Modifikasi Busi Ternyata Pengaruhi Performa Kendaraan

Selasa, 17 Oktober 2017 - 10:01 WIB
Modifikasi Busi Ternyata Pengaruhi Performa Kendaraan
Modifikasi Busi Ternyata Pengaruhi Performa Kendaraan
A A A
JAKARTA - Bagi kalangan modifikator membuat sesuatu yang baru adalah hal yang biasa dilakukan, terlebih lagi apabila sesuatu yang baru tersebut memberikan hasil yang dapat mempengaruhi kinerja mesin, baik performance ataupun durabilty.

Namun apakah mungkin bila yang dimodifikasi itu adalah busi? Apa efek yang terjadi apabila kita memodifikasinya dengan memotong elektroda ground?

Proses perkembangan teknologi busi sangat dipengaruhi oleh efek quenching dimana bentuk elektroda dan fitur sangat mempengaruhi kinerja busi dalam menjalankan proses pengapian. Pada dasarnya bentuk elektroda busi sangat beragam sesuai dengan kebutuhannya.

Bagaimana jadinya apabila busi standar dibentuk menyerupai busi tipe lain dengan cara melakukan pemotongan pada bagian ground elektrodanya.

"Sesuai dengan prinsip utama teknologi busi yaitu meredam efek quenching dimana inti api diharapkan tidak cepat padam pada saat proses pengapian. Karena bentuk dari elektroda dapat menghalangi pertumbuhan inti api pada saat busi bekerja, maka modifikator memotong elektroda ground untuk mempercepat proses penyebaran api," ucap Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia, dalam keterangan tertulis, Senin (16/10/2017).

Lebih lanjut Diko mengatakan, dalam posisi pemangkasan elektroda banyak posisi yang dilakukan oleh modifikator. Namun untuk saat ini fokus pada bagian elektroda ground yang dipangkas dan dibuat sejajar dengan elektroda pusat. Diharapkan pada saat terjadi percikan, munculnya api bisa lebih bebas karena tidak terhalang oleh elektroda.

Lalu apakah benar bahwa dengan memotong bagian ground elektroda tersebut dapat mempengaruhi kinerja busi. Diko menjelaskan, pada contoh elektroda yang dipotong, posisi awal terbentuknya api mengalami pergeseran menuju sisi kiri sehingga api menjadi lebih cepat membesar.

"Hal ini akan berpengaruh pada api yang membesar tersebut dikarenakan efek quenching yang terjadi lebih sedikit diterima oleh masing-masing elektroda. Sehingga spontanitas akselerasi kendaraan akan terasa mengalami peningkatan akibat perubahan tersebut," terangnya.

Akibatnya tingkat keausan menjadi tidak merata dikarenakan terdapat pergeseran titik pengapian, maka percikan listrik yang diterima juga akan mengalami pergeseran. Hal ini mengakibatkan elektroda yang menerima percikan listrik tidak fokus dan menyebabkan keausan pada kedua elektroda menjadi tidak merata, sehingga potensi untuk terjadinya penumpukan karbon menjadi lebih cepat yang akan menyebabkan potensi umur pakai busi menjadi tidak bisa diprediksi kerusakannya.

"Selain itu busi standar adalah berbahan nickel yang artinya akan lebih cepat terjadi keausan dibandingkan dengan bahan logam mulia," tutup Diko.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0381 seconds (0.1#10.140)