Macam-Macam Nikmat dan Cara Mensyukurinya di Hari Kemerdekaan

Rabu, 16 Agustus 2023 - 18:34 WIB
loading...
Macam-Macam Nikmat dan Cara Mensyukurinya di Hari Kemerdekaan
Ustaz HM Asroi Saputra, Dai yang juga Kepala KUA Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Sumatera Utara. Foto/ist
A A A
Ustaz HM Asroi Saputra MA
Kepala KUA Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Sumatera Utara

Bangsa Indonesia akan merayakan HUT Kemerdekaan ke-78, Kamis 17 Agustus 2023. Ungkapan syukur patut kita gaungkan mengingat kemerdekaan adalah nikmat dan anugerah besar dari Allah. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mensyukuri hari kemerdekaan ini..

Sebelum kita membahas tentang ragam nikmat Allah, mari kita simak firman-Nya dalam Al-Qur'an :

وَاٰتٰٮكُمۡ مِّنۡ كُلِّ مَا سَاَلۡـتُمُوۡهُ‌ ؕ وَاِنۡ تَعُدُّوۡا نِعۡمَتَ اللّٰهِ لَا تُحۡصُوۡهَا ؕ اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَـظَلُوۡمٌ كَفَّارٌ

Artinya: "Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (QS Ibrahim Ayat 34)

Di ayat lain, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk selalu bersyukur sebagaimana firman-Nya:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim Ayat 7)

Syukur berasal dari kata 'Syakaro' yang artinya membuka atau menampakkan. Dalam kamus Arab-Indonesia, kata Syukur berasal dari kata Syakaro, Yaskuru, Syukran dan Tasyakkara yang bermakna mensyukuri-Nya atau pujian kepada yang pemberi kebaikan.

Wujud rasa syukur ini bisa diekspresikan dengan lisan, dimantapkan dengan hati dan dilaksanakan melalui perbuatan. Berikut macam-macam nikmat Allah yang patut kita syukuri:

1. Nikmat Fitriyah
Yaitu nikmat yang terdapat pada diri pribadi, personal. Misalnya Allah memberikan kita fisik yang lengkap, maka nikmat ini patut kita syukuri dipergunakan untuk kebaikan. Dalam konteks kemerdekaan, kita bisa menyaksikan korban-korban perang memiliki tubuh yang tidak sempurna lagi. Peperangan hanya menyebabkan kerugian yang hebat.

2. Nikmat Ikhtiyariyah
Ini merupakan nikmat yang diperoleh atas usaha kita. Kemerdekaan merupakan usaha para pejuang yang gigih memperjuangkan kemerdekaan dengan merawat persatuan dan kesatuan. Maka untuk mensyukurinya tentunya kita harus merawatnya dengan kontribusi yang positif. Jika memiliki jabatan misalnya, jangan menyalahgunakannya, akan tetapi dipergunakan untuk sesuatu yang diridhoi Allah.

3. Nikmat Alamiah
Merupakan nikmat yang berada di sekitar lingkungan. Kita tidak bisa hidup jika Allah tidak memberikan nikmat alamiah ini. Misalnya nikmat air, udara, dan tanah. Bukankah peperangan akan menyebabkan kerusakan yang dahsyat terhadap nikmat ini? Maka sudah sebaiknya kita mengisinya dengan merawat alam dan bukan merusaknya.

4. Nikmat Diiniyah
Yaitu nikmat agama dan iman. Kita meyakini dengan benar bahwa kemerdekaan ini diperjuangkan oleh semua suku dan agama yang berbeda, semangat beragama dan imanlah yang menjadikan kita merdeka. Tentunya atas berkat Rahmat Allah. Maka untuk mensyukurinya kita harus dengan menjadi penganut agama yang taat, dan toleransi beragama yang baiklah salah satu cara mensyukurinya.

5. Nikmat Ukhrowiyah
Yaitu nikmat yang akan dipetik di Yaumil Akhir. Meyakini bahwa kebaikan kita akan memperoleh balasan yang baik. Seorang muslim yang taat, jika amaliahnya diterima Allah, maka ia akan memperoleh ganjaran yang setimpal pada kegidupan yang sesungguhnya.

Hendaknya penerus bangsa membangkitkan kembali ruh nikmat kemerdekaan ini. Yaitu mengisinya dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat untuk kemaslahatan bersama. Jangan sampai jabatan, pangkat dan kekayaan semakin memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin, atau pemerintah dengan rakyatnya.

Realitas hari ini, kita masih banyak menemukan generasi yang meminta-minta, mengemis mencari pekerjaan. Seolah-olah bangsa ini lupa bahwa kemerdekaan dapat membangkitkan kepedulian sosial, semangat gotong royong, saling membantu dan saling menguatkan elemen bangsa. Dalam kata lain, sejatinya kita sama-sama melaju bersama demi kemajuan, tidak saling meninggalkan.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3153 seconds (0.1#10.140)