FBI Turun Tangan Selidiki Koneksi Facebook ke Cambridge Analytica

Selasa, 03 Juli 2018 - 19:01 WIB
FBI Turun Tangan Selidiki Koneksi Facebook ke Cambridge Analytica
FBI Turun Tangan Selidiki Koneksi Facebook ke Cambridge Analytica
A A A
PALO ALTO - Kasus kebocoran data akun Facebook yang melibatkan Cambridge Analytica ternyata belum berakhir. Departemen Kehakiman, Amerika Serikat, menyatakan masih menyelidiki kasus ini dan FBI ikut turun tangan menginvestigasi.

Hari ini, The Washington Post menerbitkan artikel yang menyatakan, FBI, FTC, dan SEC sedang menyelidiki hubungan Facebook dan Cambridge Analytica. Kasusnya sendiri bermula pada 2015 ketika peneliti Universitas Cambridge, Aleksandr Kogan, mengembangkan aplikasi kuis yang menarik dengan mengumpulkan informasi pribadi tentang pemilik akun peserta kuis.

Kogan kemudian menjual data ke Cambridge Analytica yang menggunakannya untuk menentukan profil suara untuk jutaan pengguna Facebook yang diperoleh datanya. Perusahaan konsultan, yang terhubung dengan Steve Bannon, menemukan daerah mana di negara itu yang diperlukan kampanye Trump untuk menghabiskan lebih banyak uang.
Hasilnya menakjubkan! Sementara Hillary Clinton mengumpulkan 3 juta suara lebih banyak daripada Donald Trump, tapi nama calon terakhir mampu memenangkan kursi kepresidenan berkat 40.000 hingga 80.000 suara yang ditempatkan dengan baik di beberapa negara bagian. Lebih dari 87 juta pengguna Facebook mungkin terpengaruh oleh tindakan Kogan.
Menurut The Washington Post, FBI, FTC, dan SEC berfokus pada apa yang diketahui Facebook tentang Kogan dan Cambridge Analytica pada 2015. Selain itu, mereka ingin tahu persis jenis data apa yang diperoleh oleh Cambridge Analytica dan bagaimana bisa ada di tangan mereka.

Lebih menakutkan untuk Facebook, para agen federal ingin mencari tahu, jika Facebook tahu apa yang sedang terjadi tapi mengapa mereka tidak mengingatkan pihak berwenang dan memberitahu publik.

FTC sedang mencari kemungkinan Kogan menggunakan aplikasinya untuk memperoleh data pengguna Facebook tanpa izin. Jika demikian, perusahaan melanggar Keputusan Izin yang ditandatangani pada 2011 agar tidak menyebarkan informasi pribadi anggota untuk dibagikan tanpa persetujuan mereka. Denda FTC dapat memaksa Facebook untuk menulis cek multi-miliar dolar yang menguras kas keuangan perusahaan media sosial tersebut.

Facebook mengatakan, hari ini pihaknya akan bekerja sama dengan lembaga yang menyelidiki perusahaan. Sebelumnya, pendiri Facebook, ketua, dan CEO Mark Zuckerberg menghabiskan waktunya selama dua hari di bulan April lalu untuk memberi kesaksian kepada Senat dan komite-komite DPR.

"Kami bekerja sama dengan pejabat di AS, Inggris, dan lainnya. Kami telah memberikan kesaksian publik, menjawab pertanyaan, dan berjanji untuk melanjutkan bantuan kami karena pekerjaan mereka terus berlanjut," kata Matt Steinfeld, Juru Bicara, Facebook seperti dilansir dari The Washington Post, Selasa (3/7/2018).
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0139 seconds (0.1#10.140)