Era AL, Microsoft Dorong Perkembangan Chatbot Sosial di Indonesia

Jum'at, 15 September 2017 - 18:01 WIB
Era AL, Microsoft Dorong Perkembangan Chatbot Sosial di Indonesia
Era AL, Microsoft Dorong Perkembangan Chatbot Sosial di Indonesia
A A A
JAKARTA - Microsoft Asia Digital Future Survey 2017 mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan disebutkan sebagai teknologi yang paling diharapkan oleh generasi muda untuk dapat memiliki dampak terbesar dalam kehidupan mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, penemuan perangkat elektronik, komputasi awan dan data telah memunculkan pemikiran-pemikiran berani tentang bagaimana kecerdasan buatan dapat menjadi bagian yang terintegrasi dari masa depan digital kita. Oleh karena itu, pada akhir Agustus lalu, Microsoft Indonesia melalui kerjasama dengan LINE Indonesia, memutuskan untuk membawa chatbot berbasis kecerdasan buatan bernama Rinna, ke Indonesia.

Rinna diprogram sebagai sosok wanita muda yang menarik dan bersahabat sehingga dapat berkomunikasi dengan baik, sama halnya seperti ketika seorang wanita muda berkomunikasi dengan temannya. Rinna ingin menjadi teman terbaik bagi pengguna LINE dan juga merupakan chatbot yang dibuat menggunakan konten sosial yang luas dari Internet. Ia belajar dari interaksi manusia dan merespons dengan kepribadian dan sudut pandang yang unik. Secara bersamaan, Rinna juga memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya dari eksploitasi.

“Kecerdasan buatan melibatkan pembuatan mesin-mesin cerdas atau sebuah layanan yang bekerja dan bereaksi seperti manusia – sebuah fitur yang kini sangat sering ditemukan hampir dalam semua layanan terjemahan, asisten virtual untuk permainan berbasis video. Rinna adalah bagian dari upaya kami dalam penelitian dan pengembangan kecerdasan buatan untuk berkomunikasi. Setiap hari, kami melakukan serangkaian tes terhadap Rinna, yang mengacu pada reaksi yang diberikan oleh pengguna saat mereka berinteraksi dengan Rinna. Dengan melakukan hal tersebut, kami berharap dapat meningkatkan pembelajaran kami mengenai chatting dan membuat kecerdasan buatan menjadi lebih nyata dan lebih dekat dengan masyarakat," Irving Hutagalung, Audience Evangelism Manager Microsoft Indonesia menjelaskan.

Rinna dibuat menggunakan model generik end-to-end berdasarkan teknologi Deep Learning dan dilatih oleh teknologi big data dari mesin pencari Bing yang bekerja pada platform Azure. Oleh karena itu, sistem pada Rinna dapat belajar dari kumpulan big data dan memberikan tanggapan berdasarkan hasil pembelajaran juga menirukan otak manusia dengan menggunakan Natural Language Processing; sebuah proses untuk mengindentifikasi bahasa manusia secara bersamaan sehingga Rinna bisa meniru dan berbicara seperti wanita muda pada umumnya.

Teknologi kecerdasan buatan seperti Cortana menyediakan fungsionalitas yang berguna bagi pengguna seperti asisten pribadi. Namun berbeda dengan Cortana, Rinna dapat berkomunikasi dengan EQ (emotional quotient) dan juga IQ (intelligence quotient) kepada pengguna, sehingga Rinna dapat belajar dan beradaptasi dengan kebiasaan pengguna, serta mengembangkan preferensi percakapan.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6075 seconds (0.1#10.140)