Ini Penjelasan BMKG Soal Gerhana Bulan Malam Ini

Jum'at, 27 Juli 2018 - 15:02 WIB
Ini Penjelasan BMKG Soal Gerhana Bulan Malam Ini
Ini Penjelasan BMKG Soal Gerhana Bulan Malam Ini
A A A
JAKARTA - Menurut Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan total yang akan terjadi mulai pukul 00:13 hingga 06:30 WIB ini merupakan fase terlama hingga 100 tahun kedepan. Durasi totalitas darifase Gerhana Total mulai hingga Gerhana Total berakhir ,berlangsung selama 1jam 43,6menit.

Kita baru akan menemui gerhana bulan total dengan durasi selama ini pada 9 Juni 2123 mendatang, yaitu yang mencapai 106 menit. Sayangnya gerhana ini tidak akan teramati dari Indonesia.

Lamanya durasi totalitas gerhana bulan toal nanti malam disebabkan oleh tiga hal. Prtama saat puncak gerhana terjadi, posisi pusat piringat Blan dekat sekali dengan pusat Umbra Bumi.

Kedua adalah karena titik terjauhnya dari Bumi, yang dikenal sebagai titik apoge. BMKG memperkirakan, 14 jam sebelum puncak gerhana terjadi, titik apoge akan sejauh 406.223 km. Sedang ketika puncak gerhana berlangsung, jarak Bumi-Bulan lebih dekat 270km dari pada saat apoge, atau menjadi 405,953 km.

Penyebab ketiga adalah, pada bulan Juli 2018, bumi sedang berada di sekitar titik terjauhnya dari matahari (aphelion). Sementara saat puncak gerhana berlangsung, jarak bumi-matahari lebih dekat sekitar 184 ribu km daripada saat aphelion, atau menjadi sejauh 151,8 juta km.

Fenomena gerhana bulan total terlama yang diprediksi akan terjadi pada dini hari hingga jelang pagi hari Sabtu 28 Juli nanti ialah gerhana bulan total kedua di tahun ini.

Sedangkan gerhana bulan pertama, yang lebih spektakuler, telah terjadi pada 31 Januari 2018. Gerhana yang berjuluk Super Blue Blood Moon itu juga termasuk langka, Mengapa begitu?

Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) mengidentifikasi tiga momentum lunar langka yang terjadi secara bersamaan. Fenomena itu berupa supermoon, blue moon, dan gerhana bulan total.

Disebut supermoon karena Bulan yang tengah berada di perigee, titik paling dekat dengan Bumi. Sehingga bulan akan sekitar 14% lebih besar dan terang dari biasanya. Supermoon lantas disebut juga bluemoon, karena merupakan bulan purnama kedua kalinya di bulan Januari.

Kedua peristiwa ini, sekaligus berbarengan dengan peristiwa gerhana bulan total. Bulan menjadi berwarna merah darah, sehingga diberi julukan blood moon.

Dengan adanya tiga peristiwa yang terjadi bersamaan ini, maka munculah sebutan Super Blue Blood Moon. Menurut catatan NASA sebagaimana dilansir laman Space (26/6/2018) selama abad ke-21, Bumi akan mengalami total 228 gerhana bulan.

NASA mencatat dibelahan dunia lain juga akan menyaksikan langsung fenomena alam gerhana bulan, baik total, maupun sebagian.

Yang sudah terjadi 31 Januari 2018 dapat diterlihat Gerhana total dari Asia, Australia, Samudera Pasifik, Amerika Utara bagian barat. 27 Juli 2018 Gerhana total yang akan terlihat dari Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Asia, Australia.

19 Januari 2019 Gerhana total yang akan terlihat dari Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Afrika. Sedang untuk 16 Juli 2019 Gerhana sebagian yang akan terlihat dari Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Asia, Australia.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5443 seconds (0.1#10.140)