Ingin Usaha Lebih Maju? Kuncinya Ada di Penguasaan AI

Kamis, 05 Maret 2020 - 23:00 WIB
Ingin Usaha Lebih Maju? Kuncinya Ada di Penguasaan AI
Ingin Usaha Lebih Maju? Kuncinya Ada di Penguasaan AI
A A A
JAKARTA - Penguasaan teknologi menjadi kunci bagi siapapun untuk menggenggam dunia. Salah satu teknologi yang dimaksud adalah kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Teknologi ini terbukti ampuh digunakan perusahaan awam untuk bisa menyalip perusahaan besar. "Siapapun yang memimpin di AI, akan memimpin dunia," kata Chairman Asosiasi Big Data & AI, Rudi Rusdiah mengutip pernyataan Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam acara Data SecurAi: Facilitating Enterprise, Market, Regulator, Academic in Data Security & AI Analytics di Jakarta.

Salah contoh nyatanya, anak perusahaan Alibaba di sektor jasa keuangan, Ant Financial yang sukses mengalahkan JP Morgan. Rudi menjelaskan, Ant Financial yang baru berusia 6 tahun berhasil mendisrupsi hegemoni JP Morgan yang berdiri 149 tahun lalu.

"Customer JP Morgan cuma 30.000 klien, sedangkan Ant Financial sudah mendekati 1 miliar klien," sebut Rudi.

Tak hanya itu, valuasi kedua perusahaan juga semakin tipis jaraknya. Valuasi JP Morgan saat ini sekitar USD359 miliar, sedangkan Ant Financial bisa mencatat valuasi USD150 miliar dalam beberapa tahun saja.

Kinerja Ant Financial tak terlepas dari penggunaan AI. Hal ini terlihat dari jumlah karyawan Ant Financial yang hanya 10% dari pekerja JP Morgan yang mencapai 256.000 orang.

"Ini terbukti (perusahaan yang menggunakan AI) sudah bisa mendisrupsi perusaahan yang berusia 139 tahun dengan perusahaan yang berusia 6 tahun," tuturnya.

AI di Indonesia Belum Merata
Asosiasi Big Data & AI (ABDI) menilai perkembangan Artificial Intelligence (AI) di Indonesia sudah bagus, walaupun masih terbatas pada sektor tertentu. “Perkembangan AI di Indonesia sudah bagus jika dibandingkan dengan negara lain di Eropa. Kalau berdasarkan data dari IDC sudah sebesar 24,6%,” klaim Ketua Umum ABDI, Rudi Rusdiah, penyelenggara acara.

Saat ini, kata dia, terapan AI di Indonesia lebih banyak dimanfaatkan di sektor keuangan dan bisnis saja. Padahal pemanfaatan AI bisa jauh lebih luas yang akan sangat membantu di berbagai bidang guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Misalnya pemanfaatan AI di sektor e-commerce dan ekonomi digital, sektor logistik seperti Gojek, kemudian di sektor Perbankan dan finansial. “Mereka semua mengimplementasikan AI untuk memenangkan persaingan usaha,” ujar Rudi.

Masalah lainnya adalah implementasi AI di Indonesia masih belum merata. Contohnya di sektor kesehatan yang kini sudah jauh lebih advanced menggunakan Revolusi Industri 4.0 lewat teknologi Cloud, Big Data, Analytics, IoT, hingga robotik dan komputerisasi.

“Di bidang kesehatan pemanfaatan AI dan Big Data ini bisa dimanfaatkan dalam riset kesehatan, pembuatan obat, serta deteksi dan pencegahan penyakit. Harus ditingkatkan untuk pembuatan obat juga misalnya. Walaupun riset sudah banyak namun untuk implementasinya masih kurang,” keluhnya.

ABDI sebagai salah satu stakeholder AI di Indonesia terus mendorong implementasi AI, Big Data, dan Analytics di Indonesia melalui kolaborasi antar stakeholder. Rudi berharap bangsa ini bisa lebih memasyarakatkan AI kepada seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah.DataSecurAI 2020 merupakan acara Summit terbesar di awal tahun 2020 yang membahas tentang artificial intelligence (AI), Data Analytics, Cyber Security, Clouds & Fintech. “Jika DataGovAI tahun lalu, mengundang global, regional, domestic speakers dari 14 negara lebih, maka karena adanya CoVID 19, Data SecurAI 2020 menghadirkan 99% pembicara domestik dari Indonesia, khususnya Jakarta agar menjadi aman dan mudah bagi para peserta dan pembicara,” sebut Rudi.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0065 seconds (0.1#10.140)