Yahoo Goyang akibat Pembajakan Data 500 Juta Pengguna

Sabtu, 24 September 2016 - 16:38 WIB
Yahoo Goyang akibat Pembajakan Data 500 Juta Pengguna
Yahoo Goyang akibat Pembajakan Data 500 Juta Pengguna
A A A
SAN FRANCISCO - Yahoo Inc yang tengah berjuang selama bertahun-tahun untuk membuat orang datang kembali ke layanan emailnya kini dalam kondisi goyang. Terbaru aksi hacker (peretas) yang membajak informasi sensitif 500 juta pengguna membuat perusahaan ketar-ketir.

Pelanggaran mengejutkan yang diungkapkan, Kamis (22/9/2016) lalu, diyakini menjadi yang terbesar memukul Yahoo. Masalah keamanan menjadi risiko sangat besar bagi Yahoo, khususnya kehilangan pengguna dan pendapatan iklan di tengah persaingan dengan Google dan Facebook.

Dilansir dari Business Insider, Sabtu (24/9/2016), beberapa analis memandang peretasan akan jauh lebih dahsyat jika orang benar-benar masih menggunakan jasa perusahaan. Sementara jutaan orang di seluruh dunia masih mengandalkan Yahoo mail, dan potensi risiko pencurian identitas masih besar.

Jika pengguna kehilangan kepercayaan - Yahoo yang dikabarkan akan menjadi bagian dari Verizon dalam kesepakatan USD4,8 miliar - bisa menjadi masalah mengerikan. "Yahoo mungkin sangat baik menghadapi krisis eksistensial," kata Corey Williams, direktur senior produk dan pemasaran di perusahaan keamanan komputer Centrify.

(Baca: Yahoo Umumkan 500 Juta Akun Penggunanya Dibajak)

Yahoo sudah menghadapi penurunan tajam dalam lalu lintas email, meskipun CEO Marissa Mayer telah berupaya meng-upgrade layanan dalam mempertahankan loyalitas pengguna.

Perusahaan riset comScore menyebutkan, pada Juli 2016, 161 juta orang di seluruh dunia menggunakan Yahoo email lewat komputer pribadi. Angka ini turun 30% dibanding waktu yang sama pada 2014, ketika pelanggaran pertama terjadi. Sebaliknya, pengguna layanan Gmail (Google) melalui desktop naik 9% menjadi hampir 429 juta user pada periode yang sama.

Pembajakan data pengguna email menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan Yahoo untuk mempertahankan layanan aman dan efektif. Mereka dilaporkan telah merumahkan staf dan memangkas biaya untuk melawan penurunan pendapatan selama 8 tahun terakhir.

Tim keamanan Yahoo, Alex Stamos, salah satu eksekutif yang dihormati, memilih meninggalkan perusahaan pada tahun lalu untuk mengambil pekerjaan yang sama di Facebook.

Yahoo sendiri tidak menjelaskan apa alasannya begitu lama mengungkap pencurian data yang disebutkannya dilakukan oleh "aktor yang disponsori negara" - istilah untuk hacker bekerja atas nama pemerintah.

Yahoo mengklaim memiliki lebih dari 1 miliar pengguna bulanan, meskipun belum diungkapkan berapa banyak dari orang-orang memiliki akun email.

Data yang dicuri dari Yahoo termasuk nama pengguna, alamat email, nomor telepon, tanggal lahir, password, dan pertanyaan keamanan - dan jawaban - yang digunakan untuk memverifikasi identitas akun.

Perusahaan mengklaim penyerang tidak mendapatkan informasi apapun tentang para pengguna rekening bank atau kartu kredit dan debit.

Para ahli keamanan melihat pencurian Yahoo bisa melukai pengguna yang terkena dampak jika informasi pribadi mereka diambil untuk masuk ke layanan online lain atau digunakan untuk pencurian identitas.

Perusahaan mengatakan, semua pengguna yang terkena dampak akan diberitahu tentang pencurian dan menyarankan bagaimana melindungi diri mereka sendiri.

Yahoo juga merekomendasikan semua pengguna agar mengubah password jika belum melakukannya sejak 2014. Jika password yang sama digunakan untuk mengakses situs lain, harus diubah juga, sebagaimana pertanyaan keamanan yang sama dengan yang digunakan di Yahoo.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0096 seconds (0.1#10.140)