PM Israel Netanyahu Dijuluki Sebagai Pemimpin Paling Destruktif

Jum'at, 12 April 2024 - 13:13 WIB
loading...
PM Israel Netanyahu Dijuluki Sebagai Pemimpin Paling Destruktif
PM Israel Benjamin Netanyahu dijuluki sebagai pemimpin paling destruktif. Foto/Reuters
A A A
GAZA - Seorang senator senior AS Tim Kaine menggambarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai salah satu “pemimpin negeri paling destruktif” dalam seperempat abad terakhir.

Tim Kaine, yang mencalonkan diri bersama Hillary Clinton sebagai calon wakil presiden dan merupakan tokoh kebijakan luar negeri terkemuka di Partai Demokrat, menuduh Netanyahu membuat Israel “secara drastis menjadi kurang aman.”

Pemimpin Israel telah merusak hubungan jangka panjang negaranya dengan AS. “Benjamin Netanyahu, dalam pandangan saya, telah membuat Israel menjadi kurang aman selama masa jabatannya yang panjang sebagai perdana menteri," kata Kaine dilansir The Guardian.

“Dia pada akhirnya akan menjadi salah satu politisi paling sukses dan pemimpin paling destruktif di panggung dunia dalam seperempat abad terakhir, karena dia sukses jika Anda mengukurnya dengan mempertahankan posisinya sendiri," ungkap Kaine.

“Tetapi, dalam hal apa yang telah dia lakukan yang membuat Israel semakin tidak aman, ada pelajaran nyata dari hal tersebut.”

Kaine, anggota komite hubungan luar negeri dan angkatan bersenjata Senat, mengatakan: “Anda bisa sukses sebagai kandidat dan politisi, tetapi akhirnya gagal atau bahkan destruktif sebagai pegawai negeri.”

Pada bulan Desember tahun lalu, senator Virginia mempertanyakan keputusan pemerintahan Biden untuk mentransfer senjata ke Israel tanpa pengawasan dari Kongres AS.

Di tengah meningkatnya kritik terhadap Biden dari dalam partainya sendiri, Kaine mengatakan presiden tersebut telah “dipermainkan” oleh Netanyahu selama beberapa bulan pertama konflik Gaza.



Namun Kaine mengklaim bahwa dukungan tanpa syarat Biden untuk Israel “tidak akan terjadi lagi.”

Biden kini juga menyadari batas pengaruhnya terhadap Netanyahu, kata Kaine kepada The Guardian, sambil menambahkan: “Saya pikir Presiden Biden telah mengambil keputusan dan menyadari bahwa dia tidak akan mampu, melalui kekuatan hubungan ini, untuk meyakinkan Benjamin Netanyahu untuk melakukan hal tersebut. menjadi apa pun selain siapa dia.”

Biden telah salah perhitungan dalam berurusan dengan Netanyahu berdasarkan keyakinan bahwa “belas kasihan yang sejati” terhadap Israel akan “membuatnya didengarkan,” kata Kaine, seraya menambahkan: “Saya pikir dia sangat frustrasi karena dia berusaha memberikan nasihat, bukan memberikan nasihat. seperti musuh akan memberikannya — 'Saya pikir ini lebih baik bagi Anda jika Anda mendengarkan saya. Saya tidak hanya mengatakan ini lebih baik bagi saya; Menurutku ini akan lebih baik bagimu.'”

(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1588 seconds (0.1#10.140)