Proyek Migas Lirik Isuzu D-Max

Kamis, 15 November 2018 - 13:24 WIB
Proyek Migas Lirik Isuzu D-Max
Proyek Migas Lirik Isuzu D-Max
A A A
PEKANBARU - Permintaan kendaraan mobil pick-up (PU) 4x4 dua kabin Isuzu D-Max untuk proyek migas terus meningkat.

Hal itu seiring semakin dikenalnya D-Max secara luas di berbagai perusahaan yang bergerak di bidang migas sebagai kendaraan yang safety, hemat bahan bakar minyak (BBM), tangguh, dan dukungan layanan purnajual 24 jam. Begitu juga yang terjadi di Riau.

Sejumlah kontraktor untuk proyek perusahaan minyak raksasa Chevron memilih D-Max sebagai kendaraan operasional mereka. Apalagi D-Max memenuhi spesifikasi kendaraan yang diminta Chevron untuk digunakan di wilayah kerja mereka.

“Dulu memang D-Max sudah di sana, tetapi tidak terlalu besar. Karena, promo dari kami terlambat. Terakhir ini kami mulai genjot lagi, mulai absorb market. Yang paling kami tonjolkan di D-Max adalah safety dan efisiensi,” tutur Kepala Wilayah Sumbagut PT Astra International Tbk-Isuzu Anthony Muliadi di Pekanbaru, Riau, Rabu (14/11).

Dia mengatakan, Chevron menyerahkan ke kontraktor untuk kendaraan operasional sebagai supervisor di proyek-proyek mereka. Tentunya dengan spesifikasi kendaraan yang sudah ditetapkan Chevron.

Tiga spesifikasi utama yang diminta itu, kendaraan PU 4x4 dua kabin harus memiliki fitur side impact beam. Fitur keselamatan tersebut dinilai sangat penting agar saat terjadi kecelakaan atau tabrakan dari samping, pengendara dan penumpang di kabin masih tetap terlindungi.

Soalnya, benturan keras dapat diredam oleh batangan baja yang melapisi bodi mobil. Fitur selanjutnya adalah sistem rem antiterkunci atau antilock braking system (ABS). Lewat sistem ini, tidak terjadi penguncian roda ketika ada pengereman mendadak. Fitur ketiga adalah harus adanya dua air bag di bagian depan.

Setidaknya, Anthony menyebutkan, ada tiga perusahaan kontraktor migas, yang mendapat kontrak dari Chevron untuk menjadi supervisor di sejumlah proyekproyeknya, langsung membeli D-Max dengan jumlah besar.

Tiga perusahaan itu, PT Singgar Mulia yang membeli 20 unit, PT Berkat Karunia Phala sebanyak 15 unit, dan PT Wahana Karsa sebanyak 15 unit. Selebihnya, sejumlah kontraktor lain membeli dengan jumlah tidak terlalu besar.

Selain untuk proyek-proyek di Chevron, penjualan D-Max tertinggi berikutnya adalah untuk perusahaan perkebunan sawit, lalu di lingkungan pemerintahan seperti untuk Dinas Kehutanan, Dinas Perhubungan, TNI, dan Polri, termasuk mobil untuk layanan penyuluhan keluarga berencana (KB).

Setelah itu, peminat berikutnya adalah di perusahaan kontraktor proyek infrastruktur pemerintah. Dari total penjualan D-Max di Sumatera (Januari-Agustus 2018) sebesar 2.210 unit, sebanyak 960 unit terjual di Riau.

Sisanya terbagi untuk sembilan provinsi lainnya. Sumatera Selatan menempati urutan kedua dengan 461 unit, lalu Jambi di tempat ketiga dengan 258 unit. Pangsa pasar D-Max juga meningkat tajam di Riau. Tahun lalu pangsa pasar DMax hanya 1,7 persen, kini hingga Agustus 2018, pangsa pasarnya menjadi 4,1%.

“Kami optimistis, dengan kondisi seperti ini, pada tahun depan pangsa pasar kami bisa meningkat menjadi 10-15 persen,” tutur Anthony. Keunggulan Isuzu D-Max diakui Arry ndriana, Project Support Manager PT Singgar Mulia.

Menurut dia, pihaknya membeli D-Max karena harganya lebih murah ketimbang pesaing. Mobil itu juga hemat BBM, bahkan lebih hemat sekitar 10 persen dari kompetitor. Selain itu, D-Max bisa menggunakan BBM jenis solar apa saja. “Apalagi kami menggunakan solar Pertamina, dan selama setahun kami pakai, mobil ini tidak pernah rewel,” ujar Arry.

Beberapa waktu lalu, Chief Executive Officer PT Astra International Tbk-Isuzu Head Office Rahmat Samulo mengatakan, konsumen terbesar D-Max adalah korporasi yang bergerak di industri tambang dan perkebunan.

Saat ini 59,1% pasar potensial D-Max ada di lima area, yakni Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Riau, Kalimantan Barat, dan sisanya di DKI. Penjualan ritel D-Max juga naik signifikan. Bahkan, lebih tinggi dari peningkatan penjualan mobil segmen PU 4x4 secara nasional.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor di Indonesia (Gaikindo), sepanjang semester pertama tahun ini, atau dari Januari hingga Juni 2018, penjualan mobil PU 4x4 mencapai 8.336 unit atau naik 15% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 7.197 unit.

Penjualan D-Max sepanjang semester pertama 2018 mencapai 232 unit atau naik 21% dari tahun lalu yang sebesar 192 unit. “Terlihat D-Max bisa diterima dengan baik oleh pasar,” ujar Samulo. Menurut dia, spesifikasi DMax cocok untuk berbagai kondisi medan, bahkan di kondisi jalan sangat buruk. (Wahyu Sibarani)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0692 seconds (0.1#10.140)