New Honda Mobilio Percaya Diri Hadapi di Pasar Low MPV

Kamis, 28 Februari 2019 - 08:55 WIB
New Honda Mobilio Percaya Diri Hadapi di Pasar Low MPV
New Honda Mobilio Percaya Diri Hadapi di Pasar Low MPV
A A A
JAKARTA - New Honda Mobilio resmi dikenalkan oleh PT Honda Prospect Motor (HPM) di Jakarta, Kamis (21/2) silam. Kemarin KORAN SINDO bersama sejumlah jurnalis berkesempatan melakukan test drive. Dimulai dari Cilandak Town Square, mobil dipacu menuju Rest Area KM 7 tol BSD, berputar ke Pantai Indah Kapuk (PIK), dan mengakhiri perjalanan di Ancol.

Memang tidak ada ubahan masif di New Honda Mobilio. Penyegaran yang dilakukan Honda memang tergolong minim, tetapi cukup terasa. Di antaranya lampu depan proyektor dengan LED Daytime Running Light, velg 15 inci baru, juga spoiler baru di depan, samping, dan belakang.

Di dalam kabin, ada tambahan New 6,2” Resistive Touchscreen Display Audio, warna baru pada bagian dashboard, serta interior berwarna hitam dan ivory (two-tone), serta pola kain baru yang melapisi seluruh kursi kabin.

Tantangan saat test drive kali ini adalah lomba irit bahan bakar. Seolah Honda ingin mengingatkan kembali bahwa Mobilio memiliki tenaga terbesar di kelasnya, tetapi tetap irit konsumsi bahan bakarnya. Tim kami mencatat angka 20,9 km/liter di MID, terbilang cukup irit mengingat kondisi jalan sangat macet.

Di pasar low multi-purpose vehicle (LMPV) yang ketat sekali persaingannya, Mobilio tidak lagi jadi primadona penjualan. Sepanjang 2018, Toyota Avanza tetap memimpin pasar dengan 82.167 unit. Di posisi kedua menempel ketat Mitsubishi Xpander di angka 75.075 unit, Suzuki Ertiga 32.592 unit, Daihatsu Xenia 29.521 unit, dan Honda Mobilio 23.561 unit. Di belakangnya ada pesaing asal China, Wuling Confero dengan 11.062 unit.

Sebagai perbandingan, sepanjang 2017 dan 2016 Mobilio terjual masing-masing 35.430 unit dan 39.482 unit. Sejak pertama kali diluncurkan pada September 2013, Honda Mobilio telah terjual sebanyak 221.537 unit.

Peralihan Tipe Konsumen
Bisa dibilang masa bulan madu Honda Mobilio sudah lewat. Mobilio tidak lagi dicari oleh tipe konsumen trend seeker, yakni para pembeli mobil terbaru yang melihat tren yang sedang berkembang. Konsumen tipe ini umumnya tidak terlalu berpikir soal bujet, tetapi lebih mementingkan tren mobil baru yang sedang ramai.

Hal ini diakui oleh Marketing and After Sales Service Director PT HPM Jonfis Fandy. ”Kita bukan lagi leader di segmen LMPV karena sudah berusia 4 tahun. Kita paham sekali akan hal itu,” ungkapnya.

Menurut Jonfis, konsumen Honda Mobilio beralih ke tipe smart buyer dan every day user. “Smart buyer adalah pembeli yang kritis. Tidak hanya mementingkan fitur, tapi juga memperhitungkan running cost, kenyamanan maupun resale value (harga jual kembali),” ujarnya.

Sementara everyday user, ia menambahkan, adalah konsumen yang menggunakan mobil untuk kegunaan sehari-hari dan sudah tahu mobil seperti apa yang dibutuhkan.

Lalu bagaimana upaya Mobilio untuk merangkul kedua tipe konsumen itu? ”Kita maksimalkan value yang bisa mereka dapat. Seperti yang dilakukan sekarang dengan penyegaran di eksterior maupun fitur. Mudah-mudahan konsumen bisa menerima,” ujar Jonfis sembari menyebut bahwa Honda Mobilio mengalami major change pada 2014 dan 2017.

Jonfis pun percaya bahwa Mobilio yang merupakan LMPV berdesain stylish, irit bahan bakar, dan fun to drive itu walaupun memang tidak lagi jadi leader masih sangat relevan dengan kebutuhan konsumen.

”Kita tunjukkan kelebihan-kelebihan layanan yang dimiliki Honda, termasuk running cost yang rendah,” ujar Jonfis seraya menyatakan target penjualan tahun ini tetap di angka 20.000-an.

Kelebihan itu antara lain fasilitas purnajual dengan biaya operasional rendah seperti gratis biaya jasa perawatan hingga 50.000 km/4 tahun hingga fasilitas layanan darurat 24 jam Experience Honda yang meliputi bantuan di jalan.

”Konsumen membeli dengan membaca internet, mendapat referensi, membandingkan ini dan itu, termasuk biaya yang timbul serta harga jual kembali. Soal itu kami sangat percaya diri,” ungkap Jonfis.

Dia menambahkan, LMPV adalah segmen pasar terbesar di Indonesia. Meski demikian konsumen di segmen ini sangat sensitif terhadap harga. Karena itu pihak Honda sengaja memberikan lebih banyak fitur dan value, tetapi tetap tidak menaikkan harga. ”Kita ingin memberikan benefit kepada konsumen,” katanya.

Tahun ini Jonfis menilai, pasar automotif di Indonesia masih stagnan. Bahkan dia pun belum menentukan target penjualan. ”Kita lihat kondisi sehabis pemilu, setiap bulannya akan kita pantau,” ungkapnya.

Untuk 2019 sendiri, market Indonesia masih tetap berkonsentrasi pada Low SUV dan Low MPV, serta LCGC. ”Kalau pemain besar terus meluncurkan produk baru, maka bisa mendongkrak pasar. Seperti saat Honda pertama luncurkan HR-V dan BR-V, mendadak pasar LSUV meroket. Tahun lalu pasar Low SUV justru turun,” bebernya. (Danang Arradian)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0531 seconds (0.1#10.140)