Zona Cincin Api, Sumba Barat Dikepung 7 Gunung Berapi Aktif

Selasa, 22 Januari 2019 - 18:29 WIB
Zona Cincin Api, Sumba Barat Dikepung 7 Gunung Berapi Aktif
Zona Cincin Api, Sumba Barat Dikepung 7 Gunung Berapi Aktif
A A A
SUMBAWA - Gempa di Sumba Barat yang berlangsung sebanyak 25 kali ini, menurut badan survey bencana Amerika Serikas (USGS) membuktikan bahwa setiap gunung berapi di Indonesia erupsi maka akan disusul Gempa.

Gempa berkekuatan 6,7 skala richter melanda Raba pulau paling sentral di Indonesia, pasalnya kurun waktu dalam dua bulan setelah Tsunami Selat Sunda Desember tahun lalu, area cicin api Indonesia kembali diguncang gempa.

USGS menyebut Indonesia rentan terhadap tsunami karena posisinya di 'Cincin Api', garis gempa yang sering terjadi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi hampir seluruh Lingkar Pasifik.

Indonesia memiliki banyak deretan gunung api karena lokasinya berada di jalur pertemuan lempeng dunia yaitu dari Lempeng Benua Asia di kawasan Barat dan Lempeng Benua Australia di kawasan Timur.

" Kepulauan Nusa Tenggara atau sering juga disebut dengan Sunda Kecil adalah gugusan kepulauan yang terletak di sebelah Timur pulau Jawa. Kepulauan tersebut kini terbagi jadi 3 provinsi yaitu Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat, Karena intulah jika lokasi ini gempa atau gunung melutus sangatlah rawan," tulis USGS seperti dilansir The Sunm Selasa (22/1/2019)

Di kawasan gugusan kepulauan ini juga terdapat beberapa gunung api berikut daftarnya:

1. Gunung Kelimutu

Gunung Kelimutu terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT. Gunung ini terkenal dengan Danau Tiga Warna di puncaknya. Nama tersebut diambil dari ketiga warna danau yang berbeda yaitu merah, biru, dan putih, namun juga sering berubah-ubah warnanya.

Kelimutu sejak lama menjadi daya tarik bagi para ahli geologi dunia karena danaunya yang berbeda warna tapi berasal dari puncak gunung yang sama. Warna danau tersebut berubah-ubah karena adanya reaksi kimia dari mineral dalam danau dan aktifitas gas dari gunung berapi.

2. Gunung Rinjani

Gunung Rinjani termasuk salah satu gunung berapi yang masih aktif di Indonesia dan terletak di Pulau Lombok. Gunung ini menjulang setinggi 3.726 meter yang menjadikannya gunung api tertinggi kedua di Indonesia. Di puncak gunung, terdapat sebuah danau kawah yang diberi nama Segara Anak yang terletak 2000 meter di atas permukaan laut dan memiliki kedalaman 200 meter.

Sebagai gunung berapi yang masih aktif, Rinjani beberapa kali menampakkan aktifitasnya. Pada tahun 1257, gunung tersebut meletus dan menghancurkan puncak kembar Gunung Samalas. Ledakan tersebut kemudian berakibat terbentuknya kaldera dan kemungkinan penyebab terjadinya ‘Little Ice Age’ atau zaman es versi kecil. Ini adalah letusan terbesar sepanjang 2000 tahun terakhir.

3. Gunung Sangeang Api

Sangeang Api adalah gunung api aktif yang terletak di pulau Sangeang, Nusa Tenggara Barat. Sangeang api merupakan salah satu gunung yang paling aktif di wilayah Sunda Kecil. Letusan paling awal yang pernah tercatat terjadi pada tahun 1512 dan pada tahun 1989 terjadi sampai 17 kali letusan. Sementara itu, letusan tahun 1988 membuat pemerintah memindahkan seluruh penduduknya.
]
Letusan paling baru terjadi pada 30 Mei 2014 sekitar pukul 15:55 waktu setempat. Warga pulau segera dievakuasi. Debu dan asap dari gunung ini membumbung setinggi 15-20 km. Keesokan harinya, awan abu tersebut sudah sampai di wilayah Kimberley, Australia sehingga penerbangan di Australia dan Bali ditutup.

4. Gunung Tambora

Gunung Tambora terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Gunung ini pernah menjadi salah satu puncak tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 4.300 meter. Namun letusan besar tahun 1815 membuat bagian puncak gunung ini hilang dan kini tingginya tersisa 2.850 meter.

Aktivitas vulkanik gunung Tambora mencapai puncaknya pada tahun 1815. Saat itulah gunung ini meletus dan menjadi letusan gunung terbesar. Letusannya begitu dahsyat sampai terdengar hingga di pulau Sumatra yang jaraknya lebih dari 2 ribu km dari Sumbawa. Abu vulkanik jatuh berhamburan di Kalimantan, Sulawesi, jawa dan Maluku. Tsunami juga sempat menyerang beberapa pulau kecil di sekitarnya termasuk di Jawa Timur dan Maluku.

Tidak cuma Indonesia, wilayah belahan bumi utara juga terkena imbas dari letusan ini. Perubahan iklim dunia terjadi satu sahun berikutnya akibat letusan ini sehingga Amerika Utara dan Eropa tidak mengalami musim panas akibat debu dari letusan Tambora ini. Akibatnya terjadi gagal panen dan kelaparan terburuk abad ke-19 di wilayah bumi belahan utara.

5. Gunung Rokatenda

Rokatenda atau disebut juga dengan Gunung Paluweh terletak di Pulau Palu-e, Nusa Tenggara Timur. Letusan terhebat yang pernah tercatat terjadi pada 25 September 1928. Letusan tersebut mengakibatkan terjadinya gempa bumi dan tsunami.

Letusan terbaru terjadi pada 10 Agustus 2013. Letusan terjadi selama 7 menit dan menyemburkan asap hingga 2 kilometer ke udara. Beberapa penduduk tidak mau meninggalkan pulau dan mengaku sudah terbiasa dengan aktifitas gunung tersebut. Meski begitu, 6 orang dilaporkan meninggal dunia termasuk diantaranya 3 orang dewasa, 3 orang anak.

6. Gunung Egon


Gunung Egon atau sering juga disebut dengan Gunung Namang terletak di bagian selatan pulau Flores, NTT. Ledakan terdahsyat dari gunung setinggi 1.703 meter dari permukaan laut ini tercatat terjadi pada tahun 1925.

Pada 29 Januasi 2004, tanah longsor yang terjadi karena letusan gunung membuat 6 ribu orang dievakuasi dan harus meninggalkan desa. Gempa bumi dan asap yang keluar dari gunung api ini terus muncul sejak November 2012 sehingga Egon disebut sebagai salah satu dari 11 gunung berapi di Indonesia yang berada dalam level waspada.

7. Gunung Sirung

Gunung Sirung adalah sebuah gunung berapi aktif yang terletak di Pulau Pantar, kepualauan Alor, NTT. Kawah gunung bisa dicapai dengan pendakian yang cukup mudah dari desa Kakamauta. Di dalam kawah, terdapat sebuah danau sulfur besar dan beberapa lubang uap yang masih aktif.

Ledakan besar terakhirnya terjadi pada tahun 1970. Kemudian sejak tahun 2004, semburan gas dan ledakan kecil terjadi secara rutin. Sebuah letusan kecil yang terjadi pada 12 Mei 2012 kemudian membuat area sejauh 1,5 km dari kaldera segera dievakuasi demi keselamatan warga.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8761 seconds (0.1#10.140)