Kapasitas Baterai Makin Besar, Jarak Tempuh Mobil Listrik Semakin Jauh

Selasa, 25 Februari 2020 - 06:36 WIB
Kapasitas Baterai Makin Besar, Jarak Tempuh Mobil Listrik Semakin Jauh
Kapasitas Baterai Makin Besar, Jarak Tempuh Mobil Listrik Semakin Jauh
A A A
JAKARTA - Perusahaan mobil listrik di dunia mulai berlomba-lomba meningkatkan kapasitas dan jarak tempuh baterai mobil listrik mereka. Hal ini dilakukan guna memberikan rasa nyaman pada pengguna mobil listrik dari rasa waswas kehabisan energi saat berada di jalan.

Pabrikan automotif dunia tengah berlomba-lomba menyiapkan baterai mobil listrik dengan daya tempuh lebih panjang dibandingkan sebelumnya. Sebut saja Tesla, Hyundai, dan General Motors serta Volkswagen, kini juga sedang mengembangkan teknologi serupa.

Start-up mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla, misalnya, mengklaim baterai baru itu akan mampu menempuh jarak 643 kilometer atau lebih jauh 200 kilometer dibandingkan baterai yang ada di mobil-mobil Tesla saat ini. Tanda-tanda peningkatan daya tahan baterai itu sebenarnya sudah disuarakan oleh CEO Tesla Elon Musk saat mengonfirmasi penambahan jarak tempuh baru Tesla Model S dan Model X. “Ke depannya Tesla Model S dan Model X akan menggunakan baterai yang lebih besar lagi,” terang Musk, seperti dilaporkan oleh Daily Mail.

Progres yang dilakukan Tesla justru sudah diungkap oleh Jason Hughes lewat akun Twitter miliknya. Pria yang kerap dijuluki Tesla Hacker itu mengungkapkan bahwa perusahaan yang berbasis di Palo Alto, California, Amerika Serikat itu memang tengah membuat paket baterai yang lebih besar buat mobil mereka. Baterai itu nantinya akan memiliki 108 sel elektro kimia yang bisa menghasilkan tenaga listrik sebesar 115 kWh. Angka itu jauh lebih besar dibandingkan tenaga listrik yang dimiliki model Tesla, yakni 100 kWh. “Baru saja memperbarui software yang ada di Tesla Model S dan terlihat saat ini ada perubahan kemampuan kapasitas grup sel yang kini bisa mencapai 108 grup. Di PackID juga terlihat adanya jangkauan tenaga yang berubah bisa melewati angka 109 kWh,” tulis Hughes.

Apabila Tesla berhasil merealisasi kemampuan baterai itu, perusahaan yang didirikan pada 2003 itu akan menjadi perusahaan mobil listrik pertama yang mampu menembus jarak tempuh 600 km dengan satu kali pengisian. Jarak tempuh 600 km itu diibaratkan seperti menempuh jarak Washington DC ke New York pergi-pulang. Jarak tempuh itu tentu akan menghilangkan rasa khawatir pengguna mobil akan penggunaan energi baterai selama perjalanan dilakukan.

Disebutkan CNBC, dalam pengembangan baterai itu Tesla melakukannya tanpa bantuan Panasonic yang selama ini menyuplai baterai buat mobil-mobil Tesla. Hal itu dilakukan agar Tesla memiliki sumber daya baterai dalam jumlah yang tinggi. Selain itu, mereka juga ingin membuat baterai tanpa bahan dasar kobalt yang biasa ditemukan di berbagai baterai pada umumnya.

Pengembangan kemampuan baterai juga dilakukan oleh Hyundai dan General Motors. Penambahan kapasitas sel elektrokimia baterai dan penambahan kapasitas baterai merupakan cara yang paling umum mereka lakukan. Misalnya Chevrolet Bolt milik General Motors yang kini mampu menempuh jarak 383 km dalam sekali pengisian. Penambahan jarak tempuh itu tidak mengubah daya baterai Chevrolet Bolt yang hanya 66 kWh.

Hal sebaliknya dilakukan oleh Hyundai yang meningkatkan daya baterai di mobil Hyundai Ioniq. Semula Hyundai Ioniq hanya dilengkapi baterai dengan daya 28 kWh, tetapi kini dayanya ditingkatkan menjadi 38,3 kWh. Baterai baru ini membuat Hyundai Ioniq mampu mencapai jarak 273 kilometer. Lebih baik dibandingkan versi sebelumnya yang hanya mencapai 200 km.

Volkswagen juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Hyundai. Mereka meningkatkan kemampuan daya baterai mereka jadi lebih baik seperti yang terjadi pada Volkswagen e-Up. Semula Volkswagen e-Up memiliki daya baterai 18,7 kWh dengan jarak tempuh 133 km, kini e-Up memiliki baterai dengan daya 32,3 kWh dengan jarak tempuh 246 km.

Dari semuanya, memang baru Tesla yang akan mampu mencapai jarak tempuh 600 km. Hal ini terjadi karena Tesla berani dalam melakukan berbagai terobosan dan mengesampingkan efek jangka panjang penggunaan baterai berkekuatan besar. Adapun perusahaan mobil lainnya memilih baterai dengan daya yang lebih rasional.

“Tesla lebih berani mengambil risiko usia penggunaan baterai mereka tidak akan sampai 8 hingga 10 tahun. Mereka sudah siap dengan konsekuensi yang terjadi ke depannya. Saya melihat kesuksesan mereka memang karena mereka berani melakukan sesuatu yang tidak akan dilakukan perusahaan mobil lainnya,” ucap Michael Ramsey, direktur dan analis senior dari Gartner’s CIO Research Group. (Wahyu Sibarani)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7002 seconds (0.1#10.140)