Survei: Aktivitas Medsos Jadi Kunci Anda Diterima Kerja Atau Tidak

Senin, 04 Desember 2017 - 07:00 WIB
Survei: Aktivitas Medsos Jadi Kunci Anda Diterima Kerja Atau Tidak
Survei: Aktivitas Medsos Jadi Kunci Anda Diterima Kerja Atau Tidak
A A A
NEW DELHI - Apakah Anda saat ini tengah mencari pekerjaan? Jika demikian, jangan abaikan peran media sosial yang Anda punya!

Berdasarkan hasil sebuah survei yang diadakan di India, ternyata keaktifan pelamar kerja di media sosial menjadi salah satu kunci diterima atau tidaknya sang pelamar di sebuah perusahaan.

Diberitakan Gadgetsnow, sebuah survei yang baru-baru ini dilakukan menunjukkan bahwa 17% perekrut tidak mempekerjakan kandidat yang terlalu aktif di media sosial. Tapi lebih buruknya lagi, jika calon tidak terlihat secara aktif atau online, survei menemukan bahwa 57% pelamar tidak diterima kerja.

Survei menyebutkan, 92% perusahaan menggunakan media sosial, terutama Facebook, Twitter, dan LinkedIn untuk mencari kandidat pekerjanya. "Waktu perusahaan untuk meneliti kandidat tak cukup, karena itu keaktifan di dunia maya menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk menilai," kata Asavari Sharma, pakar komunikasi, Empass.mobi, Minggu (3/12/2017).

Ada beberapa contoh seorang pelamar kerja diterima perusahaan yang dibidiknya karena aktivitas media sosialnya. Sebut saja Quora Josh Lim mendapat tawaran pekerjaan karena CEO sebuah perusahaan menyukai jawabannya atas sebuah pertanyaan di portalnya.

Memindai profil media sosial juga memberi perekrut dan calon bos tentang konteks dan detail yang mungkin tidak mereka temukan dalam resume pelamar. "Untuk peran teknologi dan digital, aktivitas online memiliki arti penting. Jika Anda berpartisipasi aktif dalam diskusi teknologi dan pengkodean secara online, perekrut mendapatkan ide bagus mengenai minat Anda," kata Rishabh Kaul, salah satu pendiri, Belong, perusahaan perekrutmen pekerja.

Beberapa pengusaha juga menggunakan LinkedIn untuk mengukur perilaku berbagi karyawannya. LinkedIn, aplikasi berbayar yang digunakan perusahaan untuk karyawan untuk berbagi konten, menganalisis apa dan bagaimana orang berbagi, dan mengirimkan temuan ke atasannya.

"Kami tahu dari penelitian kami bahwa perusahaan yang karyawannya secara teratur berbagi konten dapat memasarkan layanan mereka dengan lebih baik," kata LinkedIn dalam sebuah pesan kepada pengguna korporat.

Kaul menegaskan, keheningan media sosial dapat mengurangi peluang seseorang untuk ditemukan oleh manajemen perusahaan. "Insinyur terbaik akan memiliki profil LinkedIn yang kosong, tapi biasanya mereka berpartisipasi secara aktif dalam diskusi teknologi. Itu cukup untuk perekrut," katanya.

Untuk tingkat menengah hingga senior, dan karyawan dengan pengalaman 10 sampai 15 tahun, Kaul menyarankan agar aktif di media sosial atau setidaknya memiliki blog. Profesional yang berpengalaman tidak mungkin berada di situs daftar pekerjaan.

Jadi, lanjut dia, satu-satunya cara pengusaha dan perekrut dapat menemukannya adalah dengan melihat aktivitas online mereka. "Media sosial menguatkan apa yang Anda lakukan atau percaya. Ini adalah cerminan dari merek pribadi Anda," katanya.

Rituparna Chakraborty, wakil presiden eksekutif dan co-founder, TeamLease, sebuah perusahaan solusi kepegawaian, mengatakan, pandangan politik bukanlah sebuah masalah. Namun cara kita mengekspresikannya yang bisa menjadi masalah. "Cara mengekspresikannya itulah yang dinilai," ucapnya.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8158 seconds (0.1#10.140)