China Jadi Raksasa Teknologi, Jaksa Agung AS Salahkan Perusahaan Amerika

Sabtu, 18 Juli 2020 - 23:01 WIB
loading...
China Jadi Raksasa Teknologi, Jaksa Agung AS Salahkan Perusahaan Amerika
Jaksa Agung AS menyalahkan perusahaan teknologi Amerika yang membuat teknologi sedemikian majunya seperti sekarang. Foto/Its
A A A
WASHINGTON - Jaksa Agung AS , menuduh Apple, Google, dan perusahaan teknologi Paman Sam lainnya menyerah pada tuntutan China . Imbasnya, sekarang, negara berpaham komunis menjadi kuat di bidang teknologi . (Baca juga: Keren, 12 Mahasiswa UI Ciptakan Kapal Hemat Energi )

Jaksa Agung AS, William Barr, tak segan menyerang perusahaan teknologi seperti Apple, Google, Microsoft, Yahoo, dan Cisco. Bahkan menyebut beberapa dari mereka sebagai pion pengaruh China.

Barr juga mengatakan, perusahaan teknologi tertentu dan industri film Hollywood "sangat bersedia untuk berkolaborasi dengan Partai Komunis China". Jaksa Agung berbicara hal itu saat berpidato di Museum dan Perpustakaan Presidensial Gerald R Ford di Grand Rapids, Michigan.

Dalam pidatonya, Barr menyatakan, Republik Rakyat China sekarang terlibat dalam blitzkrieg ekonomi -kampanye seluruh-pemerintah yang agresif, diatur, untuk merebut ketinggian komando ekonomi global dan melampaui Amerika Serikat sebagai dunia di atas dunia.

"Terlalu sering, demi keuntungan jangka pendek, perusahaan-perusahaan Amerika menyerah pada pengaruh itu —bahkan dengan mengorbankan kebebasan dan keterbukaan di Amerika Serikat," tuding Barr.

Dia secara khusus memanggil perusahaan jaringan Cisco dan menyalahkan perusahaan itu karena membantu Partai Komunis membangun sistem paling canggih untuk pengawasan dan penyensoran internet.

Barr mengecam Apple karena menggunakan server yang berlokasi di China untuk mentransfer bagian dari data iCloud-nya. Pejabat penegak hukum top di AS mengatakan, sebagai hasilnya, Apple telah mengizinkan Pemerintah China untuk mengakses email, teks, dan data pribadi lainnya yang disimpan di cloud.

Barr juga menunjukkan, Apple menghapus aplikasi berita Quartz dari App Store di China setelah Pemerintah China mengeluh tentang liputan protes aplikasi di Hong Kong. Dia juga mengatakan, Apple tidak akan mengizinkan Pemerintah AS untuk membuka sepasang iPhone milik seorang teroris. Terakhir, aksi teror menewaskan tiga pria di pangkalan Angkatan Laut di Pensacola, Florida Desember lalu.

"Selama empat setengah bulan kami mencoba masuk tanpa bantuan dari Apple," sesalnya.

Menjawab tudingan ini, Apple mengirim email ke CNBC. Dalam surat elektronik itu, mereka menunjukkan bagaimana perusahaan memiliki komitmen kuat terhadap keamanan siber, termasuk enkripsi kuat di seluruh perangkat dan server-nya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1624 seconds (0.1#10.140)