Bengkel Berprestasi dari Modifikasi Motor

KREATIF adalah kata yang sangat melekat pada diri generasi muda. Mereka dapat menciptakan berbagai macam hal yang sebelumnya terlihat biasa saja menjadi lebih unik dan luar biasa.

Salah satunya, yaitu motor, kebutuhan sekunder yang sudah banyak dimiliki para remaja. Kendaraan roda dua ini sebagai media untuk menyalurkan kreativitas mereka. Para generasi muda biasanya memodifikasi kendaraan bermotornya dengan alasan hobi dan agar motor mereka terlihat lebih indah dan modern.

Saat ini terdapat banyak bengkel yang sudah memiliki prestasi dalam memodifikasi kendaraan bermotor. Salah satu bengkel tersebut yaitu Thrive Motorcycle. Bengkel yang terletak di Jalan Kemang Timur No15 Jakarta Selatan ini menjadi tempat yang tepat bagi anak muda yang ingin memperindah tampilan motornya.

Menurut Putra Agung, yang biasa disapa Uu, salah satu pendiri Thrive Motorcycle, bengkel ini memiliki perbedaan dari bengkel lain pada pengerjaan detailnya. “Perbedaannya dengan bengkel lain, kalau kata orang-orang atau penikmat dunia custom, Thrive memiliki atensi terhadap detail yang cukup teliti dipadu dengan perpaduan arahan desain yang klasik dengan rasa modern,” sebutnya.

Berdiri pada tahun 2013, Thrive Motorcycle sudah menghasilkan puluhan motor yang dimodifikasi. Hasil modifikasi tersebut pernah mereka pamerkan di beberapa acara, antara lain Sekepal Aspal Jakarta, BBQ Ride Bandung, Kustomfest Yogyakarta,dan Customwar Bali.

Saat ini salah satu motor hasil modifikasi mereka masih berada di Los Angeles, California, Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam pameran Custom Revolutionyang diadakan oleh Petersen Automotive Museum.

Selain prestasiprestasi itu, hasil modifikasi motor keluaran bengkel Thrive Motorcycle ini pernah terpampang di berbagai majalah luar negeri seperti di Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat.

Bengkel yang didirikan oleh Dimas Radhitya sebagai brand diraction, Angga Djojosaputro sebagai project manager, Indra Pratama sebagai concept design, Barata Dwiputra sebagai metal shaping, dan Putra Agung sebagai photo & media relationshipini juga pernah mengerjakan beberapa karya dengan berbagai gaya yang cukup umum di mata penikmat custom.

Ditemui pada Rabu (13/2) lalu di Bengkel Thrive Motorcycle, Uu mengatakan untuk lama pengerjaan modifikasi motor ini tergantung pada tingkat kesulitan. “Untuk pengerjaannya tergantung tingkat kesulitan. Ada yang tipenya fullmodifikasi, ada yang modifikasi ringan. Yang ringan itu mungkin kaya cuma ganti ban, jok, dan cat tapi yang fullitu ada yang bikin bentuk,” katanya.Adapun bengkel lain yang juga memiliki prestasi, yaitu Bimo Custombikes. Berdiri sejak tahun 1998, bengkel ini sudah menghasilkan ratusan motor modifikasi.
“Apa saja desain saya bikin, saya mengikuti customer. Memang awalnya saya terfokus ke Harley tapi jenis atau modelnya macam-macam. Seiring dengan berjalannya waktu, mulai dari Choppers, semua saya bikin,” ucap Bimo Hendrawan, pendiri Bimo Custombikes, yang dihubungi via telepon pada Kamis (14/2).

Bengkel yang terletak di Jalan Antasari No83B, Cipete Selatan, Jakarta Selatan ini pernah memamerkan hasil modifikasinya di berbagai acara. “Mungkin untuk di Indonesia ini, ada beberapa acara yang internasional. Ada juga yang sampai luar negeri, paling jauh Malaysia,” sebutnya. Selain dipamerkan di beberapa acara, motor hasil modifikasi bengkel ini pernah mengikuti ajang perlombaan pada 2006, yaitu di ajang perlombaan AMD di Malaysia.

Bengkel yang sudah berdiri selama 20 tahun ini memiliki perbedaan dari bengkel lain karena jika terdapat kerusakan dalam jangka waktu yang sudah lama sekali pun, bengkel ini akan tetap bertanggung jawab. “Saya di sini menekankan bahwa saya menjamin mengganti pekerjaan saya. Apa yang saya bikin suatu saat terjadi semacam kerusakan-kerusakan, itu akan dipertanggung jawabkan,” katanya.Thrive Motorcycle dan Bimo Custombikes menjadi bengkel berprestasi yang cocok bagi kaum muda yang ingin memodifikasi kendaraan bermotornya. Mereka memiliki prestasi yang sudah membuktikan kemampuan nya dalam memodifikasi motor custom.
HANNA KALYCA KHOEROH
GEN SINDO-Politeknik Negeri Jakarta