Wall Street Berakhir Melemah Tajam Imbas Ketegangan di Timur Tengah

Selasa, 16 April 2024 - 07:50 WIB
loading...
Wall Street Berakhir Melemah Tajam Imbas Ketegangan di Timur Tengah
Wall Street ditutup melemah tajam pada perdagangan Senin (15/4/2024) waktu setempat, di tengah kekhawatiran terhadap meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Wall Street ditutup melemah tajam pada perdagangan Senin (15/4/2024) waktu setempat, di tengah kekhawatiran terhadap meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel . Sementara itu laporan penjualan ritel memperlihatkan kenaikan kuat di awal akibat lonjakan imbal hasil Treasury.



Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 248,13 poin atau 0,65% menjadi 37.735,11, sedangkan indeks S&P 500 (.SPX) kehilangan 61,59 poin yang setara 1,20% ke posisi 5.061,82. Selanjutnya Nasdaq Composite ( .IXIC) kehilangan 290,07 poin atau 1,79% ke level 15.885,02.

Indeks S&P 500 kini turun 2,64% selama dua sesi terakhir, penurunan dua hari terbesar sejak awal Maret 2023. Indeks juga ditutup di bawah rata-rata pergerakan 50 hari, level dukungan teknis, untuk pertama kalinya sejak 2 November lalu.

Dengan S&P 500 keluar dari persentase penurunan satu hari terbesar sejak 31 Januari di sesi sebelumnya, saham dibuka lebih tinggi sebagian setelah data menunjukkan penjualan ritel meningkat lebih dari perkiraan pada bulan Maret.



Kemudian yang juga memberikan dukungan awal adalah kenaikan beberapa saham keuangan setelah hasil kuartalannya, ketika laba kuartal pertama Goldman Sachs (GS.N) naik 2,92% mengalahkan perkiraan Wall Street. Hal itu didorong oleh pemulihan dalam penjaminan, transaksi dan perdagangan obligasi yang meningkatkan laba per sahamnya ke level tertinggi sejak akhir tahun 2021.

M&T Bank (MTB.N) melonjak 4,74% setelah memperkirakan pendapatan bunga bersih tahunan (NII) yang lebih baik dari perkiraan, sementara pialang Charles Schwab (SCHW.N) naik 1,71% meskipun melaporkan penurunan keuntungan triwulanan. Saham-saham tersebut merupakan tiga pemain terbaik di sektor keuangan S&P 500 (.SPSY).

Namun kenaikan tersebut memudar karena kekhawatiran konflik Israel dan Iran akan terus berkobar, dan imbal hasil Treasury melonjak, dengan obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi sejak November.

"Anda melihat sedikit kenaikan pagi ini karena mungkin orang berpikir 'OK, sahamnya dijual pada hari Jumat' untuk mengantisipasi sesuatu yang sangat buruk terjadi di Timur Tengah," kata Ken Polcari, Managing Partner di Kace Capital Advisors di Boca Raton, Florida.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.6923 seconds (0.1#10.140)