Strategi Consumer Centric ala DFSK

Minggu, 16 September 2018 - 09:45 WIB
Strategi Consumer Centric ala DFSK
Strategi Consumer Centric ala DFSK
A A A
DALAM budaya “customercentric”, semua terpusat pada konsumen. Tidak sekadar kepuasan, tapi memberi yang lebih besar dari harapan mereka.

Itu yang sedang dilakukan DFSK di Indonesia. Dealer DFSK Yogyakarta berdiri megah di Jl Yogyakarta-Solo Km 12, Cupuwatu Kalasan, Purwomartani, Kabupaten Sleman.

Berstandar 3S, dealer tersebut memiliki luas bangunan 1.000 meter persegi (m²), lengkap dengan 12 service stall . Enam di antaranya dilengkapi dengan two-post lift, serta gudang suku cadang seluas 15 m². General Manager PT Mitrabuana Citra Abadi Junaedi optimistis dealer DFSK Yogyakarta bisa memberikan dukungan kepada masyarakat di wilayah DIY.

Dengan jumlah kendaraan bermotor yang mencapai 1,6 juta unit dan setiap tahun meningkat 140 ribu hingga 150 ribu, DIY jelas menjadi market yang gurih. “Setelah di kota besar seperti Yogya, kami berencana membuka 3 dealer lainnya.

Antara lain di Rembang, Purwodadi, dan Solo,” ungkap Junaedi. Seperti halnya di Jakarta, pasar Yogyakarta juga condong ke SUV. Market share SUV mencapai 15 persen dari total pasar mobil di seluruh Yogyakarta.

“Pasar SUV di Yogyakarta mencapai 200 unit. Kami menargetkan 10 persen atau 20 unit per bulan,” beber Junaedi. Bahkan, sebelum resmi dikenalkan ke publik Yogyakarta, Junaedi menyebut sudah mendapatkan pesanan dari pemerintah dan pihak bandara.

“Masing-masing sekitar 50-60 unit dan 75 unit,” sebutnya. Junaedi mengatakan, segmen korporasi tertarik karena harga DFSK yang terjangkau namun memiliki fitur berlimpah, layanan purnajual yang sudah tersedia, serta garansi hingga 7 tahun.

Fokus ke Konsumen

Marketing General Manager of Sales Center PT Sokonindo Automobile Permata Islam menyebut bahwa pihaknya berfokus pada strategi consumer centric baik dalam hal penjualan maupun purnajual.

“Kami tunjukkan bahwa Glory 580 adalah mobil berkualitas dengan value for money,” katanya. Selain itu, garansi 7 tahun juga diharapkan dapat membentuk harga jual kembali yang tetap tinggi (resale value ).

Bayangkan kita memiliki mobil 3 tahun yang dijual tetap bergaransi,” ujarnya. Inilah yang dikejar DFSK. Mereka berharap bisa memberikan konsumen kenyamanan dimulai dari proses membeli mobil.

Tidak seperti pabrikan Jepang, brand asal Tiongkok ini memiliki tantangan yang lebih sulit untuk diterima oleh sebagian konsumen Indonesia. Karena itu, strategi consumer centric pun menjadi penting.

“Bagaimana menjaga agar konsumen selalu happy dengan mobilnya. Itu yang sedang kami lakukan. Tidak akan ada lagi pertanyaan soal kualitas, garansi, ketersediaan spare part , maupun lokasi dealer. Karena semua itu sudah kami jamin,” beber Pertama.

Pertanyaan (usang) soal komitmen pun dijawab Permata dengan pembangunan pabrik baru seluas 10 hektare yang akan melengkapi pabrik yang sudah ada. Pabrik tersebut akan disiapkan sebagai produksi DFSK untuk diekspor di pasar Asia Tenggara.

“Yang kita buktikan adalah komitmen. Kami bangun pabrik dan sudah menciptakan lapangan pekerjaan. Pabrik kami sudah berdiri sejak 2014 dan baru beroperasi pada 2017 untuk memastikan semuanya benar-benar lancar. Karena pabrik kami mengusung standar Industry 4.0 yang canggih,” sebutnya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8446 seconds (0.1#10.140)