Selama Dua Tahun, Kemkominfo Tutup 806.000 Website Berkonten Negatif

Jum'at, 10 November 2017 - 22:03 WIB
Selama Dua Tahun, Kemkominfo Tutup 806.000 Website Berkonten Negatif
Selama Dua Tahun, Kemkominfo Tutup 806.000 Website Berkonten Negatif
A A A
BANDUNG - Sejak tahun 2016 sampai Mei 2017 Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menutup total 806.000 website yang bermuatan negatif. Website yang ditutup itu ada yang berasal dari luar negeri tapi ada juga yang merupakan website lokal.

"Tahun 2016 ada 800.000 website yang diblokir dan hingga Mei 2017 ada 6.000 lagi website yang juga ditutup," terang Staf Ahli Menkominfo bidang Komunikasi, Informasi, dan Media Massa, Gungun Siswadi, dalam acara Dialog Kebangsaan yang digelar di Alun-alun Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (10/11/2017).

Menurutnya, pengguna internet saat ini di Indonesia berdasarkan hasil survei Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia mencapai 132,7 juta. Itu berarti 50% penduduk Indonesia sudah terbiasa menggunakan internet. Bahkan saat ini tercatat ada 350.000 simcard yang sudah digunakan masyarakat.

Dampak dari era digitalisasi di generasi millenia ini, membuat informasi berkembang pesat. Termasuk bermunculan hal-hal yang negatif seperti berita hoax, ujaran kebencian, atau konten situs-situs porno. Oleh sebab itu Kemkominfo terus melakukan pengawasan dan pemblokiran terhadap website atau medsos yang berkonten negatif.

"Indonesia sudah masuk darurat hoax, untuk menangkal itulah diperlukan keterlibatan ulama. Melalui Dialog Kebangsaan inilah diharapkan bisa menularkan informasi yang positif di dunia maya," terangnya.

Penggagas Dialog Kebangsaan Rusli Nur Ali Azis mengungkapkan acara ini sudah digelar sebanyak delapan kali dan total sudah dihadiri oleh 8.000 ulama. Mereka yang terlibat adalah ustad, guru ngaji, ulama, ketua DKM, dan pengurus masjid. Mereka diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat supaya bijak dalam memanfaatkan teknologi.

"Internet saat ini sudah masuk hingga ke pelosok desa, keberadaan ulama yang menjadi tokoh di masyarakat sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan," pungkasnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8111 seconds (0.1#10.140)