Orang Tua Korban Tragedi Semanggi I-II Ingatkan Gen Z Cermat Pilih Presiden

Selasa, 12 Desember 2023 - 17:53 WIB
loading...
Orang Tua Korban Tragedi Semanggi I-II Ingatkan Gen Z Cermat Pilih Presiden
Para orang tua korban Semanggi I dan II dalam Konferensi Pers Koalisi Masyarakat Sipil di Tebet, Jakarta Selatan. Foto/Yohannes Tobing/MPI
A A A
JAKARTA - Sudah 25 tahun tragedi semanggi I dan II tidak mendapat titik terang adanya keadilan. Dalam peristiwa ini terdapat 28 warga sipil yang tewas dan 234 warga sipil lainnya terluka saat aksi protes mahasiswa menumbangkan Presiden Soeharto.

Meskipun sudah seperempat abad berlalu, peristiwa ini terus menyisahkan kesedihan mendalam bagi keluarga korban. Seperti yang dirasakan salah satu orang tua korban Semanggi Maria Katarina Sumarsih (Ibu dari Bernardinus Realino Norma Irmawan)

Dalam Konferensi Pers Koalisi Masyarakat Sipil di Tebet, Jakarta Selatan, wanita yang akrab disapa Sumarsih ini menceritakan puteranya yang duduk di semester lima Universitas Atmajaya meninggal dunia saat turut menyuarakan aspirasi.



Menurut Sumarsih, kematian puteranya dan puluhan warga lainnya menjadikan peristiwa Semanggi merupakan pelanggaran HAM berat. Hal ini juga menurutnya diakui oleh Presiden Jokowidodo yang menilai penembakan dan penculikan aktifis sebagai kejahatan.

"Tahun 98 sudah diakui oleh Presiden Jokowi penembakan mahasiswa dalam peristiwa Semanggi 1 Semanggi 2 dan Trisakti juga penculikan aktivis Pro demokrasi dan juga kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran HAM berat," ucapannya.

Menjelang pemilihan umum nanti, Sumarsih berharap kepada para anak muda dalam hal ini Gen-z harus lebih peka dalam memilih pemimpin Indonesia. Dia berharap anak muda bisa menolak atau tidak memilih sosok yang melakukan pelanggaran HAM.

"Oleh karena itu saya selalu mengingatkan jadilah pemilih yang bijak dan cerdas. Kita harus mengenali dan menelusuri para Caleg ataupun juga para Capres dan cawapres agar mereka tidak berkuasa dan kemudian melakukan pelanggaran HAM berat," Ucapnya.

"Harapan saya adalah agar suatu saat dari ada anak muda yang kemudian menjadi presiden yang berani mempertanggungjawabkan kasus-kasus pelanggaran HAM berat sehingga ada jaminan di masa depan tidak terjadi pelanggaran HAM berat lagi," lanjutnya.

Sumarsih menambahkan jika ada jaminan tersebut, maka demokrasi benar-benar bisa dinikmati seperti puisi yang dibuat oleh para aktifis seperti Wawan yang mendapatkan reformasi dan demokrasi agar rakyat merasakan hidup adil makmur dan sejahtera.

"Jadi Betul apa yang dikatakan Wawan semasa hidupnya adanya para reformis gadungan bahwa reformasi itu dibajak. Jadi saya sebagai ibunya Wawan Saya bertekad untuk melanjutkan perjuangan Wawan dan kawan-kawannya yang belum selesai khususnya mewujudkan agenda reformasi.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1497 seconds (0.1#10.140)