Peluang Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Rabu, 30 Agustus 2017 - 13:04 WIB
Peluang Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
Peluang Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendorong pelaku industri telekomunikasi Indonesia untuk bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Saat membuka acara Seminar bertajuk “Bangga Produk TI Indonesia, Indonesia Bisa!!” yang diselenggarakan Forum IndoTelko di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (30/8), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menggagas dibentuknya pohon industri telekomunikasi dari sektor hulu ke hilir.

Tujuannya agar pemerintah bisa memetakan ceruk bisnis apa saja yang bisa diprioritaskan untuk perusahaan dalam negeri.

“Sehingga kita bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri tanpa perlu melanggar kesepakatan World Trade Organization (WTO),” kata Airlangga dalam kata sambutan yang dibacakan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan.

Airlangga mengakui, Pemerintah Indonesia perlu memastikan kebijakan yang dibuatnya terkait Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produk telekomunikasi tidak menutup akses perusahaan asing maupun mempersulit pihak tertentu untuk bisa masuk dan berbisnis di Indonesia.

“Kita bisa diadukan ke WTO kalau melakukan itu, apalagi menciptakan monopoli dan tidak transparan dan akuntabel. Tetapi kalau kita mengatur investasinya, dan tidak menutup akses pihak tertentu maka tidak ada alasan bagi WTO untuk menuntut kita,” ujar Airlangga.

Sementara itu, Ismail MT, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemenkominfo menambahkan, dengan mewajibkan TKDN bagi sarana dan prasarana 4G LTE, dalam dua tahun terakhir belanja impor handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT) dalam dua tahun terakhir mengalami penurunan.

“Pada 2014 itu nilainya USD 3,5 miliar. Lalu sekarang di 2015 sebesar US$ 2,2 miliar dan 2016 sudah turun lagi jadi USD 773 juta. Jadi total akumulasi itu sudah US$ 2,7 miliar. Padahal kebijakan ini berbeda dengan proteksi, kami tidak menghambat merek dari luar untuk masuk ke Indonesia,” kata Ismail.

Founder IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin mengingatkan untuk keberhasilan produk Teknologi Informasi buatan anak bangsa menjadi tuan rumah dibutuhkan konsistensi di sisi aturan dan insentif dari pemerintah serta rasa bangga dari masyarakat atau pelaku usaha menggunakan produk hasil buatan anak bangsa.

"Kalau semua tak kerja bersama, gerbong NKRI ini tak bisa maju menuju Indonesia Baru," pungkasnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.0149 seconds (0.1#10.140)