Surabaya Awali sebagai Kota Bermobil Listrik

Jum'at, 09 Februari 2018 - 10:34 WIB
Surabaya Awali sebagai Kota Bermobil Listrik
Surabaya Awali sebagai Kota Bermobil Listrik
A A A
SURABAYA - Tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai merealisasi program mobil listrik untuk kendaraan dinas Wali Kota Tri Rismaharini dan mobil dinas para pegawai. Kebijakan berani Rismaharini ini diharapkan memantik percepatan proyek mobil listrik nasional.

Surabaya tercatat sebagai kota pertama di Indonesia yang benar-benar menggunakan mobil listrik untuk kendaraan operasional harian. Selain Surabaya, transportasi berbasis listrik ke depan dinilai tepat jika bisa diterapkan di kota-kota besar lain seperti Jakarta, Bandung, dan Medan. Konsep ini diyakini sesuai dengan kondisi Indonesia yang membutuhkan sistem transportasi ramah lingkungan, terjangkau masyarakat, mudah diakses, aman, dan nyaman. Komitmen besar dari daerah ini harus diimbangi pemerintah pusat dengan menyiapkan regulasi seperti pajak, lalu lintas, dan sebagainya.

Peraturan presiden (perpres) soal mobil listrik rencananya akan diteken oleh Presiden Joko Widodo dalam pekan ini. Kendati tergolong baru di Surabaya, sebenarnya mobil listrik saat ini telah diterapkan di beberapa kota besar di dunia.

Pada April 2017 lalu, Wali Kota New York Bill de Blasio mengumumkan penggunaan 2.000 mobil listrik pada 2025 sebagai kendaraan operasional di New York. Saat ini Kota New York sudah menggunakan 650 mobil listrik dan 75 ambulans listrik. Blasio bertekad terus mengembangkan kota dengan basis transportasi listrik ini secara berkelanjutan. Selain New York, Los Angeles juga mengembangkan mobil listrik untuk kendaraan operasional pemerintahannya.

“Kita ingin menciptakan kota yang memiliki udara bersih,” ujar Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti seperti dilansir Lamayor.org. Di Paris, Wali Kota Anne Hidalgo melarang keras penggunaan mobil diesel di seluruh ibu kota Prancis ini pada 2024 mendatang.

Dia hanya mengizinkan mobil listrik yang bisa beroperasi di jalanan Prancis. Di Korea Selatan, mobil listrik ditempatkan di daerah wisata sekaligus dikembangkan di lokasi tersebut. Wali Kota Surabaya Tri Risma harini ingin sekali niatnya memiliki mobil dinas listrik segera terwujud. Dia menargetkan, mobil ramah lingkungan ini bisa dia gunakan selambat-lambatnya pada September mendatang.

Desain mobil dinas berjenis sport utility vehicle (SUV) ini tengah dikebut tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Risma ingin sekali mobil dinas (mobdin) listriknya segera menunjang kinerjanya untuk dibawa “blusukan” ke segenap penjuru kota.

Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya itu sengaja meminta tim ITS untuk menyelesaikan mobil listrik ini dengan segera. Apalagi pada September nanti ada event internasional yang akan dihadiri 32 negara dan ratusan kota yang semuanya datang ke Surabaya. Pada acara itu, akan ada sekitar 1.000 orang datang ke Surabaya. Pada November Surabaya akan menjadi tuan rumah International Startup Summit yang akan dihadiri kurang lebih perwakilan 193 negara.

Risma menyadari kebiasaan dalam memakai mobil listrik tak langsung diikuti masyarakat. Jika program ini berhasil, semua mobil dinas akan dia ganti dengan mobil listrik. Untuk mempercepat pembuat an mobil yang dipesan Risma, ITS sudah membuat tim khusus berisi 20 orang.

“Yang pasti kami usahakan. Saat ini sudah masuk fase desain, kami pastikan dulu semuanya sudah sesuai aturan dan aman untuk digunakan,” ujar project leader mobil listrik nasional dari ITS Indra Sidharta.

Dia memastikan bahwa mobil listrik untuk Risma itu tidak jauh beda dengan mobil mobil listrik ITS sebelumnya. Yang membedakan hanya motor dan kapasitas penyimpanan listrik akan lebih besar. Dengan lisrik yang besar, mobil listrik bisa digunakan berkeliling Surabaya dalam waktu yang lama.

“Jika biasanya 25 KW, maka yang ini motornya 100 KW. Ini cukup untuk di pakai segala aktivitas,” ujarnya. ITS pun telah berkolaborasi dengan PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) untuk mendesain stasiun pengisian listrik dengan solar panel dan energi alternatif. Salah satu lokasi yang diusulkan adalah di Taman Surya Surabaya.

Pembangunan stasiun ini diharapkan selesai bersamaan dengan mobil listrik untuk Risma. ITS yakin bisa mengegolkan proyek Pemkot Surabaya ini karena sudah lama bergelut dalam penciptaan dan pengembangan teknologi mobil listrik.

Pusat Unggulan Iptek Sistem dan Kontrol Otomotif (PUI SKO) ITS pun dibentuk sebagai pusat komando untuk meng - ge rakkan semua sumber daya manusia (SDM), ruang pemikiran sampai percepatan teknologi yang memberikan sentuhan dalam membangun mobil listrik.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronik Kementerian Perindustrian Harjanto menegaskan bahwa pemerintah Indonesia serius dalam menghadirkan mobil listrik.

Saat ini total populasi mobil di Indonesia mencapai 1,2 juta per tahun dengan rincian 1 juta unit untuk konsumsi dalam negeri sedangkan sisanya di ekspor. Pemerintah menargetkan populasi mobil listrik di Indonesia mencapai 20% pada 2025 nanti.

“Jadi tidak semua mobil akan diubah dengan listrik. Kami melakukan program ini (mobil listrik) dengan bertahap karena kami mencoba tetap melindungi investasi yang sudah ada di Indonesia,” tegasnya. Saat ini yang dibutuhkan oleh Indonesia adalah menyiapkan ekosistem mobil listrik dengan baik. Salah satunya pembentukan regulasi mobil listrik terutama masalah pajak.

Menurut dia Indonesia saat ini memberikan penghitungan insentif berdasarkan kapasitas mesin. Untuk merealisasikan rencana mobil listrik pemerintah berencana memberikan insentif berdasarkan hasil emisi gas buang mobil. Pemerintah juga akan menyediakan berbagai insentif lainnya seperti terhadap pabrikan yang membangun pusat penelitian dan pengembangan serta vokasi.

Direktur PUI SKO ITS Muhammad Nur Yuniarto menambahkan, tiap tahun selalu ada yang baru dari pengembangan mobil listrik. Keberlanjutan mobil listrik di Indonesia butuh dukungan dari semua pihak.

Termasuk dukungan penuh dari pemerintah untuk bisa melakukan pengembangan berkelanjutan. “Secara potensi pasar sebenarnya cukup baik kalau dikembangkan di Indonesia. Tapi butuh kebiasaan yang harus dibangun bertahun-tahun dulu untuk memakai mobil listrik,” ungkap alumnus doktoral dari The University of Manchester Institute of Science and Technology (UMIST) Inggris ini.

Pengamat transportasi Sigit Puji Santosa juga menilai, sistem transportasi Indonesia mestinya sudah mementingkan konsep berkelanjutan dan terintegrasi, berbasis ketenagalistrikan. Konsep itu tepat diterapkan di Indonesia khususnya Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan.

“Keempat kota itu notabene penduduknya memiliki mobilitas tinggi. Kendaraan berbasis listrik akan sangat membantu mobili sasi masyarakat perkotaan,” kata Sigit di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Kota Bandung, kemarin.

Selain mobil pribadi, beberapa kendaraan berbasis listrik yang memadai dipakai di kota besar adalah bus elektrik, metro kapsul, dan LRT. Saat ini, penggunaan transportasi massal seperti light rail transit (LRT) dan metro kapsul lebih banyak diwacanakan karena ha nya beberapa kota yang sudah mulai membangun moda transportasi itu.

Di sisi lain, Indonesia juga harus menghadapi tantangan dengan akan diberlakukannya regulasi baru di Amerika Se rikat (AS dan Eropa yang sangat ketat dalam mengendalikan emisi bahan bakar. Pada 2025, kendaraan di AS yang diperbolehkan diproduksi hanya yang penggunaan bahan bakarnya dapat menempuh 56.5 mil per galon (MPG) atau sekitar 24 km/liter.

Sementara produk-produk yang ada di pasaran Indonesia saat ini belum ada yang memenuhi standar tersebut. Grafik konsumsi bahan bakar dan produksi minyak di Indonesia berbanding terbalik yang mengakibatkan Indonesia banyak mengimpor minyak.

“Padahal salah satu prinsip dasar sistem berkelanjutan adalah minimalisasi penggunaan sumber daya yang tak terbarukan,” kata Sigit. Apabila kondisi itu tidak segera dicarikan solusinya, dia khawatir pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terhambat. Pendapatan negara akan terserap untuk membayar bahan bakar minyak.

Wakil Rektor ITB Miming Miharja juga mengungkapkan, pihaknya sudah mendirikan pusat pengembangan teknologi transportasi berkelanjutan sebagai salah satu langkah dan peran kampus dalam men dukung sistem transportasi berkelanjutan. (Aan Haryono/ Arif Budianto/Wahyu Sibarani/Andika Mustaqim)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2593 seconds (0.1#10.140)