Penetrasi Komputasi Awan Indonesia Masih Sangat Rendah

Sabtu, 17 Februari 2018 - 01:02 WIB
Penetrasi Komputasi Awan Indonesia Masih Sangat Rendah
Penetrasi Komputasi Awan Indonesia Masih Sangat Rendah
A A A
JAKARTA - Berdasarkan laporan bertajuk Digital Spillovers 2017 yang dirilis bersama oleh Huawei dan Oxford Economics, ekonomi digital dunia saat ini bernilai USD11,5 triliun atau berkontribusi 15,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.

Kinerja ekonomi digital sebagian besar dimotori oleh pengembangan internet berbasis konsumen. Pada 2025, pemakaian internet untuk kegiatan usaha diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang pesat dengan tingkat digitalisasi dan kecerdasan yang tinggi industri di berbagai sektor.

Pada tahun yang sama diperkirakan ekonomi digital tumbuh lebih pesat dan berkontribusi hingga 24,3% terhadap PDB dunia. Dengan kebijakan dan strategi investasi yang tepat, diperkirakan ekonomi digital akan mendorong pertumbuhan PDB dunia sebesar USD1,7 triliun pada 2025.

“Dengan strategi digitalisasi yang mumpuni (high-digitalization scenario), Indonesia bisa mendapatkan tambahan pertumbuhan PDB sebesar 1,8% pada tahun 2025 dari rata-rata pertumbuhan PDB saat ini 5%,” kata Arri Marsenaldi, Executive Product Manager Huawei Indonesia melalui keterangan tertulisnya, Jumat (16/2/2018).

Sejalan dengan tajamnya angka penetrasi 4G dan peningkatan daya beli masyarakat untuk produk fixed dan mobile broadband, Pemerintah Indonesia harus bisa mengoptimalkan tujuan Rencana Pita Lebar (RPI 2014-2019) dalam hal pengembangan dan peningkatan infrastruktur pita lebar di wilayah pedesaan, jaringan e-government, serta pusat data pemerintah.

“Huawei meyakini bahwa peningkatan investasi infrastruktur digital yang berkelanjutan, terutama dalam pita lebar dan adopsi teknologi cloud adalah landasan untuk transformasi digital Indonesia,” tutur Arri.

Teknologi digital yang sedianya hanya berperan sebagai pendukung kini semakin berkembang dan mengambil peran strategis dalam proses pengambilan keputusan. Evolusi ini akan menjadi faktor utama untuk peningkatan kualitas dan efisiensi suatu perusahaan.

Secara global, sejumlah instansi pemerintah dan perusahaan terkemuka semakin bergerak menuju era +Intelligence yang menggabungkan cloud, Big Data, Internet of Things (IoT) serta kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk diadaptasi ke dalam kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Arri mengatakan, Indonesia saat ini sedang memasuki fase awal transformasi digital. Ini terukur dari rendahnya tingkat adopsi cloud dalam ekosistem digital Tanah Air.

Laporan Huawei Global Connectivity Index 2017 sebelumnya menyebutkan bahwa ketika tingkat adopsi cloud di suatu negara mencapai lebih dari 3% dari total investasi teknologi informasi (TI), maka pemerintah dan sektor swasta di negara tersebut berada dalam kondisi optimal untuk memanfaatkan potensi kemampuan Big Data dan IoT secara penuh.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0856 seconds (0.1#10.140)