Motor Pinjamannya Selamatkan Nyawa Ibu dan Anak di Larantuka

Minggu, 23 Juni 2019 - 08:31 WIB
Motor Pinjamannya Selamatkan Nyawa Ibu dan Anak di Larantuka
Motor Pinjamannya Selamatkan Nyawa Ibu dan Anak di Larantuka
A A A
Tangan yang menyembuhkan tidak dapat menyembuhkan jika tidak sampai ke pasien. Kalimat itu meluncur dari mulut Mansetus Balawala, sang pelibas tantangan dari Larantuka.

Siapa Mansetus Balawala? Di balik sosoknya yang kalem, Mansetus memiliki hati bak malaikat. Semua berawal dari jeritan hatinya setelah melihat tingginya angka kematian ibu dan anak di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bila dicari di peta Indonesia, Larantuka merupakan kecamatan sekaligus ibu kota Kabupaten Flores Timur, satu dari empat pulau besar di NTT. Secara geografis, Larantuka berada di bawah kaki Gunung Mandiri yang merupakan kawasan pesisir. Warga Larantuka banyak yang tinggal di daerah perbukitan yang masih sangat sulit mendapat akses transportasi.

Nah, sulitnya akses transportasi di Larantuka itulah yang membuat petugas kesehatan kesulitan dalam melakukan pelayanan terhadap warga dengan cepat. Fakta memprihatinkan itu menggerakkan hati Mansetus untuk berani melibas tantangan alam tersebut.

"Saya teringat dengan ucapan seorang dokter yang mengatakan kepada saya bahwa tangan yang menyembuhkan tidak dapat menyembuhkan jika mereka tidak bisa menjangkau pasien,"tutur Mansetus kepada Sindonews di Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Dia mengisahkan ketika di daerahnya diserang wabah diare di awal tahun 80an membuat banyak balita terpaksa meregang nyawa. Kondisi itu disebabkan fasilitas pelayanan kesehatan hanya ada di pusat kecamatan yang berjarak sekitar 15 kilometer dari rumah warga. Kontur jalanan yang jelek dan sulitnya akses transportasi membuat warga terlambat mendapat pelayanan kesehatan. ’’Praktis mereka hanya mengandalkan dukun kampung. Peristiwa miris itu terlupakan begitu saja,’’ungkapnya.

Setelah lulus dengan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT, Mansetus cepat-cepat pulang ke kampung halamannya. "Tahun 2000, ketika selesai menempuh pendidikan di Kupang, saya langsung kembali ke Larantuka. Sesuatu harus dilakukan,"tuturnya.

Dia pun terinspirasi melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk memotong mata rantai penyebab tingginya angka kematian ibu dan anak di Larantuka. ’’Kami kemudian melakukan pencarian di internet dan menemukan Millennium Rider, komunitas pengendara motor di luar negeri. Kami jelaskan mengenai rencana kami. Mereka menyetujui untuk membantu kami. Awalnya, kami memiliki 11 unit sepeda motor yang dipinjamkan ke petugas kesehatan untuk pelayanan,’’bebernya.

Hatinya semakin tergerak setelah mendapat curhatan dari petugas kesehatan dan penyuluh lapangan keluarga berencana di Larantuka. Mereka mengeluhkan sulitnya akses transportasi ketika akan melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa terpencil dengan cepat. Kendala akses transportasi karena buruknya jalur jalan yang dilalui ke rumah pasien membuat angka kematian ibu dan anak di Flores cukup tinggi. ’’Dari data yang kami punya, 70 jiwa melayang dalam setahun karena terlambat mendapat pelayanan kesehatan,’’ungkap Mansetus.

Akses transportasi tidak memadai dan alam yang ganas di daerah perbukitan membuat petugas kesehatan sering terlambat dalam melakukan tindakan kesehatan. Dua tahun berikutnya, pada 2002, Mansetus bersama beberapa rekannya mendirikan Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) NTT.

Yayasan inilah yang memperkenalkan program peminjaman sepeda motor untuk membantu kegiatan operasional petugas kesehatan hingga ke desa terpencil. Bagi Mansetus,meminjamkan motor untuk operasional dokter, mantri, atau bidan menjadi solusi terbaik saat itu untuk mendekatkan akses kesehatan kepada masyarakat sekaligus menolong lebih banyak nyawa ibu dan anak.

"Kalau memakai motor, para dokter, bidan dan mantri bisa lebih cepat melakukan tindakan kesehatan karena bisa menjangkau rumah pasien dalam kondisi darurat," katanya. ’’Syukurlah, setelah mantra, bidan, dan dokter memakai sepeda motor dalam pelayanan kesehatan ke rumah warga, jumlah angka kematian ibu dan anak di Larantuka semakin menurun karena cepat mendapat pertolongan,’’lanjutnya.

Selain meminjamkan sepeda motor untuk operasional, Mansetus juga turun tangan membantu di lapangan. Dia membantu mengantarkan dokter dan bidan setempat menembus wilayah pedalaman saat pelayanan kesehatan.

Saat ini, YKS NTT memiliki 14 armada motor yang membantu 10 petugas kesehatan dalam melakukan pelayanan di Larantuka. Dari 10 tenaga medis, dua di antaranya perempuan. ’’Untuk saat ini armada kita memakai sepeda motor bebek. Ke depan, kita akan menggantinya dengan Honda CRF 150 untuk menyesuaikan kondisi jalan di pedalaman Larantuka yang banyak berada di perbukitan,’’jelasnya.

Untuk memastikan kondisi sepeda motor selalu dalam kondisi prima,Mansetus juga menyediakan jasa bengkel gratis bagi motor-motor yang dipinjamkan kepada petugas. Tak hanya itu, dia juga memberikan pelatihan berkendara bagi bidan dan mantri. ’’Kami memberikan perawatan sepeda motor itu dengan bengkel gratis. Tujuannya menjamin kenyamanan sepeda motor untuk men-support petugas kesehatan di lapangan,’’ujarnya.

Dengan jumlah 14 armada sepeda motor tersebut, hingga saat ini, YKS yang dipimpin Mansetus mampu melayani 32.000 penduduk yang tersebar di 44 desa di Larantuka, Flores Timur, NTT. Mansetus mengungkapkan jumlah armada operasional akan bertambah setelah mendapat bantuan dari berbagai pihak baik dari dalam dan luar negeri.

Motor Pinjamannya Selamatkan Nyawa Ibu dan Anak di Larantuka


Spirit energi positif yang ditebar Mansetus ini menginspirasi Shell Lubricants untuk mengampanyekan Shell Advance #LibasTantanganKita. Aksi nyata Mansetus sesuai dengan pilar Unseen Heroes dari kampanye Shell Untuk Indonesia dalam mendukung sosok yang bermanfaat bagi sesama namun seringkali tidak terlihat.

’’Apresiasi kami untuk para bikers dalam kesehariannya yang terus exited dengan energi positif melibas tantangan memenuhi dalam mencapai aspirasinya. Dan, hal ini terkadang bukan hanya untuk keluarga juga komunitas bahkan lebih dari itu bisa memberikan kontribusi lebih kepada bangsa,’’kata Dian Andyasuri, Direktur Pelumas PT Shell Indonesia.

Dian berharap kampanye Shell Advance #LibasTantanganKita bisa menginspirasi motoris di Indonesia untuk bersama menebar energi positif dalam melibas tantangan hidup. ’’Pak Mansetus menjadi contoh nyata sosok Unseen Heroes yang menjadi pilar Shell Untuk Indonesia untuk bersemangat menebar energi positif sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi keluarga, komunitas dan Negara,’’ujarnya.

Ketulusan hati Mansetus mengetuk hati Rio Dwanto, selebritas yang menjadi brand ambassador Shell Advance Indonesia. Dia mengapresiasi aksi nyata Mansetus yang tanpa pamrih membantu memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan secara cepat untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi di Larantuka.

’’Spirit Unseen Heroes seperti Pak Mansetus ini yang harus kita sebarluaskan kepada semuanya. Konsistensi Pak Mansetus mampu memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat untuk menjangkau daerah yang sulit dijangkau akses transportasi dan pelayanan kesehatan,’’terang Rio.

Shell Advance juga mengajak masyarakat di seluruh Indonesia untuk mendukung Mansetus dan komunitasnya melalui voting online dalam Shell Advance #LibasTantanganKita. Tujuannya untuk memilih bantuan yang dapat direalisasikan Shell Advance kepada Mansetus dan komunitasnya agar tetap konsisten dalam membantu sesamanya dalam melibas tantangan di Larantuka.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9855 seconds (0.1#10.140)