Menurut Garansindo Pasar Mobil Pedesaan Terlalu Sempit

Jum'at, 27 Februari 2015 - 14:24 WIB
Menurut Garansindo Pasar Mobil Pedesaan Terlalu Sempit
Menurut Garansindo Pasar Mobil Pedesaan Terlalu Sempit
A A A
JAKARTA - PT Garansindo Inter Global (Garansindo) sepakat dengan pernyataan Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Sofyan Djalil. Bahwa Indonesia telat mengembangkan mobil nasional (mobnas) jika ingin menyaingi pabrikan dunia, terutama yang sudah mapan di Tanah Air.

Kendati demikian, agen pemegang merek Jeep, Fiat, Alfa Romeo, Chrysler dan Dodge di Indonesia yang menyatakan siap digandeng pemerintah untuk mengembangkan mobnas Esemka ini menilai, market share tertentu yang dilontarkan sebagai mobil pedesaan terlalu sempit.

"Market share 'tertentu' itu luas. Mobil pedesaan itu contoh yang dilontarkan Presiden Jokowi, tapi itu terlalu kecil. Menurut saya yang besar contohnya instansi pemerintah. Mobil boks-nya bisa pakai Esemka, yang masih gampang aja, yang disubtitusi masih bisa dan enggak dipaksain," ujar CEO Garansindo Muhammad Al Abdullah di Jakarta, Kamis (26/2/2015).

Dia menambahkan, pemerintah tidak perlu ragu terhadap market share 'tertentu' yang diberikan kepada Esemka. Sebab dengan pangsa 1,2 juta unit per tahun, pasar kendaraan roda empat tumbuh subur di Indonesia.

"Market share tertentu itu berapa? Kalau ambil 5% aja gak usah pake ngayal. Coba dihitung, 300-400 ribu unit cukuplah buat Esemka," yakin pria yang akrab disapa Memed ini.

Meski begitu, Memed mengaku tidak ingin memasuki area yang terlalu jauh. Dia hanya menekankan, Garansindo melihat celah setelah mendengar Presiden Joko Widodo menggelar rapat kabinet terbatas dengan beberapa menteri dalam Kabinet Kerja mengenai pengembangan Esemka.

"Mereka butuh partner untuk investasi, kami siap. Tapi partner bukan sekedar uang. Partner itu yang sifatnya startegic. Garansindo punya pengalaman kuat di diistribusi dan marketing, itu penting. Kalau teknologi bisa tranfer dari luar. Tapi kalau secanggih apapun tidak bisa jualannya sama saja," pungkasnya.
(dol)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3789 seconds (0.1#10.140)