China Diprediksi Tidak Akan Kasih Ampun Google dan Android

Senin, 27 Mei 2019 - 14:35 WIB
China Diprediksi Tidak Akan Kasih Ampun Google dan Android
China Diprediksi Tidak Akan Kasih Ampun Google dan Android
A A A
BEIJING - Google dan sistem operasi ponsel pintar Android telah menghentikan bisnis dengan perusahaan ponsel China Huawei. Langkah Google menarik layanan mereka untuk Huawei dinilai malah akan mempersulit raksasa pencarian itu masuk kembali ke pasar China.

Seperti dilansir dari AFP langkah itu menyusul pernyataan dari pemerintah AS yang menyatakan Huawei sebagai ancaman keamanan nasional.

Presiden Donald Trump telah melarang perusahaan AS berbisnis telekomunikasi dengan perusahaan-perusahaan asing yang dinyatakan sebagai ancaman untuk keamanan nasional AS..

Langkah itu menarget Huawei, perusahaan telekomunikasi raksasa China, yang masuk dalam daftar Departemen Perdagangan AS. Perusahaan-perusahaan AS harus mendapat izin dari pemerintah AS sebelum melakukan hubungan dagang dengan perusahan-perusahan asing dalam daftar tersebut.

Google akan menghentikan kegiatan bisnis dengan Huawei, yang termasuk transfer perangkat keras, perangkat lunak dan layanan teknis yang tidak tersedia secara umum. Artinya, Huawei hanya bisa menggunakan versi lisensi open source Android, kata seorang sumber yang mengetahui masalah itu kepada AFP.

Huawei juga tidak bisa lagi mengakses aplikasi dan layanan dengan paten Google, seperti layanan surel Gmail.

“Kami tunduk pada perintah dan sedang mengkaji dampak-dampaknya,” kata juru bicara Google kepada AFP.

Langkah itu bisa menimbulkan dampak besar karena Google, seperti semua perusahaan teknologi, harus bekerja sama dengan pembuat ponsel pintar untuk memastikan sistem-sistemnya sesuai dengan gawai-gawai buatan mereka.

Huawei sedang berkembang pesat menjadi pemimpin teknologi 5G, tapi masih tergantung dengan para pemasok asing.

Huawei menjadi target kampanye Washington yang mencoba membujuk para negara sekutu untuk tidak membiarkan China berperan dalam membangun jaringan ponsel 5G generasi berikutnya.

Padahal Negara Tirai Bambu tersebut merupakan pasar yang sangat menguntungkan.

"Mereka berjalan lebih pada tali politik daripada pemain lain. Pencetak uang terbesar sekelas Google tidak akan ada di sana," kata Bob O'Donnell Presiden Techanalysis Research, dilansir dari CNET

Langkah Google tersendat pada 2010. Google menarik diri dari pasar pencarian China setelah salah satu pendiri Sergey Brin mengutip kebijakan "totaliter" pemerintah, termasuk penyensoran web.

Sejak itu, Google berulang kali mencoba kembali ke pasar yang besar dan menarik, hanya untuk menarik kemarahan anggota parlemen dan pendukung hak asasi manusia.

Berita soal proyek kembalinya Google ke China, Dragonfly, muncul lagi tahun lalu. Google menyebut pekerjaan itu hanya berupa proyek eksplorasi.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.4094 seconds (0.1#10.140)