Mampu Akhiri Pandemi, Dua Ilmuwan Ini Ada di Balik Lahirnya COVID-19

Rabu, 15 Juli 2020 - 11:14 WIB
loading...
Mampu Akhiri Pandemi, Dua Ilmuwan Ini Ada di Balik Lahirnya COVID-19
Malik Peiris dan Leo Poon ilmuwan dan konsultan ahli WHO. FOTO/ IST
A A A
JAKARTA - Ocehan Dr Limeng Yan soal persekongkolan Jahat WHO dan China terus menjadi liar, kali ini Yan Limeng menyebut dua nama ilmuwan yakni co-direktur laboratorium WHO Malik Peiris dan konsultan ahli WHO Leo Poon.

Kedua orang tersebut adalah dosen di Universitas Hongkong. Leo Poon pernah menjadi murid Joseph Sriyal Malik Peiris, dan ia juga menjabat direktur laboratorium Univ. Hongkong tempat Yan Limeng bekerja. BACA JUGA - Kelemahan COVID-19 Diungkap, Saksi Kunci Desak Dunia Lupakan Vaksin

Menurutnya kedua orang itu yang membuat temuan Yan Limeng mengenai bahayanya virus komunis Tiongkok ini diendapkan supaya tidak dipublikasikan. BACA JUGA - Konsultan WHO asal China Bersaksi COVID-19 Hasil Persekongkolan Jahat

Bahkan Leo Poon mewanti wanti Yan Limeng dengan mengatakan, “Jangan coba-coba melewati garis merah yang dibuat komunis China.”

Malik Peiris adalah seorang ahli mikrobiologi dan patologi asal Sri Lanka. Pada bulan Agustus 2015, Universitas Hongkong mengadakan upacara pembukaan Pusat Kolaborasi WHO untuk Epidemiologi dan Pengendalian Penyakit Menular dan Laboratorium Rujukan H5 WHO.

Ketika itu, Direktur Jenderal WHO Margaret Chan Fung Fu-chun dan Malik Peiris menghadiri upacara tersebut. Margaret Chan Fung Fu-chun pernah menjabat Direktur Dinas Kesehatan Pemerintah Hongkong dan dituduh terpilih sebagai Direktur Jenderal WHO karena didukung oleh China.

Menurut situs resmi Universitas Hongkong, Malik Peiris adalah anggota Kelompok Penasihat Strategis WHO untuk Ahli Imunisasi yang melayani beberapa komite WHO.

Malik Peirin lahir di Sri Lanka. Meskipun sistem demokrasi diterapkan, partai-partai politik sayap kiri di Sri Lanka sangat aktif, dan sistem politik negara itu juga banyak menganut sistem sosialis.

Pada tahun 2003, Malik Peiris mengisolasi patogen SARS di laboratorium Universitas Hongkong dan menggunakan PCR real-time untuk mendiagnosis SARS dengan kolaboratornya.

Leo Poon adalah murid Malik Peiris dan kemudian menjadi kolega dan kolaborator. Bersama-sama, mereka menerbitkan makalah tentang penelitian virus komunis Tiongkok dalam jurnal Natural Science.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1343 seconds (0.1#10.140)