Dimension Data-Cisco Kembangkan Teknologi Anti-Perburuan di Afrika

Selasa, 22 Mei 2018 - 22:02 WIB
Dimension Data-Cisco Kembangkan Teknologi Anti-Perburuan di Afrika
Dimension Data-Cisco Kembangkan Teknologi Anti-Perburuan di Afrika
A A A
JAKARTA - Dimension Data dan Cisco hari ini mengumumkan telah berkolaborasi dalam mengembangkan program antiperburuan bertajuk Connected Conservation ke Zambia, Kenya, dan Mozambik. Program bertujuan demi melindungi satwa badak, serta membantu perlawanan terhadap peningkatan perburuan gajah di padang rumput Afrika.

Program pengembangan ini menyusul kesuksesan program perdana yang dilakukan keduanya. Mereka menginstal beberapa teknologi tercanggihnya ke dalam cagar alam yang bersebelahan dengan Taman Nasional Kruger di Afrika Selatan.

Semenjak teknologi Connected Conservation dipasang di sana sejak November 2015, jumlah perburuan badak telah mengalami penurunan hingga 96%. Pada 2017, tidak ada satu pun badak yang diburu dalam cagar alam tersebut.

Ratusan pemasok dan kontraktor, staf, pihak keamanan serta turis keluar dan masuk cagar alam dan taman nasional di seluruh dunia setiap harinya. Kegiatan manusia di lingkungan ini kerap tidak dimonitor karena cagar alam tersebut berada di lokasi yang cukup jauh dengan infrastruktur IT.
Dimension Data-Cisco Kembangkan Teknologi Anti-Perburuan di Afrika

Dirambah kontrol akses yang lemah, proses keamanan manual serta komunikasi yang sangat terbatas. “Banyak perusahaan yang telah berkomitmen untuk melindungi satwa melalui beragam inisiatif yang reaktif. Di antaranya, memotong cula atau memasukkan sensor ke dalam cula tersebut dan di bawah lapisan kulitnya," kata Bruce Watson, Dimension Data Group Executive dalam siaran persnya, Selasa (22/5/2018).

Namun, kata dia, permasalahan yang dihadapi dari program inisiatif reaktif adalah ketika penjaga cagar alam telah tiba di lokasi. Satwa tersebut sudah terbunuh dan cula badak atau gading gajahnya sudah dicuri.

Dengan model Connected Conservation, teknologi ini dirancang untuk secara aktif melindungi area tersebut dari manusia. Satwa tidak akan tersentuh dan mereka akan secara bebas berkeliaran dengan didukung teknologi, serta orang dan perangkat canggih dalam melindunginya.

Cisco dan Dimension Data memiliki visi untuk mengulangi kesuksesan yang telah dicapai di Afrika Selatan, Afrika, dan area global guna melindungi segala jenis satwa langka. Misalnya, singa, trenggiling, gajah, serta harimau di India dan Asia. Bahkan hiu dan ikan pari di lautan.

Proyek berikutnya sudah berjalan di sebuah taman nasional yang belum memiliki nama di Zambia. Program selanjutnya akan diterapkan pula di Kenya kemudian Mozambik dengan fokus untuk melindungi gajah.

Berdasarkan laporan Great Elephant Census (GEC) tahun 2016 yang dirilis Vulan Inc dan co-founder Microsoft Paul G Allen, populasi gajah di padang rumput menurun hingga 30% pada 2007-2014. Artinya hanya berjumlah sekitar 144.000 ekor.

Angka rata-rata penurunan mencapai 8% per tahun dengan faktor utama perburuan. Di Zambia, jumlah gajah hanya tersisa 21.758 ekor, dengan 85% rasio yang mati di Taman Nasional Siomi Ngwezi, 3% sisanya di Zambia dan penurunan jumlah yang cukup signifikan di sepanjang Sungai Zambezi.
Dimension Data-Cisco Kembangkan Teknologi Anti-Perburuan di Afrika
Sedangkan laporan The Great Elephant Census mengungkap fakta lainnya. Penelitian mengungkap 4.000-6.000 pelaku pemburuan tersebut merupakan warga sekitar wilayah The Game Management Aeras (GMAs). Angka itu mencakup para nelayan yang melakukan aktivitas dengan memasuki wilayah cagar alam tersebut.

Sebuah ruang kendali untuk unit pasukan air khusus Zambia sedang dibangun guna mengawasi kegiatan operasional di seluruh danau dan taman. Selain itu, sebuah perahu motor akan dikhususkan membantu proses pencegahan tindak perburuan terhadap satwa di sana.

Perlengkapan lain yang disebarkan di Zambia di antaranya, kamera pendeteksi panas yang terpasang di tiang radio yang mampu memberikan batasan permanen di garis perimeter. Kamera-kamera tersebut dapat memindai gerbang masuk dan keluar, serta diawasi oleh petugas yang berjaga di ruangan kontrol.

CCTV yang memiliki kemampuan analisa akan dipasang untuk menciptakan gambaran virtual yang secara otomatis mendeteksi pergerakan dari para nelayan dan perahu di wilayah perairan. Petugas taman nasional juga dapat melakukan analisa terhadap data dan membuat pola dari sebuah pergerakan, pun sebagai penanda terhadap operator ketika menemukan aktivitas yang melewati batas pada saat malam hari.

Fasilitas WiFi luar ruang juga akan dipasang pada tiang-tiang radio. Tujuannya perangkat dan kamera pendeteksi panas yang digunakan para penjaga dan tim keamanan dapat dilihat. Perlengkapan dibagikan langsung dan petugas di lapangan dapat langsung terkoneksi atau berkomunikasi tanpa terganggu oleh para pemburu.

Cisco Senior Vice President and Chief Marketing Officer Karen Walker mnambahkan, teknologi telah memberikan mereka kemampuan mengubah dunia. “Melalui kerja sama dengan Dimension Data, kami telah membangun jaringan aman dan terpercaya yang mampu beroperasi hingga 24 jam setiap hari di seluruh cagar alam yang berada di Afrika Selatan dan Afrika,” ucapnya.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3787 seconds (0.1#10.140)