Basis Produksi dan Ekspor yang Diperhitungkan di Asia Pasifik

Jum'at, 25 Juli 2014 - 20:46 WIB
Basis Produksi dan Ekspor yang Diperhitungkan di Asia Pasifik
Basis Produksi dan Ekspor yang Diperhitungkan di Asia Pasifik
A A A
JAKARTA - Selain mengekspor kendaraan utuh, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) juga mengekspor komponen kendaraan dalam bentuk CKD (Complete Knock Down) atau kendaraan terurai. Produk CKD hanya mesin bensin untuk kendaraan IMV*, dan juga komponen ke mancanegara.

Sepanjang semester pertama tahun 2014, Toyota telah mengekspor lebih dari 20.800 unit CKD ke 6 negara, lebih dari 30,6 juta buah komponen ke 16 negara, 25.000 unit mesin utuh ke 12 negara dan 48.000 unit komponen mesin berupa cylinder head ke Thailand.

Nilai ekspor komponen kendaraan Toyota Indonesia sepanjang bulan Januari hingga Juni 2014 sebesar USD 236,4 juta. Bila di total nilai ekspor Toyota baik CKD maupun utuh di enam bulan pertama tahun 2014 mencapai USD 870,2 juta.

Di bulan Juni lalu, Toyota Indonesia mengumumkan salah satu milestone pencapaian kinerja ekspor komponennya yang telah menembus angka 100 ribu kontainer.

”Kami berharap bahwa Toyota Indonesia berperan aktif di bidang industri komponen yang melibatkan mata rantai pemasok lokal dengan adanya kontinuitas pengiriman produk ekspor yang bukan hanya dalam bentuk kendaraan utuh melainkan juga dalam bentuk mesin dan komponen kendaraan”, ungkap I Made Dana Tangkas, Direktur TMMIN.

Toyota memulai aktivitas ekspor perdananya pada tahun 1987. Saat itu Kijang Super atau Kijang Generasi ke-3 yang menjadi andalan ekspor Toyota. Masih dalam jumlah yang sedikit, sekitar 50 unit per bulan, Kijang secara perdana meluncur di pasar dunia dengan tujuan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik.

Dijelaskan dalam keterangan tertulis Toyota untuk Sindonews, Jumat (25/7/2014), kegiatan ekspor Toyota mengalami peningkatan yang signifikan sejak dimulainya proyek IMV di 2004. Saat ini Toyota Indonesia memiliki 72 negara tujuan ekspor.

”Toyota Indonesia saat ini telah menjadi basis produksi dan ekspor yang diperhitungan di kawasan Asia-Pasifik. Kedepannya, kami akan terus berupaya meningkatkan daya saing diantara negara-negara ASEAN dalam mengantisipasi ASEAN Economy Community 2015”, ungkap Masahiro Nonami, Presiden Direktur TMMIN.

Di sisi lain, pemerintah terus berupaya mendorong peningkatan export volume produk industri Indonesia. Penyediaan infrastuktur seperti ketersediaan energi, pelabuhan baru di Jawa Barat salah satunya Cilamaya, serta dukungan kemudahan sistem kepabeanan, akan membantu peningkatan international competitiveness dari produk export buatan industri Indonesia.
(dol)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9228 seconds (0.1#10.140)