Hujan Asteroid 800 Juta Tahun Lalu Sebabkan Musim Dingin Parah di Bumi

Sabtu, 25 Juli 2020 - 07:31 WIB
loading...
Hujan Asteroid 800 Juta Tahun Lalu Sebabkan Musim Dingin  Parah di Bumi
Peneliti meyakini, hujan asteroid berupa batu-batu angkasa saat itu, ukurannya jauh lebih besar dibandingkan ukuran asteroid yang memusnahkan dinosaurus sekitar 66 juta tahun lalu. FOTO/ IST
A A A
OSAKA - Bumi pernah mengalami musim dingin terparah sepanjang sejarah. Kejadian ini terjadi sekitar 800 juta tahun yang lalu, ketika hujan asteroid raksasa menghantam Bumi dan Bulan. berupa batu-batu angkasa saat itu, ukurannya jauh lebih besar dibandingkan ukuran asteroid yang memusnahkan dinosaurus sekitar 66 juta tahun lalu. BACA JUGA - Disebut Berbahaya, China Ngaku Karyawan hingga Bos TikTok Orang AS

Selain itu, hujan asteroid ini juga lebih besar dibandingkan hujan meteoroid pada 470 juta tahun lalu, yang memicu menurunnya ketinggian air laut dan menjadi pondasi munculnya keragaman kehidupan di Bumi. BACA JUGA- Diusir AS, India dan Inggris, Siap-Siap Indonesia Jadi Sasaran Empuk TikTok

Peristiwa ini sejatinya baru diketahui dalam studi terbaru. Hujan asteroid itu melibatkan massa total mencapai 30 hingga 60 kali lebih besar, dibandingkan asteroid yang menghantam Bumi dan menyebabkan kawah Chicxulub di Meksiko.

“Tidak heran jika hujan asteroid 800 juta tahun yang lalu mungkin memicu zaman es, karena massa totalnya 10-100 kali lebih besar daripada efek hantaman di Chicxulub dan atau hujan meteoroid 470 juta tahun yang lalu," kata Kentaro Terada, penulis utama studi dan dosen di Universitas Osaka, dikutip dari CNN.

Peristiwa ini terjadi sebelum zaman Cryogenion, artinya antara 635 dan 720 juta tahun yang lalu, ketika Bumi masih diselimuti gurun es. Zaman itu terjadi banyak perubahan lingkungan dan biologis.

Terada dan tim peneliti lain memperkirakan hujan asteroid tersebut menyebarkan 100 miliar ton fosfor di Bumi, 10 kali lebih banyak dari fosfor yang saat ini ada di lautan.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1547 seconds (0.1#10.140)