84% Konten Disinformasi Medis di Facebook Tidak Diberi Label

Senin, 24 Agustus 2020 - 16:56 WIB
loading...
84% Konten Disinformasi Medis di Facebook Tidak Diberi Label
Ilustrasi Facebook. FOTO/ IST
A A A
MENLO PARK - Sebagian besar postingan Facebook (84%) yang berisi disinformasi medis ternyata belum di-take down. Bahkan unggahan-unggahan ini juga tak diberi label atau peringatan.(Baca juga: Dibujuk Soetrisno Bachir, Amien Rais Diyakini Ogah Balik ke PAN )

Konten disinformasi kesehatan yang berisikan sejumlah klaim dan saran medis palsu ini, baru 16% dari unggahan tersebut yang telah diberi label hoaks, tidak benar, atau pun berbahaya oleh Facebook.

Berdasarkan laporan dari Avaaz, sebuah organisasi nirlaba AS, ada 174 konten yang sudah diperiksa lembaga pemeriksa fakta independen yang di dalamnya berisi konten disinformasi.

Avaaz menemukan, banyak unggahan disinformasi ini menjangkau dan disaksikan jutaan orang. Bahkan, konten disinformasi tersebut telah dilihat hingga 3,8 miliar kali di Facebook, hanya di lima negara, yakni AS, Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia.

Volume tertingginya pada bulan April, di mana ketika pandemi Covid-19 mulai menyebar di seluruh dunia. Avaaz pun menyebut Facebook merupakan "ancaman besar" bagi kesehatan masyarakat.

Selain itu, ditemukan juga bahwa konten dari 10 website terbesar menyebarkan disinformasi kesehatan. Parahnya, konten dari website besar ini berpeluang dilihat empat kali lipat lebih banyak di Facebook.

Avaaz menegaskan, Facebook harus menempatkan koreksi independen dan pemeriksa fakta mengenai disinfomasi di platformnya.

Menurut Avaaz, upaya ini bisa mengurangi tingkat kepercayaan orang terhadap disinformasi di Facebook, setidaknya hingga 50 persen. Dan dikatakan Facebook harus mengubah algoritmanya untuk mengurangi jangkauan misinformasi hingga 80%.

"Facebook belum secara efektif menerapkan solusi ini pada skala dan kecanggihan yang diperlukan untuk mengalahkan infodemik ini, meskipun ada teguran berulang kali dari dokter dan pakar kesehatan untuk melakukannya," kata Avaaz dilansir dari Business Insider, Senin (24/8/2020).
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1811 seconds (0.1#10.140)