Riset Buktikan Tinggi dan Kekuatan Gelombang Air Laut Bertambah

Rabu, 16 Januari 2019 - 00:02 WIB
Riset Buktikan Tinggi dan Kekuatan Gelombang Air Laut Bertambah
Riset Buktikan Tinggi dan Kekuatan Gelombang Air Laut Bertambah
A A A
LOMDON - Perubahan iklim menyebabkan gelombang air laut di seluruh dunia semakin kuat berkat perubahan iklim, sebuah laporan baru memperingatkan hal itu bisa menjadi ancaman bagi makhluk hidup.

Ketika dikombinasikan dengan naiknya permukaan laut, risiko kerusakan pada wilayah pesisir tumbuh secara signifikan, dan para ilmuwan khawatir tentang kesiapan kita.

Para peneliti telah memastikan "Kekuatan gelombang" global terus meningkat sejak tahun 1948.

Para peneliti telah menganalisis iklim laut global, dan menemukan bahwa kecepatan angin dan ketinggian gelombang meningkat di seluruh dunia.

Studi ini menunjukkan bahwa peningkatan terbesar untuk gelombang yang ekstrim (seperti pada musim dingin). Namun ombak pada umumnya menjadi lebih kuat terlepas, dan perubahan ini sekarang dikaitkan dengan pemanasan global.

Temuan revolusioner ini diterbitkan hari ini di jurnal Nature Communications, menyoroti meningkatnya risiko perubahan iklim terhadap kemanusiaan.

Studi ini berfokus pada energi yang terkandung dalam gelombang laut, Ini adalah energi yang ditransfer dari angin, dan kemudian diubah menjadi gerakan gelombang.

Para ilmuwan menyebut ini "kekuatan gelombang", dan mengatakan itu terus meningkat seiring dengan pemanasan permukaan laut. Pemanasan permukaan laut Bumi telah mengubah pola angin di sekitar planet kita.

"Untuk pertama kalinya, kami telah mengidentifikasi sinyal global tentang efek pemanasan global dalam iklim gelombang," kata Borja, G. Reguero, penulis utama studi ini seorang peneliti di University of California.

"Faktanya, kekuatan ombak telah meningkat secara global sebesar 0,4% per tahun sejak 1948.

Kabar baiknya, survei terbaru yang dilakukan di lepas pantai Pulau Sulawesi Indonesia menunjukkan bahwa beberapa karang air dangkal dapat menghalau dari pemanasan global.

Penelitian yang dipimpin oleh ilmuwan Inggris, Dr Emma Kennedy, menemukan adanya fakta baru bahwa karang di Sulawesi ternyata lebih sehat.

"Sebagai ilmuwan terumbu karang, beberapa tahun ini peritiwa pemutihan terumbu karang sangat menyedihkan. Luar biasa menyenangkan rasanya melihat terumbu karang disini seperti ini," ujar Emma

Emma optimis bahwa kita masih punya kesempatan untuk menyelamatkan beberapa terumbu karang dengan menargetkan aksi konservasi yang berbasis sains.

Ia optimis karena Indonesia berada di jantung Coral Triangleyang menjadi rumah bagi keanekaragam hayati di Bumi. Dalam penelitian tersebut para ilmuwan menggunakan kombinasi Artificial Intelligence (AI) dan teknologi pencitraan 360 derajat.

Dengan menggunakan kombinasi teknologi ini, para ilmuwan dapat mengumpulkan dan menganalisis lebih dari 56.000 citra terumbu karang di perairan dangkal.

Selama 6 minggu, Emma dan tim nya menyebarkan skuter bawah air yang dilengkapi dengan kamera 360 derajat yang dapat memotret hingga 1,5 mil karang, serta mencakup total 1487 mil persegi secara total.

Selanjutnya, para ilmuwan asal Universitas Queensland ini menggunakan perangkat lunak AI untuk mengindentifikasi dan mengatalogkan citra karang.

Dengan menggunakan teknologi Depp Learning, mereka mengajarkan AI bagaimana mendeteksi pola kontur dan tekstur citra karang.

"Penggunaan AI untuk menganalisis foto karang yang cepat, meningkatkan efisiensi kami. Jika peneliti lain membutuhkan waktu 10 hingga 15 menit, dengan AI hanya butuh beberapa detik saja," ujar Emma.

Temuan survei Sulawesi akan membantu para ilmuwan dan konservasionis menargetkan program konservasi karang di tempat lain di dunia. Dengan waktu sekira tiga dekade diharapkan ekosistem global terselamatkan dari kepunahan.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7204 seconds (0.1#10.140)