Bagas, Siswa SMA yang Ubah Tanah Liat Menjadi Listrik

Selasa, 09 Mei 2017 - 11:02 WIB
Bagas, Siswa SMA yang Ubah Tanah Liat Menjadi Listrik
Bagas, Siswa SMA yang Ubah Tanah Liat Menjadi Listrik
A A A
JAKARTA - Saat pengumuman kelulusan SMA kemarin media sosial kita banyak dihiasi oleh berita konvoi kelulusan di berbagai kota. Konvoi yang diikuti dengan cora-coret itu jelas membuat banyak pihak prihatin.

Disaat yang sama seorang anak SMA, Bagas Pramana Putra berhasil membuat terobosan teknologi dengan mengubah tanah lihat menjadi listrik. Bahkan penemuan Bagas ini sudah diikutkan dalam sebuah kompetisi tingkat nasional yang diselenggarakan sebuah BUMN dan meraih juara kedua untuk kategori terobosan teknologi.

Tidak main-main karena Bagas berhasil mengungguli orang-orang yang lebih tua, bahkan beberapa diantaranya adalah Profesor dan Doktor dari universitas terkemuka tanah air. Bagas yang berasal dari SMA Taruna Nusantara Magelang ini menamakan alatnya sebagai “Genteng Triko”.

Bagas yang segera naik ke kelas 12 SMA ini melakukan penelitian tanah liat sejak kelas 10 di Taruna Nusantara. Idenya mirip seperti Elon Musk yang mengubah energi cahaya menjadi listrik. Namun Bagas mengambil ide yang berbeda, mengubah energi panas menjadi listrik. Karena menurutnya di tanah air energi dalam bentuk panas sangat melimpah dan perlu diubah menjadi listrik, apalagi kebutuhan listrik di tanah air semakin besar.

Bagas sendiri punya cita-cita membuat sebuah pemukiman percontohan yang memanfaatkan alat temuannya sebagai sumber listrik. Menurut Bagas alat temuannya ini sangat murah dan mudah, karena bahan tersedia banyak di Indonesia, yaitu tanah liat.

Kendala yang dihadapi Bagas saat ini adalah ketersediaan bahan lain yang langka di tanah air, Magnesium. Guru pembimbing Bagas Amin SUkarjo berharap banyak penelitian Bagas bisa berlanjut dan ada bantuan untuk meneliti lebih lanjut. Karena target dari Bagas sendiri adalah alatnya segera memiliki fungsi menyimpan listrik yang dihasilkan oleh tanah liat tersebut.

Bagas sendiri menerangkan bila alatnya nanti dipakai luas di masyarakat syarat selanjutnya adalah hutan yang harus dijaga. Menurutnya ketersediaan tanah liat juga dipengaruhi oleh eksistensi hutan, yang sayangnya sampai saat ini terus tergerus dan hilang. Semoga satu talenta anak Indonesia dalam diri Bagas bisa dimaksimalkan oleh pemerintah dan semua pihak terkait di tanah air. Agar tidak terjadi seperti sebelumnya, potensi anak bangsa malah dilirik oleh negara tetangga.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7235 seconds (0.1#10.140)