Sempat 'Dicekik' Pesaing Lokal, Xiaomi Semakin Melejit

Selasa, 08 Agustus 2017 - 18:51 WIB
Sempat Dicekik Pesaing Lokal, Xiaomi Semakin Melejit
Sempat 'Dicekik' Pesaing Lokal, Xiaomi Semakin Melejit
A A A
BEIJING - Raksasa ponsel China, Xiaomi, mengalami kemunduran penjualan setelah sempat tercekik pesaing lokal selama dua tahun terakhir. Tapi akhirnya pada tahun 2017 ini, Xiaomi bangkit dan bertekad untuk mempertahankan momentum ini walau dengan biaya tinggi.

Chairman dan Chief Executive Officer Xiaomi Corp Lei Jun, mengatakan pada kuartal kedua 2017, Xiaomi kembali masuk dalam jajaran lima merek smartphone teratas dunia, menurut data terbaru dari konsultan industri Canalys, IDC dan Strategy Analytics. Perusahaan tersebut mencapai 21,2 juta unit di seluruh dunia, meningkat 59% dari tahun lalu, menurut IDC.

"Prestasi ini menandakan titik perubahan besar dalam pertumbuhan kami - setelah dua tahun masuk masa penalibrasi ulang internal, Xiaomi sekali lagi memulai lintasan pertumbuhan yang cepat," tutur Lei Jun dalam tulisan pada surat internal perusahan seperti dilansir Forbes, Selasa, (8/8/2017).

Produsen ponsel terbesar keempat di dunia ini berhasil menjual 71 juta perangkatnya pada 2015 - meningkat dari 6,6 juta unit pada tahun 2012.

Namun, menurut sejumlah analis, perusahaan itu sempat mengalami penurunan permintaan dalam 12 bulan terakhir, bahkan jumlah penjualan turun sebesar 27% pada kuartal ketiga.

Para ahli mengatakan produsen-produsen ponsel China berjuang keras di pasar global yang semakin kompetitif.

Dalam surat terbuka kepada stafnya, Lei Jun turut mengatakan: "Dalam beberapa tahun pertama, kita berkembang terlalu pesat. Kita bukan hanya menciptakan sebuah keajaiban, tapi juga mengalami pertumbuhan jangka panjang. Jadi kita harus sedikit mengurangi kegiatan, namun lebih meningkatkan kualitas di beberapa bagian dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk jangka panjang di masa depan."

Sejak meluncurkan ponsel pertamanya pada 2011, Xiaomi telah berkembang pesat. Penjualan melonjak sebanyak 57,6 juta unit pada tahun 2014, menurut para pelacak pasar IDC. Namun, perusahaan swasta ini hanya menjual 39 juta ponsel dalam sembilan bulan pertama pada tahun 2016, saat pangsa pasar global terjatuh.

Perusahaan, yang juga menjual berbagai perangkat dan menjalankan berbagai toko ritel, mengaku bahwa dalam mereka masih belum meraih keuntungan dari penjualan ponsel-ponselnya pada bulan November.

Francisco Jeronimo, seorang direktur riset di IDC, mengatakan kepada BBC: "semua produsen ponsel Cina menghadapi masalah yang sama.

"Pasar telepon pintar secara keseluruhan dan secara global sangat sulit serta tidak berkembang, jadi apa yang harus mereka lakukan adalah menarik klien dari merek lain. Tapi mereka bukan merek terkenal, terutama di luar China, yang membuatnya sulit untuk bersaing dengan merek-merek seperti Apple dan Samsung."

Pernyataan Xiaomi ini muncul setelah pesaing bisnis ponsel Cina lainnya, Leeco, juga mengklaim telah berkembang terlalu cepat pada bulan November.

Dalam surat kepada stafnya, pendiri perusahaan Leeco, Jia Yueting, mengatakan perusahaan menghadapi masalah cash-flow dan kesulitan mengumpulkan dana sebagai akibat dari perkembangan perusahaan yang terlalu cepat.
Hak paten

Meski berbagai tantangan dihadapi Xiaomi, Jun mengatakan ia optimis tentang masa depan perusahaan itu. Dalam suratnya ia mengklaim bahwa penjualan produknya di India mencapai USD1miliar (atau sekitar Rp13 triliun) untuk pertama kalinya pada tahun 2016, sedangkan penjualan piranti pintar meraih keuntungan USD2,2 miliar (atau sekitar Rp26 triliun).

Ia pun mengatakan Xiaomi telah mendaftarkan lebih dari 16.000 hak paten di seluruh dunia, yang mana sebanyak 3.612 telah disetujui.

"Hanya dengan inovasi berkesinambungan kita mampu memperkenalkan produk-produk terobosan di pasar ponsel mutakhir yang sangat kompetitif," katanya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9685 seconds (0.1#10.140)