Cacing yang Hidup di Zona Nuklir Chernobyl Memiliki Kekuatan Super

Jum'at, 08 Maret 2024 - 20:12 WIB
loading...
Cacing yang Hidup di Zona Nuklir Chernobyl Memiliki Kekuatan Super
Para ilmuwan dari Universitas New York melakukan penelitian terhadap nematoda, cacing kecil dengan struktur genetik sederhana, yang hidup di Chernobyl. FOTO / UNILAD
A A A
KIEV - Cacing yang hidup di dekat zona bencana nuklir Chernobyl di Ukraina tampaknya telah mengembangkan 'kekuatan super'. Hal ini menunjukkan bahwa bencana Chernobyl tahun 1986 masih memiliki dampak yang signifikan hingga saat ini.



Para ilmuwan dari Universitas New York melakukan penelitian terhadap nematoda, cacing kecil dengan struktur genetik sederhana, yang hidup di Chernobyl.

Mereka menemukan bahwa cacing-cacing ini telah mengembangkan ketahanan terhadap radiasi yang jauh lebih tinggi daripada cacing yang hidup di tempat lain.

Tingkat radiasi di Chernobyl bervariasi dari tingkat rendah yang biasa ditemukan di kota-kota besar hingga tingkat tinggi yang setara dengan luar angkasa.

Cacing-cacing ini dikumpulkan dari berbagai lokasi dengan tingkat radiasi yang berbeda-beda.

Para ilmuwan menemukan bahwa cacing yang hidup di area dengan tingkat radiasi tinggi memiliki mutasi gen yang memungkinkan mereka untuk memperbaiki kerusakan DNA yang disebabkan oleh radiasi.

Cacing-cacing ini juga memiliki metabolisme yang lebih lambat dan kemampuan untuk hidup lebih lama daripada cacing yang hidup di area dengan tingkat radiasi rendah.

"Chernobyl adalah tragedi yang tidak terbayangkan, dan kita masih belum sepenuhnya memahami dampaknya terhadap penduduk lokal. Apakah perubahan lingkungan yang tiba-tiba menyebabkan spesies, atau bahkan individu dalam suatu spesies, menjadi lebih tahan terhadap radiasi pengion?" tutur Dr. Sophia Tintor, penulis utama studi ini seperti dilansir dari Unilad, Jumat (8/3/2024)

Penelitian ini menunjukkan bahwa organisme dapat beradaptasi dengan lingkungan yang ekstrem seperti Chernobyl.

Hal ini penting untuk memahami bagaimana bencana nuklir dapat memengaruhi ekosistem dan bagaimana organisme dapat bertahan hidup dalam kondisi yang berbahaya.

Temuan ini dapat membantu para ilmuwan untuk mengembangkan metode baru untuk melindungi manusia dan hewan dari bahaya radiasi.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1498 seconds (0.1#10.140)