Bermodal Rp2,1 Triliun, India Luncurkan Misi ke Bulan

Selasa, 23 Juli 2019 - 12:44 WIB
Bermodal Rp2,1 Triliun, India Luncurkan Misi ke Bulan
Bermodal Rp2,1 Triliun, India Luncurkan Misi ke Bulan
A A A
NEW DELHI - India sukses meluncurkan misi kedua ke bulan setelah sepekan mengalami penundaan karena faktor teknis. Chandrayaan-2 meluncur pada pukul 14.43 waktu setempat kemarin dari stasiun antariksa Sriharikota.

Kepala Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO) Kailasavadivoo Sivan mengungkapkan lembaganya bangkit kembali dengan penuh semangat setelah penundaan misi kedua beberapa waktu lalu. India masih sangat berharap misi senilai USD150 juta (Rp2,1 triliun) akan mendarat di kutub selatan bulan.

Upaya peluncuran Chandrayaan-2 disiarkan langsung di beberapa stasiun televisi dan akun media sosial milik ISRO. Tepuk tangan membahana di ruang kontrol ISRO beberapa menit setelah peluncuran, demikian juga setelah roket berhasil menyentuh bagian luar atmosfir. Itu menjadi misi yang sangat kompleks bagi ISRO.

Itu adalah awal dari petualangan sejarah India menuju bulan,” kata Sivan dalam pidatonya setelah peluncuran, dilansir BBC kemarin. Menurut Sivan, penundaan peluncuran Chandrayaan-2 pada 15 Juli lalu berhenti pada menit ke-56 sebelum peluncuran dilaksanaan karena faktor teknis yang terlihat pada sistem wahana peluncuran.

Media India melaporkan kendala teknis tersebut adalah kebocoran dari botol gas helium dalam mesin cryogenic di roket. Bahan bakar roket tersebut mengering dan para ilmuwan berusaha memecahkan masalah tersebut. “Itu sederhana untuk diperbaiki, tapi bisa menjadi permasalahan serius jika mengalami kegagalan total,” ujar sumber di ISRO.

Misi pertama ke bulan pada 2008 yakni Chandrayaan-1 tidak berhasil mendarat di permukaan bulan. Misi tersebut sebenarnya untuk mencari air di bulan dengan radar. Sedangkan Chandrayaan-2 akan mencoba menjelajah kutub selatan bulan. Misi kedua fokus untuk menjelajah permukaan bulan dan mencari air dan mineral serta mengukur gempa di bulan.

India menggunakan roket berkekuatan penuh, yakni Geosynchronous Satellite Launch Vehicle Mark III (GSLV Mk-III), pada misi ini. Itu memiliki berat 640 ton atau 1,5 kali lebih berat dibandingkan pesawat jumbo 747. Roket itu memiliki ketinggian 44 meter atau setara dengan gedung 14 lantai.

Wahana antariksa memiliki berat 2.379 kg dengan tiga bagian terpisah yakni, orbiter, pendarat, dan penjelajah. Orbiter memiliki masa hingga satu tahun dan bertugas untuk mengambil gambar di permukaan bulan. Sedangkan pendarat yang diberi nama Vikram bertujuan menganalisis tanah di bulan. Kalau penjelajah bernama Pragyan yang memiliki daya tahan selama 14 hari bisa berjalan sekitar setengah kilometer dari mesin pendarat dan mengirimkan data serta gambar ke bumi untuk dianalisis.

“India berharap bisa mendapatkan swafoto pertama dari permukaan bulan saat penjelajah melaksanakan tugasnya,” kata Sivan.

Sejauh ini, pendaratah mulus di bulan hanya baru dilaksanakan tiga negara yakni AS, China, dan Rusia. Jika India berhasil, itu akan menjadi kesuksesan dan prestasi bagi ISRO. Itu juga bisa menjadi fondasi bagi misi India untuk mendarat di Mars dan asteroid. Lebih penting lagi, itu akan membuka kemungkinan India mengirimkan astronot ke bulan. India sendiri berencana mengirimkan penerbangan antariksa dengan awak pada 2022.

Pada 2014 lalu, India sukses mengirimkan satelitnya ke orbit di sekitar Mars. New Delhi menjadi negara keempat di dunia yang bisa melakukan hal itu. 2017 lalu, India menciptakan sejarah dengan sukses meluncurkan 104 satelit pada satu misi dan mengalahkan Rusia yang hanya mengirimkan 37 satelit pada satu misi pada 2014 lalu.

Semua mata kini tertuju pada keperkasaan India dalam mengembangkan strategi antariksanya. Simonetta Di Pippo, Direktur kantor PBB untuk Hubungan Antariksa Luar, menegaskan kepentingan global pada misi India telah memuncak. “Kajian pada misi itu tentang topgrafi bulan, mineral, elemen, atmosfir bulan dan es akan berkontribusi pada perkembangan sains manusia,” katanya.

Pujian itu membuat komunitas ilmuwan antariksa India semakin kaget. “Banyak hal yang bisa membatalkan misi, meskipun tidak ada batu penghalang karena semuanya memahami kompleksitasnya,” tutur Sivan.

Peluncuran misi ke bulan sejauh 384.000 km itu sebenarnya hanya membutuhkan waktu 54 hari. ISRO memilih rute sirkuit dengan mengambil keuntungan gravitasi bumi. Itu juga akan memudahkan penghantaran satelit ke bulan. Kenapa? India tidak memiliki roket yang kuat dengan jalur langsung.

ISRO berharap pendarat bulannya bisa mencapai bulan pada 6-7 September mendatang. Perjalanan itu sekitar enam pekan atau lebih lama empat hari dibandingkan Apollo 11.

“Ada waktu selama 15 menit bagi ilmuwan ketika pendarat dilepaskan dan tiba di kutub selatan bulan,” papar Sivan. Pendaratan wahana, menurut Sivan, merupakan operasi otonom yang tergantung dengan sistem. Tapi, pendarat itu bisa mengalami kecelakaan di permukaan bulan.

Sebanyak 1.000 teknisi dan ilmuwan bekerja untuk menyukseskan misi tersebut. Namun, ISRO untuk pertama kali memimpin perempuan untuk memimpin ekspedisi tersebut. Dua perempuan tersebut mengendalikan petualangan India ke bulan. Mereka adalah Direktur Program Muthaya Vanitha yang telah bekerja mengembangkan Chandrayaan-2 selama bertahun-tahun. Kemudian, Chandrayaan-2 juga akan dinavigasi oleh Ritu Karidhal.

Memicu Generasi Muda Cinta Sains
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengungkapkan Chandrayaan-2 merupakan wahana antariksa yang unik karena itu akan mengeksplorasi bulan. "Itu juga akan mengkaji wilayah kutub selatan bulan yang tidak pernah dieksplorasi dan diambil sampelnya pada misi sebelumnya," kata Modi.

Dia mengungkapkan, kesuksesan peluncuran Chandrayaan-2 menjadi kebanggaan setiap warga India. "Peluncuran itu menunjukkan kerja keras dan tekad bulat para ilmuwan India untuk membentuk garda depan sains," ujarnya.

Kesuksesan peluncuran Chandrayaan-2, menurut Modi, juga akan mendorong generasi muda India yang memiliki masa depan cerah untuk mencintai sains, inovasi dan penelitian berkualitas. "Terima kasih Chandrayaan, program bulan India yang akan meningkatkan substansinya. Pengetahuan kita tentang bulan akan segera meningkat," katanya.

Selain Modi, Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman juga mengucapkan selamat kepada tim ISRO atas peluncuran Chandrayaan-2. Menteri Besar Punjak Amarinder Singh juga berdoa agar ISRO mendapatkan keberuntungan dengan peluncuran Chandrayaan-2 ke kutub selatan bulan.

Misi Chandrayaan-2 sangat signifikan bagi India. Pasalnya, India ingin menjadi pemain besar dalam antariksa dan mengirimkan astronot India ke antariksa pada 2022.

“India ingin menunjukkan, khususnya PM Narenda Modi, bahwa India adalah kekuatan besar,” kata Rajeswari Pillai Rajagopalan, Kepala Insiatif Kebijakan Antariksa dan Nuklir di Observer Research Foundation, dilansir CNN. “India ingin diperlakukan sebagai kekuatan besar Indo-Pasifik,” paparnya.

Setelah misi Chandrayaan-1 dan Chandrayaan-2, India sedang menyiapkan Chandrayaan-3, yang dijadwalkan akan meluncurkan misi ke bulan pada 2023-2024. (Andika Hendra M)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8294 seconds (0.1#10.140)