Larry Page Mundur, Sundar Pichai Jadi Nahkoda Perusahaan Induk Google

Kamis, 05 Desember 2019 - 06:02 WIB
Larry Page Mundur, Sundar Pichai Jadi Nahkoda Perusahaan Induk Google
Larry Page Mundur, Sundar Pichai Jadi Nahkoda Perusahaan Induk Google
A A A
MENLO PARK - Larry Page dan Sergey Brin, mantan mahasiswa Universitas Stanford yang mendirikan Google di garasinya di Silicon Valley, menyatakan mengundurkan diri dari raksasa internet tersebut.

Mereka menyerahkan kekuasaan Alphabet -- induk Google --ke Sundar Pichai, yang sebelumnya menjabat sebagai CEO Google.

Artinya, Pichai akan menjabat sebagai CEO Google yang kini juga memiliki peran sebagai CEO Alphabet. Posisi sebagai Presiden Alphabet yang tadinya dijabat oleh Sergey Brin pun kini ditiadakan dari perusahaan.

"Alphabet dan Google tidak lagi membutuhkan dua CEO dan seorang Presiden. Ke depannya, Sundar akan menjadi CEO Google dan Alphabet. Dia akan menjadi eksekutif yang bertanggung jawa untuk memimpin Google, dan mengelola investasi Alphabet" tulis Larry dan Serey dalam blog resmi Google, Rabu (4/12/2019).

Larry dan Sergey sebenarnya memang sudah hampir tak pernah kelihatan lagi sejak mereka merestrukturisasi Google empat tahun lalu. Namun baru sekarang mereka secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya.

"Dengan Alphabet yang kini sudah mapan, dan Google serta Other Bets sudah beroperasi secara efektif sebagai perusahaan independen, ini adalah waktu yang tepat untuk menyederhanakan struktur manajemen kami. Kami tak pernah menjadi orang yang memaksakan peran tertentu di manajemen saat kami pikir ada cara lain yang lebih baik untuk menjalankan perusahaan," tulis Page dan Brin.

"Dan kini Alphabet dan Google tak lagi membutuhkan dua CEO dan seorang presiden. Ke depannya, Sundar akan menjadi CEO dari Google dan Alphabet. Ia akan menjadi eksekutif yang bertanggung jawab untuk memimpin Google, dan mengatur investasi Alphabet di dalam portfolio Other Bets," tambahnya.

Perampingan jabatan dan kenaikan Sundar ini terjadi ketika Google dan Alphabet menghadapi pengawasan dari semua pihak. Perusahaan ini menjadi sasaran penyelidikan antimonopoli oleh pejabat federal dan negara bagian, sebagaimana dikutip dari CNET.

Google juga berada di tengah-tengah beberapa tantangan budaya terbesarnya sebagai sebuah perusahaan.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0360 seconds (0.1#10.140)