Inilah Proses Pengungkapan Keberadaan Zat Pencipta Alam Semesta

Sabtu, 26 Oktober 2019 - 16:15 WIB
Inilah Proses Pengungkapan Keberadaan  Zat Pencipta  Alam Semesta
Inilah Proses Pengungkapan Keberadaan Zat Pencipta Alam Semesta
A A A
NEW YORK - Temuan zat pencipta asal muasal alam semesta oleh para ilmuan menggegerkan jagat sains dunia. Penelitian ini sendiri diterbitkan 22 Oktober 2019 dari Astrophysical Journal, penemuan ini memberikan wawasan baru tentang langkah-langkah pertumbuhan pertama kali dari beberapa galaksi yang akan menjadi galaksi terbesar di alam semesta.

Astronom University of Arizona, Christina Williams, penulis utama penelitian ini, memperhatikan gumpalan cahaya redup dalam perlatan pengamatan sensitif baru. Kumpulan Berita Temuan Ilmuan yang Berkaitan dengan Alquran Mereka menggunakan teleskop radio Atacama Large Millimeter Array, atau ALMA, disana terdapat 66 teleskop radio dan berada di sebuah pegunungan di Chili.

"Galaksi ini sangat misterius karena cahaya tampaknya tidak terkait dengan bentuk galaksi yang pernah ditemukan," kata Williams, seorang postdoctoral fellow National Science Foundation di Steward Observatory.
"Ketika saya melihat galaksi ini, bentuknya terlihat pada panjang gelombang lain, menunjukan galaksi ini mungkin sangat jauh dan tersembunyi oleh awan debu di ruang angkasa."

Para peneliti memperkirakan bahwa sinyal yang tertangkap di teleskop radio. Datang dari tempat yang begitu jauh sehingga membutuhkan waktu perjalanan 12,5 miliar tahun untuk mencapai Bumi, oleh karena itu memberi kita pandangan tentang alam semesta ketika mereka semua masih bayi. Baca Juga: Berita Fakta-Fakta Hubungan Sains dengan Alquran

Mereka berpikir emisi yang diamati disebabkan pancaran partikel debu yang dipanaskan oleh bintang-bintang yang membentuk jauh di dalam galaksi muda. Awan debu raksasa menutupi cahaya bintang-bintang itu sendiri, membuat bentuk galaksi aslinya sama sekali tidak terlihat.

Rekan penulis studi, Ivo Labbé, dari Universitas Teknologi Swinburne, Melbourne, Australia, mengatakan: “Kami menemukan bentuk galaksi ini, sebenarnya sebuah galaksi monster raksasa dengan bintang yang jumlahnya setara bintang di galaksi Bima Sakti, tetapi disana sedang sibuk atau penuh dengan aktivitas, membentuk 100 kali lebih banyak bintang-bintang baru dari aktivitas galaksi kita sendiri. "

Penemuan ini memecahkan pertanyaan lama dalam astronomi, kata para penulis. Studi terbaru menemukan beberapa galaksi terbesar di alam semesta muda tumbuh dan menjadi dewasa tapi sangat cepat, hasil yang tidak dipahami secara teoritis kata para peneliti.

Galaksi-galaksi dewasa yang masif terlihat ketika alam semesta baru berusia balita kosmik atau 10% dari usia saat ini. Yang lebih membingungkan lagi, galaksi-galaksi dewasa ini muncul entah dari mana: para astronom sepertinya tidak dapat menangkap mereka ketika sedang terbentuk.

Galaksi yang lebih kecil telah terlihat di alam semesta awal dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble, tetapi makhluk seperti itu tidak tumbuh cukup cepat untuk memecahkan teka-teki yang dipertanayakan peneliti sebelumnya.

Galaksi monster lain juga telah ditemukan sebelumnya, tetapi penampakan mereka terlalu jarang sehingga penjelasannya yang memuaskan.

"Galaksi monster yang tersembunyi memiliki bahan yang tepat untuk menjawab mata rantai yang hilang itu," Williams menjelaskan, "karena mereka mungkin saja sudah ada dan jauh lebih umum."

Pengamatan untuk studi saat ini harus dimanati oleh teleskop ke satu bagian kecil dari langit, kurang dari 1/100 bulan purnama.
Peneliti hanya mengamati 1 % dari bidang ukuran bulan saja, untuk pengamatan tersebut

Seperti halnya mahluk Yeti, menemukan jejak kaki makhluk masih menjadi cerita mitos dari sebidang kecil hutan belantara. Jadi melihat galaksi yang begitu jauh dan baru terbentuk, menjadi pertanda keberuntungan luar biasa atau tanda bahwa monster tersebut memang ada, hanya saja mereka benar-benar bersembunyi di mana-mana.

Williams mengatakan bahwa para peneliti sedang menunggu peluncuran teleskop antariksa James Webb NASA Maret 2021 untuk menyelidiki objek-objek seperti ini secara lebih rinci.

"Teleskop baru JWST dapat melihat benda benda dengan jejak inframerah yang tertutup dan menembus melalui tabir debu sehingga kita dapat belajar seberapa besar ukuran galaksi ini sebenarnya dan seberapa cepat mereka tumbuh, untuk lebih memahami mengapa model galaksi yang dikemukakan sebelumnya akhirnya gagal menjelaskan secara lengkap."

Dibawah ini ilustrasi gambar dari galaksi purba . Terlihat memiliki cahaya yang meletup berdasarkan data pengamatan teleskop ALMA.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8895 seconds (0.1#10.140)