Ancam Raksasa Internet, Calon Presiden AS Ini Patut Dicontoh Capres RI

Minggu, 10 Maret 2019 - 11:58 WIB
Ancam Raksasa Internet, Calon Presiden AS Ini Patut Dicontoh Capres RI
Ancam Raksasa Internet, Calon Presiden AS Ini Patut Dicontoh Capres RI
A A A
WASHINGTON - Senator Elizabeth Warren dari Partai Demokrat telah mengajukan diri menjadi bakal calon presiden AS pada Pilpres AS 2020. Dalam posting blog yang diterbitkan hari ini, Warren mengumumkan proposal untuk memecah perusahaan teknologi terbesar di negara itu, termasuk Amazon, Apple, Facebook dan Google.

Rencana Warren itu menyerukan regulator yang ditunjuk bertugas memecah merger perusahaan teknologi yang dituding merongrong persaingan secara ilegal. Misalnya, di bawah proposal Warren, Facebook akan dipaksa untuk melepaskan pembelian Instagram dan WhatsApp.

Dilansir dari Phone Arena, Minggu (10/3/2019), Senator Warren bakal memaksa Google memberikan aplikasi navigasi Waze kemandiriannya bersama dengan Nest dan Double click. Sementara Amazon harus melepaskan Whole Foods dan Zappos.

Untuk meningkatkan keamanan data pribadi pengguna, perusahaan tidak akan diizinkan untuk mentransfer atau berbagi data ini dengan perusahaan pihak ketiga. Saat ini, beberapa perusahaan membagikan informasi ini dengan perusahaan pihak ketiga untuk membantu mereka menjual iklan yang ditargetkan.

"Inilah yang akan berubah, usaha kecil akan memiliki kesempatan yang adil untuk menjual produk mereka di Amazon tanpa takut Amazon mendorong mereka keluar dari bisnis. Google tidak dapat menekan pesaing dengan menurunkan produk mereka di Google Search. Facebook akan menghadapi tekanan nyata dari Instagram dan WhatsApp untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan melindungi privasi kami. Pengusaha teknologi akan memiliki kesempatan berjuang untuk bersaing dengan raksasa teknologi," kata Elizabeth Warren.

Rencana Warren akan menciptakan dua tingkatan berbeda dari perusahaan teknologi. Satu kelompok akan mencakup perusahaan-perusahaan yang menghasilkan USD25 miliar atau lebih secara global. Disebut "Platform Utilities", perusahaan-perusahaan ini tidak akan diizinkan untuk memiliki pasar online dan menjual produk mereka sendiri di atasnya.

Amazon Marketplace dan merek AmazonBasic-nya adalah contoh. Warren mengatakan, ini akan memungkinkan perusahaan kecil untuk menjual barang dagangan mereka di Amazon tanpa harus menghadapi persaingan dari Amazon sendiri.

Di bawah proposal ini, Google juga dipaksa untuk memulai bisnis pencariannya. Kelompok lain terdiri dari perusahaan yang melaporkan pendapatan global di bawah USD25 miliar per tahun.

Sementara perusahaan dalam kelompok ini juga akan menghadapi beberapa peraturan, perusahaan yang lebih kecil ini tidak akan menghadapi pembatasan yang sama dalam menjual produknya sendiri di situs perdagangan yang mereka miliki.

Rencana itu juga akan memungkinkan Kejaksaan Agung Negara, atau konsumen yang terluka, untuk menuntut ketika perusahaan telah melanggar aturan baru. Setiap perusahaan yang ditemukan telah melanggar peraturan ini akan dipaksa untuk membayar denda 5% dari pendapatan global perusahaan.

Warren bukan satu-satunya kandidat presiden dari Partai Demokrat yang ingin memaksakan lebih banyak peraturan pada perusahaan teknologi. Vermont Senator Bernie Sanders dan Senator Minnesota Amy Klobuchar, keduanya berusaha untuk menggulung perusahaan teknologi.

Senator California, Kamala Harris, yang mewakili perusahaan-perusahaan yang berlokasi di negara bagian seperti Apple dan Google, telah memfokuskan pada isu panas tentang privasi konsumen. Dia belum membahas membatasi pengaruh yang dimiliki raksasa teknologi.Apa yang dilakukan Senator Elizabeth Warren sebagai bakal calon presiden AS tentu patut ditiru pasangan capres-cawapres yang mengikuti Pilpres 2019 di Indonesia. Sang sentor berani mengusik kemapanan raksasa internet demi memberikan peluang usaha yang sama bagi pengusaha kecil.Kondisi e-commerce di Indonesia juga sama. Marketplace lebih banyak dipenuhi oleh produk impor ketimbang lokal. Begitu juga dengan industri periklanan yang didominasi oleh raksasa internet semacam Google, Facebook dan YouTube. Sementara industri media di Tanah Air, satu per satu tutup menutup gerainya.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9483 seconds (0.1#10.140)