Intel, Qualcomm Hingga Google Lobi Pemerintah AS Soal Huawei

Senin, 17 Juni 2019 - 16:01 WIB
Intel, Qualcomm Hingga Google Lobi Pemerintah AS Soal Huawei
Intel, Qualcomm Hingga Google Lobi Pemerintah AS Soal Huawei
A A A
BEIJING - Kedua perusahaan teknologi Qualcomm dan Intel dikabarkan berusaha melobi pemerintah Amerika Serikat untuk meringankan sanksi pada Huawei.

Dilansir dari Reuters, Senin (17/6/2019), dimotori oleh Intel dan Xilinx Inc, para eksekutif perusahaan mengadiri pertemuan dengan Departemen Perdagangan untuk membahas tanggapan atas masuknya Huawei ke dalam daftar hitam AS. Qualcomm dicatat juga turut melakukan pertemuan dengan Departemen terkait.

Seperti diketahui karena alasan keamanan, pemerintah AS melarang pemasok asal negaranya untuk menjual ke Huawei tanpa persetujuan khusus.

Para perusahaan pembuat chip itu berpendapat bahwa produk Huawei seperti smartphone dan server komputer menggunakan komponen yang tersedia secara umum dan kecil kemungkinan berpotensi jadi bahaya keamanan seperti infrastruktur telekomunikasi 5G buatan perusahaan asal China itu.

"Hal ini bukan tentang menolong Huawei. Akan tetapi untuk mencegah kerusakan pada perusahaan-perusahaan Amerika," kata seorang sumber.

Dari jumlah USD 70 miliar yang dihabiskan Huawei untuk membeli komponen di tahun 2018, sebanyak USD 11 miliar di antaranya ditujukan untuk komponen dari perusahaan AS semacam Qualcomm, Intel dan Micron Technology.

Asosiasi Industri Semikonduktor (SIA) mengaku pihaknya mengatur konsultasi dengan pemerintah AS atas nama perusahaan untuk membantu mereka mematuhi. Selain itu juga memberi tahu para pejabat tentang efek samping kebijakan yang pemerintah buat perusahaan.

Selain para perusahaan chip, perusahaan besar lain semacam Google juga melobi agar tetap bisa berhubungan bisnis dengan Huawei.

Dalam sebuah wawancara, Andrew Williamson, Vice President Public Affairs Huawei, mengatakan perusahaan tidak pernah meminta siapa pun secara khusus untuk melobi atas nama Huawei.

"Mereka melakukannya atas keinginan sendiri karena bagi banyak dari mereka, Huawei adalah konsumen besar," ujar Andrew
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.9691 seconds (0.1#10.140)