

Ibrahim yang murah hati menerima kata-kata kasar Azar ini dengan ketenangan sempurna seraya menjawab, "Salam atasmu. Aku akan memohon kepada Tuhanku untuk mengampunimu."
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2179 seconds (0.1#10.140)