E-Commerce Asli Indonesia Tak Kalah dari Pemain Global

Minggu, 18 Oktober 2015 - 11:10 WIB
E-Commerce Asli Indonesia Tak Kalah dari Pemain Global
E-Commerce Asli Indonesia Tak Kalah dari Pemain Global
A A A
JAKARTA - Semakin membaiknya infrastruktur internet yang terus disiapkan pemerintah, sangat memengaruhi pola masyarakat menggunakan internet. Salah satunya, perilaku masyarakat terutama di kelompok menengah ke atas yang mulai menggandrungi berbelanja secara online.

Dari sekian banyak situs jual-beli online yang menyesaki pasar online Indonesia, Head of Consultant Indepth Research Consulting Andri Riswandi mencatat hanya beberapa yang terbilang terbaik. Setidaknya, jika hal tersebut didasarkan pada hasil peringkat situs Alexa teranyar pada 16 Oktober 2015, sebuah situs yang menyajikan peringkat dari website atau blog.

Andri menyebut, lima situs e-commerce terbaik di Indonesia yang paling sering dikunjungi konsumen, yaitu Bukalapak, Lazada, Tokopedia, OLX dan Elevenia. Di sisi lain, kelima situs ini juga merepresentasikan model e-commerce yang berkembang di Indonesia.

"Yang fenomenal tentu saja Bukalapak dan Tokopedia, di mana keduanya bisa dibandingkan secara head to head karena memiliki model bisnis serupa, yakni sama-sama marketplace yang mengusung konsep C2C. Secara peringkat situs e-commerce di Indonesia juga tak terpaut jauh. Bukalapak ada di posisi 13 dan Tokopedia di 15," ujarnya, Minggu (18/10/2015).

Hadirnya Bukalapak dan Tokopedia juga membangkitkan rasa kebanggaan terhadap e-commerce asli Indonesia, yang dinilai akan mampu bersaing dengan situs-situs jual beli online global, seperti Alibaba, ebay maupun Amazon.

"Baik Bukalapak maupun Tokopedia, terbukti mampu merebut hati para konsumen Indonesia di tengah gempuran situs jual beli online global," ujarnya.

"Kekuatan mereka terletak pada kemampuan memahami dan mengerti karakter dan sifat konsumen Indonesia, baik yang menjual maupun yang membeli," imbuh dia.

Meski demikian, Andri menaruh perhatian lebih kepada Bukalapak karena visinya yang lebih membumi dan menyasar para UKM, mengajak semua orang memulai berbisnis secara mandiri atau menjadi enterpreneuer. Situs ini dinilai sebagai situs e-commerce paling sering dikunjungi konsumen dan marketplace terbesar di Indonesia.

Pernyataan Andri tak berlebihan mengingat website Bukalapak.com yang diluncurkan awal Januari 2010, langsung mendapat respon masyarakat luar biasa. Bukalapak memang berfokus memfasilitasi UKM untuk bisa membuka toko online dengan sistem pembayaran dan transaksi yang aman, baik bagi penjual maupun pembeli.

Berdasarkan catatan, Bukalapak berhasil mengumpulkan lebih dari 500 ribu penjual (seller) dengan jumlah pengunjung mencapai 2 juta orang setiap hari.

Sementara, data yang dirilis biro riset Frost & Sullivan pada 2013, Indonesia bersama China menjadi negara dengan pertumbuhan pasar e-commerce terbesar di dunia dengan rata-rata pertumbuhan 17% setiap tahun.

Hasanuddin Ali, CEO Alvara Research Center menuturkan, semakin meningkatnya potensi ekosistem jual-beli online yang kian diminati konsumen, tak heran jika kegiatan berbelanja online kini menjadi gaya hidup yang digandrungi banyak orang.

Tren ini akan terus berlanjut dan masif, setidaknya karena tiga alasan, mulai dari penetrasi internet yang semakin tinggi di Indonesia, di mana lebih dari 80 juta penduduk sudah terhubung internet.

"Kemudian gaya hidup konsumen Indonesia sangat konsumtif, mendorong konsumen terus belanja. Lalu agresifitas pemain situs belanja online yang menawarkan diskon dan kemudahan belanja juga akan semakin memperbesar pasar belanja online," tuturnya.

Hasanuddin menegaskan, kondisi memicu munculnya berbagai toko online baru yang membuat semakin kompetitif industri pasar online di Indonesia.

"Kepercayaan menjadi kata kunci. Berbeda dengan belanja konvensional, unsur trust itu menjadi sangat penting di belanja online, karena konsumen rela bayar dulu baru barang diantar," ujarnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.6008 seconds (0.1#10.140)