Petanda Gempa Besar, Jepang Tangkap Ikan Utusan Dewa Laut

Sabtu, 23 Februari 2019 - 00:02 WIB
Petanda Gempa Besar, Jepang Tangkap Ikan Utusan Dewa Laut
Petanda Gempa Besar, Jepang Tangkap Ikan Utusan Dewa Laut
A A A
JAKARTA - Jepang menyatakan waspada terhadap gempa bumi setelah dua ikan langka dam dikramatkan tertangkap. Negara Asia Timur sendiri telah dilanda 11 gempa bumi dalam 10 tahun terakhir.

Jepang sendiri telah diguncang gempa bumi Fukushima pada 2011, yang menewaskan lebih dari 20.000 orang. Dan terungkap gempa bumi 2011 terjadi setahun setelah 2 ikan mitologi Jepang, yang dikenal sebagai oarfish tertangkap hidup-hidup.

Mereka umumnya hidup di dekat dasar samudera dan hanya muncul ke permukaan ketika sebuah bencana mendekat, menurut mitos.

Dan rekaman telah muncul dari satu yang ditangkap oleh seorang nelayan minggu ini. Dalam klip itu, ikan telah diletakkan di atas meja.

Ia memiliki sirip merah panjang dan mata besar dalam bentuk yang aneh.Juru kamera menyentuh sisik makhluk itu,

Ini adalah salah satu dari dua makhluk yang ditangkap di jaring ikan, yang berukuran antara tiga dan empat meter.

Oarfish bisa tumbuh sepanjang 11 meter.

Makhluk ini secara tradisional dikenal sebagai "Ryugu no tsukai" dalam bahasa Jepang, atau "Utusan dari Istana Dewa Laut". Sudah tujuh ekor oarfish ditangkap dengan jaring di perairan utara Prefektur Toyama.

Awal pekan ini, seekor ikan oar berukuran panjang 3,2 meter (10,5 kaki) hanyut di pantai Teluk Toyama, sedangkan ikan serupa dengan panjang 4 meter (13 kaki) tersangkut di jaring ikan di lepas pelabuhan Imizu.

Oarfish yang sulit ditangkap ini biasanya muncul di kedalaman antara 200 dan 1.000 meter (650 hingga 3.200 kaki) dan ditandai oleh kulit keperakan dan sirip merah.

Secara tradisional oarfish dikenal sebagai "Ryugu no tsukai" dalam bahasa Jepang, atau "Messenger from the Sea God's Palace", yakni legenda yang mengatakan bahwa ikan itu menempatkan diri mereka di pantai di ujun gempa bumi bawah laut. Tetapi para ilmuwan membantah klaim tersebut.

“Tidak ada bukti ilmiah sama sekali untuk teori bahwa oarfish muncul di sekitar gempa besar. Tapi kami tidak dapat 100 persen menyangkal kemungkinan," kata penjaga Uozu Aquarium, Kazusa Saiba kepada CNN.

"Bisa jadi pemanasan global mungkin berdampak pada penampilan ikan oar atau alasan yang tidak kita sadari," ujarnya.

Mitos oarfish sebagai pertanda kehancuran memperoleh daya tarik setelah gempa Fukushima 2011 yang disusul tsunami. Bencana itu menewaskan lebih dari 20.000 orang. Menurut Kyodo News, setidaknya selusin oarfish telah hanyut ke garis pantai Jepang pada tahun sebelum bencana itu terjadi.

Saiba meragukan validitas teori yang mengaitkan oarfish dengan bencana tsunami. Saiba mengatakan satu penjelasan ilmiah yang mungkin adalah bahwa perubahan halus pada kerak bumi di dasar laut menjelang gempa bumi mungkin menyebabkan arus yang menggerakkan dan mendorong ikan itu dari dasar ke permukaan.

Tetapi, Osamu Inamura, direktur Uozu Aquarium, memiliki teori yang lebih ilmiah tentang penampakan ikan langka itu di Teluk Toyama. Menurutnya, ikan oar mengikuti pergerakan pasokan makanan mereka, sejenis udang mikro.

“Ketika pasokan udang mereka naik menuju plankton pada siang hari, oarfish kadang-kadang mengikuti dan tertangkap di jaring nelayan,” kata Inamura.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3074 seconds (0.1#10.140)