Meluncur Maret 2020, 'Love Indonesia' Rambah Bisnis Remitansi

Senin, 24 Februari 2020 - 07:00 WIB
Meluncur Maret 2020, Love Indonesia Rambah Bisnis Remitansi
Meluncur Maret 2020, 'Love Indonesia' Rambah Bisnis Remitansi
A A A
JAKARTA - Bisnis online semakin menjamur. Ini ditandai dengan pesatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia dan diikuti tingginya barang impor yang masuk ke Tanah Air.
Ini pula yang menandakan besarnya bisnis remitansi atau jasa pengiriman uang di Tanah Air. Nah sehubungan bisnis tersebut, diam-diam perusahaan poultry terintegrasi asal Thailand, Charoen Phokphand, tertarik terjun di industri tersebut.

Sejak sekitar bulan Agustus 2019 lalu, Charoen Phokphand mendirikan perusahaan jasa remitansi, sekaligus e-commerce marketplace bernama Love Indonesia. Di sini nama usaha itu terbilang baru, tapi sebenarnya aplikasi "Love" sudah sejak lama hadir di sembIlan negara Asia, seperti Thailand, Filipina, Vietnam, dan Kamboja dengan kantor pusat di Thailand.

Platform ini hadir dalam aplikasi smartphone yang bisa diunduh gratis di Google Play Store. Love Indonesia bukan hanya menawarkan jasa remitansi dan e-commerce, tapi juga pembayaran berbagai tagihan.
"Tapi kami bukan dompet digital. Love Indonesia merupakan aplikasi pelayanan pembayaran multifungsi dan multiguna modern," kata Business and Operation Director Love Indonesia, Calindra da Cunha.
Pria yang akrab disapa Rio itu menjelaskan, aplikasi dirancang fleksibel dan merangkul berbagai kalangan masyarakat dengan pemanfaatan teknologi yang cepat dan aman. Lewat aplikasi ini masyarakat dapat menyimpan dan mengirim uangnya secara efisien dan lebih nyaman daripada perbankan tradisional.

Untuk layanan kiriman uang dalam negeri dan lintas negara, pihaknya telah mendapatkan izin resmi dari Bank Indonesia. "Kami telah mengakusisi perusahaan yang memiliki izin untuk remitansi. Kami akan menawarkan nilai tukar mata uang asing, real-time, dan fee jasa yang kompetitif dibandingkan yang lainnya. Kapan mulainya? Maret 2020 nanti kami sudah mulai jalan (bisnis remitansi)," papar Rio.

Lebih lanjut dikatakan, melalui Love Indonesia, perusahaan ingin bikin membangun fintech (financial technology) baru yang bisa memberi value added ke masyarakat. "Orang yang mau berbisnis tapi modalnya tidak banyak dan membutuhkan dana. Siapapun dia, sepanjang sudah berusia 17 tahun ke atas dia bisa berdagang, bergabung bersama kami. Apalagi jika dia punya toko kelontong, laundry, barber shop bisa berbisnis dengan Love. Kami akan branded tokonya," janjinya.

Sehubungan dengan bisnis remitansi, Love menargetkan hingga tahun 2022 nanti bakal beroperasi di 25 negara. Dengan demikian, para pebisnis online bisa terbantu untuk memperlancar mendatangkan produk yang dibutuhkan dari negara-negara tersebut.

Pada tahap awal, beber dia, jasa pengiriman uangnya masih dalam lintas dalam negeri. Kemudian secara bertahap akan melangkah ke pengiriman internasional. Jasa remitansi ini untuk memfasilitas UMKM yang akan kulakan barang dari kota lain atau luar negeri yang mengharuskan pengajuan purchasing order (PO).

"Calon mitra yang ingin menjadi jaringan kita cukup download aplikasi Love di Android, kemudian isi saldo dengan mudah via direct debet, atau via virtual account Bank CIMB Niaga, atau isi saldo via agen terdekat kita atau via pembayaran di Indomaret," sebut Rio.

Saldo yang sudah diisi di platform ini juga digunakan untuk aneka transkasi tagihan, termasuk membayar listrik dan air PDAM. "Untuk transaksi, kami tonjolkan di bisnis e-commerce, kami menyediakan produk-produk Charoen Phokphan seperti daging ayam potong, nugget, sosis serta aneka produk seafood dari Group Charoen seperti ikan dori, somay dan lain-lain. Di aplikasi ini kami menyebutnya Love Market," tambahnya.

Dia menjelaskan, sejak resmi hadir di Agustus 2019, per pekan kemarin pihaknya sudah memiliki sekitar 1.700 mitra agen. Sedangkan tahun ini Love Indonesia menargetkan memiliki 100.000 agen.

Agen yang sudah beroperasi tersebut umumnya berada di Jabodetabek dan Jawa Barat. Tapi juga ada dalam jumlah kecil di Semarang, Solo, Karawang, Bali, Lombok dan lain-lain.

"Kami saat ini punya 12 area sampai di NTT. Kami coba garap pasar di sana, aplikasi sendiri tidak memberlakukan saldo minimal karena Love Indonesia memang bukan penyedia uang elektronik, tapi disebut deposit," tandasnya.

Tak heran, metode pembayaran belum bisa dilakukan melalui di QRIS karena pihaknya belum punya izin seperti dompet digital. "Kami beda dengan pemain lain seperti DANA, Gopay atau OVO karena kami bukan payment method. Tapi untuk semua transaksi ada di aplikasi Love Indonesia," imbuhnya.

Di bisnis e-commerce, selain menjual barang dari grup sendiri, Love Indonesia juga juga memasarkan produk sembako. "Manajemen bekerja sama dengan salah satu partner grosir terbesar di Indonesia bermerek Laris. Barang yang dijual mulai dari beras sampai air minum. Mitra kami yang punya deposit bisa berbelanja untuk dijual lagi atau dipakai sendiri," katanya lagi.

Untuk pengiriman barang yang dibeli mitra, pihaknya mengenakan ongkos kirim sesuai jarak dan pengirimannya bekerja sama dengan perusahaan jasa logistik. Pihaknya kini intens mengedukasi pasat agar orang-orang tahu apa saja konten di fintech Love. "Kami edukasi bahwa di platform ini mereka bisa berbisnis dan berdagang lebih baik dengan cuan (untung) yang bisa lebih banyak. Cukup dengan download gratis," ujarnya.

Pihaknya juga memiliki tim yang turun ke lapangan selain juga melakukan digital marketing di Facebook. "Tahun ini kami targetkan bisa bekerja sama dengan 200 diler. Love Indonesia juga menargetkan untuk Love Market sudah live dalam waktu dekat. Saat ini sudah bermitra dengan 37 PDAM, BPJS dan lain-lain. Aplikasi juga bekerja sama dengan salah satu patner untuk e-toll yang akan kita luncurkan bulan April 2020," tambah Rio.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2285 seconds (0.1#10.140)