Dukung Industri 4.0, Inspira Academy Bangun 3D Printer untuk Pelajar

Kamis, 28 Februari 2019 - 20:43 WIB
Dukung Industri 4.0, Inspira Academy Bangun 3D Printer untuk Pelajar
Dukung Industri 4.0, Inspira Academy Bangun 3D Printer untuk Pelajar
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung penuh hadirnya Industri 4.0. Inspira Academy pun terpanggil untuk ikut menciptakan ekositem dari Industri 4.0.

Sebagai produsen 3D printer, mereka bakal memproduksi perangkat dengan harga terjangkau yang membidik pasar pelajar. Keterlibatan para pelajar sejak dini diharapkan akan mempercepat terbentuknya ekosistem industri 4.0.

Pembicaraan Industri 4.0 sendiri sedang viral. Hal ini dipicu pernyataan CEO Bukalapak, Achmad Zaky tentang dana riset. Kehebohan berlanjut dalam debat capres kedua antara Jokowi dan Prabowo. Tema revolusi Industri 4.0 pun seolah jadi barang seksi.

Menurut Sugianto Kolim, Founder Inspira Academy, ada lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem industri 4.0, yaitu IoT, Artificial Intelligence (AI), Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.

Penerapan industri 4.0 juga merupakan upaya untuk melakukan otomatisasi dan digitalisasi pada proses produksi. Ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi, serta batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Mengutip pernyataan Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto, Sugiono mengatakan, dampak Industri 4,0 atau ekonomi digital juga berpotensi membuka peluang terhadap peningkatan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar USD150 miliar pada 2025.Selain itu, mampu menciptakan kebutuhan tenaga kerja yang melek teknologi digital sekitar 17 juta orang. Rinciannya, sebanyak 4,5 juta orang adalah talenta di industri manufaktur dan 12,5 juta orang terkait jasa sektor manufaktur.

Dengan potensi pasar tersebut, Inspira Academy akan membidik produknya untuk kalangan pelajar yang jumlahnya mendekati 50 juta orang. Dalam beberapa tahun mendatang, lanjut Sugianto, diharapkan sebagian besar dari mereka menjadi Profesional. Dengan harga lebih ekonomis, diharapkan 5% pelajar Indonesia dapat memiliki 3D printer sendiri.

Untuk mewujudkan target tersebut, Sugianto akan terus mendorong harga 3D printer lebih terjangkau lagi. “Kami sedang dalam proses membangun pabrik 3D printer lokal. Saat ini kami berdiskusi dengan beberapa investor, modal ventura serta CSR perusahaan untuk mendorong produksi massal. Targetnya kapasitas produksi sekitar 1.000 unit per bulan," harapnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan edukasi dan penyerapan teknologi ini di dunia pendidikan dan profesional. Dengan produksi massal diharapkan di tahun mendatang, maka harga bisa turun di sekitar Rp4 jutaan bahkan lebih rendah. "Harga 3D printer saat ini berkisar Rp10 juta sampai Rp40 jutaan,” sebut Sugianto.

Lebih dikatakan, siswa atau pelajar harus mulai diedukasi sehingga mereka familiar dengan Industri 4.0. Bisa dibayangkan mereka belajar mendesain mainan sendiri, atau prakarya. Kemudian langsung di print menggunakan 3D printer yang akan menghasilkan desain dalam bentuk tiga dimensi.

Menurut dia, ini akan memacu mereka lebih kreatif dan belajar membuat produk secara riil. "Bisa jadi dari hasil karya riil mereka bisa bernilai ekonomis, misalnya dipasarkan secara online atau dijajakan pada temannya,” ungkapSugianto.

Bisa dibayangkan, lanjut dia jika semua orang terlibat dan menguasai teknologi ini, Indonesia akan menjadi sumber inspirasi dan kiblat Industri 4.0. "Inti dari industri 4.0, semua orang bisa memiliki alat produksi, akses produksi, pemasaran dan bisa memproduksi sebuah karya dengan rekayasa teknologi secara cepat dan efisien,” ungkapnya.

Terkait penguatan sumber daya manusia, Inspira Academy sedang mempersiapkannya melalui program #100inovatorIndonesia. Sejak dibuka awal tahun ini, program pencarian #100innovatorIndonesia, kuotanya sudah 60% terpenuhi.

Dalam program tersebut, lanjut dia, mereka akan dibekali pendidikan desain dan cetak 3D secara gratis. Sekaligus berkesempatan mendapatkan 3D printer dengan harga subsidi. "Ke depannya ilmu cetak 3D ini akan diaplikasikan ke dunia robotik dan STEAM," pungkasnya.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4888 seconds (0.1#10.140)