Kampus Didorong Komersialkan Mobil Listrik

Sabtu, 10 Februari 2018 - 11:57 WIB
Kampus Didorong Komersialkan Mobil Listrik
Kampus Didorong Komersialkan Mobil Listrik
A A A
SURABAYA - Pemerintah sangat mendukung inovasi sejumlah perguruan tinggi yang sudah berhasil mengembangkan teknologi mobil listrik seperti di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Kampus juga didorong agar mampu mengomersialkan mobil ramah lingkungan ini. Dukungan pemerintah antara lain disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat berkunjung ke Kampus ITS di Surabaya kemarin.

Selain memberikan kuliah umum, Jonan juga meninjau langsung prototipe mobil listrik Ezzy ITS yang dianggapnya sebagai mobil masa depan. Mobil ini sebelumnya pernah dijajal Presiden Joko Widodo berkeliling di halaman Rektorat ITS. Jonan menilai mobil listrik ramah lingkungan dan cocok untuk dipakai di Indonesia.

“Saya menganjurkan kepada Rektor ITS untuk segera memproduksi secara massal dan dikomersialkan,” kata Jonan seusai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Badan Pengembangan dan Penelitian (Balitbang) Kementerian ESDM danITS kemarin. Keberanian kampus mengomersialisasi penting sebagai media untuk mengetahui sejauh mana respons pasar.

ITS juga akan mengetahui kelebihan dan kekurangan atas produk andalannya ini. Upaya ini bisa dilakukan dengan menggandeng pabrikan yang mumpuni. Dia mendukung rencana ITS yang akan meluncurkan mobil listrik buatan anak negeri ini pada 17 Agustus mendatang.

“Potensi ini kelamaan. Harus segera dibangun. Mobil listrik tantangan lebih besar. Kalau motor mestinya bisa,” ujarnya.

ITS diketahui sebagai salah satu kampus yang aktif mengembangkan teknologi mobil listrik, selain Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Sebelas Maret (UNS).

Bahkan ITS digandeng Pemerintah Kota Surabaya untuk membuat mobil dinas Wali Kota Tri Rismaharini dan sejumlah mobil dinas pegawai lainnya. Program mobil listrik untuk dinas atau operasional lapangan ini tercatat sebagai yang pertama di Indonesia. Rencananya mobil ini akan mengaspal di Surabaya paling lambat September mendatang.

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi pun telah meminta fakultas di ITS, UI, ITB, dan UNS melakukan penelitian untuk menyukseskan program mobil listrik yang juga dicanangkan Presiden Jokowi. Riset empat kampus ini antara lain fokus pada baterai yang saat ini menjadi masalah utama produksi, mekatronik, material, dan elektronika mobil listrik.

Hasil riset ini diharapkan bisa membantu rencana pemerintah memproduksi secara massal mobil ramah lingkungan ini. Wakil Rektor IV ITS Ketut Buda Artana mengatakan, ada beberapa kendala dalam pengembangan bisnis mobil listrik.

Menurut dia, bisnis mobil listrik bukan bisnis yang sederhana karena menyangkut rantai pasok yang kompleks. “Dari sisi mobil listriknya sendiri, sepanjang yang dia ketahui, hampir semua diproduksi sendiri kecuali baterai. Tantangan ke depan industri listrik letaknya di baterai,” kata Ketut.

Dia mengungkapkan, sebelum adanya MoU diadakan rapat teknis antara ITS dan Balitbang ESDM dengan tujuan agar kerja sama ini segera dieksekusi dengan perjanjian untuk implementasi. “Begitu MoU selesai, ITS dan Balitbang ESDM akan mengupayakan jejaring untuk mengimplementasikan kerja sama tersebut,” tuturnya.

Selain pengembangan bisnis mobil listrik, ada dua kerja sama lain ITS dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM itu, yakni pemanfaatan teknologi smelter ITS dan energi baru dan terbarukan bidang kelautan. (Aan Haryono)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7906 seconds (0.1#10.140)