Berkat Teknologi, Sekolah Libur Tapi Siswa-Guru Tetap Bisa Belajar-Mengajar

Selasa, 17 Maret 2020 - 16:00 WIB
Berkat Teknologi, Sekolah Libur Tapi Siswa-Guru Tetap Bisa Belajar-Mengajar
Berkat Teknologi, Sekolah Libur Tapi Siswa-Guru Tetap Bisa Belajar-Mengajar
A A A
JAKARTA - Wabah virus Corona COVID-19 mulai menghantui sejumlah daerah di Indonesia. Pemerintah daerah terpaksa mengambil keputusan ekstrim dengan meliburkan sekolah mulai dari tingkat SD-SMA hingga perguruan tinggi demi meminimalisasi penyebaran virus.

Para siswa dirumahkan bukan berarti libur dalam belajar. Di era digital saat ini, pemanfaatan teknologi dapat membantu proses belajar siswa tanpa harus datang ke sekolah.

Menurut Hasnil Fajri, praktisi, pengamat TIK & Ekraf, mekanisme belajar siswa dari rumah bisa menggunakan aplikasi e-learning yang dapat diunduh dari Apps Store atau Plays Store.

Sejumlah aplikasi bisa menjadi pilihan, dari yang gratis ataupun berbayar. Tentunya sesuai dengan yang direkomendasikan oleh masing-masing sekolah, ataupun mengakses alamat portal yang disediakan sekolah, yang menggunakan sistem daring ataupun luring.

“Tentu kalau menggunakan video conference tools harus online. Intinya siswa harus punya device, baik itu PC, laptop, tab,handphone, dan jaringan internet,” kata Hasnil, saat dihubungi, Selasa (17/3/2020).

Hal senada diungkapkan oleh Chairman Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC (Communication & Information System Security Research Center), Pratama Persadha. Menurut dia, aplikasi yang ada saat ini dibuat khusus untuk membantu pembelajaran siswa dengan model teknologi kekinian.

“Bila dilihat materinya, memang mengikuti materi yang ada di sekolah, jadi seharusnya cukup,” ujarnya melalui aplikasi perpesanan WhatsApp.

Lebih lanjut dikatakan, pembelajaran daring juga bisa dilakukan lewat email masing-masing siswa. Caranya, guru mengirimkan bahan dan tugas untuk dikumpulkan.

Pembelajaran daring tidak selalu bersifat satu arah. Siswa juga bisa diminta berkreativitas membuat presentasi mata pelajaran yang menarik. Selain itu, para guru bisa membuat bahan presentasi khusus yang diunggah ke web untuk selanjutnya dibagikan ke murid.

Tentunya model pembelajaran menyesuaikan demografi dan akses internet masing-masing sekolah dan wilayah. “Ini juga memerlukan kesigapan orang tua di rumah untuk melakukan cek dan kontrol,” jelasnya.

Sementara itu, pengamat telekomunikasi dari Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Nonot Harsono, menuturkan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, telah memberikan edaran yang berisi beberapa portal yang bisa dipakai untuk pembelajaran daring.

Selanjutnya, guru atau sekolah membuat daftar kegiatan apa saja yang perlu diakses oleh siswa untuk setiap kelas dan jenjang. Pihak sekolah atau guru juga harus membuat mekanisme pencatatan atau pembuktian, bahwa seorang siswa telah melaksanakan belajar secara daring.

“Sistem pelaporan bisa bekerja sama dengan pemilik portal untuk mencatat siswa yang akses dengan membuat akun berkode sekolah dan kelas. Atau dibiarkan saja mereka suka-suka,” kata Nonot.

Ada beragam cara yang bisa dipilih sekolah atau guru dalam memberikan pendidikan siswa dari jauh secara online. Pembelajaran online bisa melalui aplikasi atau cukup dengan email.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.3212 seconds (0.1#10.140)